Dana Desa untuk Menekan Angka Stunting di Kahayan Hulu Utara, Kalimantan Tengah

CISDI Center for Indonesia Strategic Development Initiatives
CISDI adalah sebuah think tank independen yang berfokus pada perbaikan sistem pelayanan kesehatan untuk pencapaian SDGs Goal 3. Salah satu programnya, Pencerah Nusantara adalah gerakan pemuda yang bertujuan untuk memperkuat layanan kesehatan primer di daerah terpencil di Indonesia. Dikelola oleh CISD
Konten dari Pengguna
16 November 2018 10:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari CISDI Center for Indonesia Strategic Development Initiatives tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dana Desa untuk Menekan Angka Stunting di Kahayan Hulu Utara, Kalimantan Tengah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Indonesia termasuk ke dalam 17 negara yang mengalami beban ganda permasalahan gizi menurut Global Nutrition Report pada tahun 2014. Belum selesai dengan masalah anak gizi buruk, Indonesia juga dihadapkan pada permasalahan anak pendek (stunting). Menurut Bank Dunia, dari 159 juta balita stunting di seluruh dunia, sebanyak 9 juta diantaranya tinggal di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, angka stunting di Indonesia menurun dari 37,2% menjadi 30,8%.
ADVERTISEMENT
Kalimantan Tengah menempati peringkat kedua se-Indonesia dengan prevalensi balita stunting tertinggi yaitu sebanyak 39%. Pada tahun 2018, prevalensi stunting di Kalimantan Tengah menurun menjadi sekitar 30%. Walaupun demikian, kasus stunting masih menjadi permasalahan serius karena tradisi masyarakat Kecamatan Kahayan Hulu Utara yang memberikan santan dan kopi kepada anak yang baru lahir. Tidak heran jika pada tahun 2017, tidak ada bayi yang mendapat ASI Eksklusif di wilayah Kecamatan Kahayan Hulu Utara. ASI Eksklusif merupakan salah satu intervensi spesifik pencegahan stunting. Di tahun 2017, angka stunting di Kabupaten Gunung Mas mencapai 48,1 % dan angka stunting di Kecamatan Kahayan Hulu Utara tahun 2017 mencapai 44,11 %.
Salah satu alternatif solusi yang berpotensi mendukung penurunan kasus stunting adalah pemanfaatan Dana Desa. Presiden, melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT), mengalokasikan Rp 6 triliun untuk pembangunan desa, termasuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang mendapat alokasi minimal 10% dari Dana Desa.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini sudah menginjak tahun keempat Dana Desa bergulir. Sudah saatnya Dana Desa dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat. Jangan sampai Dana Desa hanya difokuskan untuk penguatan sektor ekonomi saja. Generasi muda kita harus mendapat perhatian agar memiliki masa depan yang berkualitas,” ujar Julius Agau, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Gunung Mas. Menanggapi hal tersebut, Pencerah Nusantara bersama Camat Kahayan Hulu Utara dan Kepala Puskesmas Tumbang Miri berusaha menjalin keterlibatan lintas sektor dalam mendukung perencanaan alokasi Dana Desa untuk pembangunan kesehatan. Audiensi mengenai pentingnya penganggaran Dana Desa di bidang kesehatan yang dilaksanakan bulan Agustus 2018 lalu membuahkan hasil berupa Nota Kesepakatan yang berhasil ditandatangani oleh 11 Kepala Desa di Kecamatan Kahayan Hulu Utara. Nota tersebut menyatakan bahwa Camat dan seluruh Kepala Desa bersedia menganggarkan minimal 10% dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) tahun 2019.
ADVERTISEMENT
“Kesehatan menjadi faktor penentu kualitas generasi muda. Sejalan dengan agenda Presiden Joko Widodo yang memprioritaskan peningkatan kualitas SDM, pemanfaatan Dana Desa pun harus sejalan dengan misi tersebut. Keterlibatan lintas sektor menjadi vital karena pemerintah desa, meskipun tidak berlatarbelakang kesehatan, harus memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi kesehatan masyarakat sehingga peningkatan kualitas SDM dapat dimulai dari desa,” ujar Egi Abdul Wahid, Program Management Coordinator, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI).
Sebagai bagian dari komitmen peningkatan kerjasama lintas sektor, Pencerah Nusantara dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas mengembangkan mini pedoman pelaksanaan Kegiatan Posyandu Terintegrasi dan Posbindu. Nantinya, pedoman ini menjadi panduan yang memudahkan setiap desa merencanakan kebutuhan yang bisa difasilitasi Dana Desa dan fungsi tugas Puskesmas serta Pemerintah desa secara lebih jelas.
ADVERTISEMENT
Penulis : Rima Sumayyah Ahmad, S.Gz
***
Pencerah Nusantara adalah program penguatan layanan kesehatan primer di daerah bermasalah kesehatan melalui pendampingan puskesmas oleh tim tenaga kesehatan muda pilihan dan berpengalaman dengan tujuan utama meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di berbagai penjuru Indonesia. Program ini dikelola oleh Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), transformasi lembaga dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs. Saat ini, Pencerah Nusantara terdaftar sebagai inisiatif masyarakat dalam platform online terbuka Track SDGs.