news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Paidi, Petani Jatim yang Raup Puluhan Miliar dari Ketela Porang

Konten dari Pengguna
19 Februari 2020 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Peluang Bisnis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketela porang (Foto: Pertanian.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Ketela porang (Foto: Pertanian.go.id)
ADVERTISEMENT
Seorang pria asal Jawa Timur bernama Paidi berhasil menjadi petani dengan penghasilan tinggi berkat bercocok tanam ketela porang. Bayangkan saja, ia menjadikan tanaman porang sebagai peluang bisnis dan mampu meraup keuntungan hingga miliaran rupiah.
ADVERTISEMENT
Tanaman porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan tanaman berumbi yang masih satu jenis dengan tanaman iles-iles. Umbi dari tanaman porang inilah yang dapat menjadi peluang bisnis yang baik, jika tanaman tersebut ditanam dengan baik pula.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuhnya tanaman porang, seperti keadaan tanah, iklim hingga kondisi lingkungan. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik jika medium yang digunakannya adalah tanah gembur, memiliki tekstur lempung juga berpasir, tidak tergenang air dan bebas dari alang-alang. Selain itu, Tanaman ini juga memerlukan tanah yang memiliki tingkat keasaman (PH) 6 hingga 7.
Dalam aspek iklim, tumbuhan porang memerlukan tanah dengan ketinggian 100 sampai 600 mdpl dengan intensitas cahaya sebesar 60 persen sampai 70 persen. Adapun untuk kondisi lingkungan, porang bisa tumbuh optimal jika dikelilingi oleh pohon-pohon lain seperti pohon jati atau mahoni, dan tingkat kerapatan naungannya berada di antara 40 persen hingga 60 persen.
ADVERTISEMENT
Kualitas porang yang baik dapat mendatangkan peluang bisnis yang besar pula. Indonesia di tahun 2018 berhasil mendapatkan keuntungan sebesar Rp 11,31 miliar dari nilai ekspor sebanyak 254 ton berdasarkan catatan Badan Karantina Kementrian Pertanianan. Untuk harganya di pasaran, 1 kg porang memiliki harga 2.500 rupiah, dan harga tersebut bisa jauh lebih mahal lagi jika porang dijual dalam bentuk chips (irisan tipis) ataupun dalam bentuk tepung.
Sejauh ini Porang sendiri diminati banyak negara seperti Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia, Tiongkok dan lain-lain. Komoditas ini berharga karena menjadi bahan baku untuk produk pangan maupun industri. Budidaya Porang yang sebelumnya populer di Madiun, Jawa Timur ini kemudian digencarkan oleh pemerintah di daerah lain seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT