news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Relasi Antara Islam dan Ekonomi

PAVITA SALADINA NOLANI
Mahasiswa Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
17 September 2021 12:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PAVITA SALADINA NOLANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by Stevepb from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Image by Stevepb from Pixabay
ADVERTISEMENT
Halo teman-teman! Pada kesempatan kali ini, yuk kita bahas mengenai relasi islam dan ekonomi. Islam itu merupakan salah satu agama terbesar di dunia. Kalian sadar ga sih? Agama islam itu memengaruhi setiap aspek kehidupan manusia, salah satunya yaitu bidang ekonomi. Nah, apa sih ekonomi itu? Tentunya sudah tidak asing lagi ya bagi kita mengenai ekonomi ini. Secara pengertiannya ekonomi adalah ilmu dan perilaku tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Di dunia ini terdapat tiga sistem perekonomian, yaitu sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan ekonomi sistem ekonomi islam.
ADVERTISEMENT
Yuk, kita bahas satu – satu. Pertama, sistem ekonomi kapitalis, tumpuan dalam aktivitas ekonomi ini yaitu pada individu. Kedua, sistem ekonomi sosialis yang tumpuan utamanya adalah pemerintah. Sistem ekonomi kapitalis dianggap lebih unggul dari sistem ekonomi sosialis semenjak runtuhnya Uni Soviet. Ketiga, sistem ekonomi islam yang tumpuannya untuk mensejahterakan masyarakat. Ekonomi islam muncul karena adanya larangan riba dalam Al – Qur’an.
Konsep Riba
Teman-teman di sini mungkin bertanya sebenarnya riba itu apa ya? Riba merupakan pengambilan harta dalam harta pokok secara batil atau bertentangan dengan prinsip islam, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam – meminjam. Jadi teman-teman riba itu membuat pinjaman atau utang kita semakin banyak. Nah, riba ini dilarang dalam islam. Kenapa dilarang? Jadi, dalam konsep riba itu pada dasarnya hanya menguntungkan pihak pemilik modal saja, tetapi memelaratkan kaum dhuafa.
ADVERTISEMENT
Riba itu dibagi menjadi dua kelompok. yaitu riba utang-piutang dan riba jual beli. Riba utang – piutang dibagi menjadi 2, yaitu riba qardh dan riba jahiliyah. Sedangkan riba jual beli dibagi menjadi 2 juga, yaitu riba fadhl dan riba nasi’ah. Pertama, riba qardh, yaitu suatu tambahan yang diambil dengan tingkat kelebihan tertentu yang diisyaratkan kepada yang berhutang. Kedua, riba jahiliyah yaitu suatu tambahan dari pokok pinjaman dikarenakan peminjam tidak bisa membayar utang tepat waktu. Ketiga, riba fadhl yaitu pertukaran barang ribawi sejenis dengan takaran yang berbeda. Keempat, riba nasi’ah yaitu penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan barang jenis riba lainnya.
Setelah mengenal riba, ada satu lagi istilah yang pastinya kalian sudah sering dengar. Yaitu “bunga”, tentunya bukan bunga dalam artian tumbuhan ya teman – teman. Bunga yang dimaksud disini, yaitu biaya tambahan yang dikenal dalam transaksi pinjaman uang yang dihitung dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan atau hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu, dihitung secara pasti di muka, dan berdasarkan persentase. Konsep bunga juga diharamkan dalam islam, karena lebih banyak mudharatnya daripada manfaat.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya praktik bunga dan riba itu sama. Karena riba dan bunga itu dilarang, kemudian ekonomi islam menerapkan satu sistem yang dinamakan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil, yaitu ketika pemilik modal bekerja sama dengan pengusaha untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila dalam kegiatan usaha itu mengalami keuntungan, maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya apabila kegiatan usaha menderita kerugian, maka kerugian pun di tanggung bersama. Dengan prinsip ini tentunya akan lebih aman ya.
Adanya ekonomi islam ini tentunya membawa kita ke jalan yang benar yang dikehendaki oleh Allah SWT. Dengan menjauhi riba kita setidaknya terjauhi dari utang – utang yang dapat memelaratkan. Dalam kepemilikan harta pun kita tidak boleh serakah, karena sesungguhnya harta yang kita miliki adalah milik Allah SWT. Apabila ada kesempatan untuk menjadi lebih baik, kenapa tidak?.
ADVERTISEMENT
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:3B2Pc_7RYBoJ:https://jurnal.stieaas.ac.id/index.php/jei/article/download/138/130+&cd=21&hl=en&ct=clnk&gl=id
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/IQT/article/view/137/128