Abror, Pasien Kanker Mata yang ingin Melihat Dunia secara Langsung

Muda Peduli
Volunteer untuk pedulisehat.id
Konten dari Pengguna
22 Maret 2019 11:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muda Peduli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dokumentasi: pedulisehat.id
Ketika seorang balita tampak tumbuh dengan sehat dan normal, sebagai orang tua tentunya akan merasa sangat bersyukur akan hal itu. Lain halnya dengan Muhammad Nur Abror Romadhon yang bisa disapa Abror, anak dari Bapak Nanang Sunandar dan Ibu Siti Nur Annisa yang saat ini berusia 2 tahun 6 bulan, yang terlihat tumbuh normal selayaknya anak lainnya, tetapi ternyata tidak juga.
ADVERTISEMENT
Berawal saat Abror berusia 6 bulan, di matanya ada sesuatu yang terlihat seperti mata kucing. Kedua orang tuanya melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang normal-normal saja, sehingga mereka membiarkannya. Hingga pada akhirnya Abror hampir berusia 2 tahun, muncullah katarak di matanya. Kami pun lalu membawa Abror berobat ke rumah sakit daerah dan langsung dioperasi. Setelah katarak di mata kiri Abror diangkat, pada saat itulah orang tuanya baru tahu bahwa matanya yang terlihat seperti mata kucing itu adalah kanker. Bapak dan ibunya sama sekali tidak menyangka, karena selama ini Abror tidak pernah ada sakit dan pertumbuhannya pun normal.
Dokter dari rumah sakit daerah kemudian merujuk Abror untuk berobat ke rumah sakit di Jakarta. Oleh karena keterbatasan biaya, mereka hanya bisa menunggu antrian untuk BPJS yang biasa mereka gunakan. Mereka juga butuh waktu untuk mengumpulkan biaya hidup di ibukota. Dengan menunda-nunda seperti ini, kanker yang ada di mata Abror semakin menyebar. Akhirnya, dengan modal nekat meskipun pada saat itu Ibu Abror sedang mengandung adiknya, mereka berangkat ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
Mereka sekarang sudah berada di Jakarta selama 8 bulan dan masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan hidup di sini dan pengobatan Abror lainnya yang tentunya tidak ditanggung oleh BPJS. Kata dokter, Abror harus menjalani kemoterapi lagi sehingga mereka masih harus melanjutkan hidup di ibukota. Biaya yang dibutuhkan semakin banyak, sedangkan Bapak Abror hanya bekerja sebagai seorang kuli angkat di pelabuhan di Lampung. Tentunya pekerjaan ini hanya menghasilkan sedikit dan tidak cukup untuk membiayai hidup dan berobat sekaligus.
Dikarenakan sekarang kedua orang tua Abror harus menemaninya berobat di Jakarta, Bapak Abror akhirnya berhenti bekerja, sedangkan Ibu Abror masih mengandung adiknya. Tidak beberapa lama kemudian, Ibu Abror melahirkan secara prematur di rumah sakit yang berbeda. Saat ini adik Abror dibawa ke kampung halaman, diasuh oleh neneknya, agar kedua orang tua tetap fokus untuk menemani Abror berobat di ibukota.
ADVERTISEMENT
Kondisi Abror saat ini, mata kanannya belum bisa melihat sama sekali, sedangkan mata kirinya hanya bisa melihat sedikit-sedikit saja. Bapak dan Ibu Abror berdoa dan berharap agar ia bisa sembuh dengan segera dan ia bisa bermain seperti anak lainnya. Namun, karena mereka keluarga yang tidak mampu, mereka jadi sangat kesulitan dalam biaya pengobatan dan biaya hidup di Jakarta.
Oleh karena itu, melalui platform pedulisehat.id ini, besar harapan kami agar Anda sekalian dapat membantu mereka dengan memberikan donasi secukupnya. Jangan lupa untuk klik di sini untuk bergabung bersama #InsanPeduli lainnya. Serta, bersama-sama kita doakan Abror agar ia segera sembuh. Tetap semangat ya, Abror!