Pelajaran Berharga untuk Nasabah atas Dugaan Serangan Hacker ke BSI

Waode Nurmuhaemin
Doktor Manajemen Pendidikan , Penulis Artikel dan Buku Pendidikan
Konten dari Pengguna
18 Mei 2023 18:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Shutterstock Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Shutterstock Foto
ADVERTISEMENT
LockBit sebagai organisasi yang mengaku bertanggung jawab akan dugaan serangan yang melumpuhkan BSI ditengarai mempublikasikan dan menjual data nasabah BSI di darkweb. Juga mereka mempublikasikan percakapan dengan pihak yang diduga BSI yang meminta uang tebusan 20 juta dolar atau setara Rp 300 miliar lebih.
ADVERTISEMENT
Di zaman keterbukaan informasi saat ini, hampir pasti tidak ada informasi yang bisa ditutupi. Pihak LockBit sangat aktif memposting informasi yang seharusnya tidak untuk konsumsi umum. Organisasi hacker ini memang dikenal salah satu yang paling sadis. Mereka diduga berasal dari Eropa yaitu Rusia.
Jika dugaan serangan siber itu benar, maka BSI adalah korban yang kesekian. Beberapa perusahaan di Amerika dan Eropa tercatat pernah diporak-porandakan oleh LockBit antara lain pabrik ban Continental, perusahaan pertahanan Thales Group asal Prancis, perusahaan antariksa SpaceX milik Elon Musk, institusi pendidikan di Malaysia, institusi kesehatan di Sydney, perusahaan pos Royal Mail asal Inggris, dan banyak institusi dunia lainnya.
Bagaimana mereka bisa masuk ke sistem BSI, hal itu tidak dipublikasikan. Namun biasanya para hacker mengincar akun pegawai yang akan di-hack di mana akun mereka terhubung ke sistem perusahaan.
ADVERTISEMENT
Serangan bisa berupa pishing, email, atau tautan yang dikirim sehingga jika ada yang mengklik maka lewat itulah mereka masuk ke dalam sistem dan menanamkan ransomware dalam sistem BSI. Ransomware merupakan perangkat lunak berbahaya atau disebut malware yang dapat menyerang perangkat dengan cara mengenkripsi atau mengunci data di dalamnya.
Ilustrasi hacker. Foto: Shutterstock
Mengutip Tempo.co, pihak LockBit mengaku telah mempublikasikan semua data nasabah dan pegawai bank BSI yang telah mereka curi pasca tuntutan mereka tidak dipenuhi pihak BSI.
Tidak lupa mereka juga menyarankan agar para nasabah tidak lagi menaruh dana di BSI karena sistem mereka lemah. Namun, tim IT BSI saat ini sudah berhasil memulihkan layanan perbankan BSI dengan menerjunkan tim IT yang sebagian besar dari Bank Mandiri sebagai pemilik saham terbesar di BSI.
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat tentu saja kita harap-harap cemas dan berharap semoga ini adalah serangan terakhir. Mungkin saat ini seluruh institusi yang mengurus hajat hidup jutaan orang untuk lebih berhati-hati dalam mengakses apapun untuk para pegawainya.
Entah benar, entah tidak dalam kisruh BSI ini. Para peretas itu mempublikasikan salah satu file yang berbentuk film. Netizen kemudian menduga-duga bahwa para hacker masuk ke dalam sistem karena salah satu karyawan men-download film bajakan.
Meskipun hal itu masih berupa dugaan, namun alangkah baiknya karyawan yang bekerja di sektor-sektor perbankan dan institusi penting yang rentan dibajak untuk tidak sembarangan masuk dan mengakses apapun yang di luar pekerjaan kantor dengan memakai komputer kantor atau laptop yang terhubung dengan sistem kantor.
ADVERTISEMENT
Dari kejadian ini, ada hikmah yang bisa diambil. Semua bank sudah harus lebih memperketat sistem keamanan jaringannya. Baru satu bank saja yang di-hack, Indonesia sudah hampir lumpuh. Bagaimana jika beberapa bank dalam waktu bersamaan di serang?
Ilustrasi hacker. Foto: Shutterstock
Dan, bagaimana ketika itu masyarakat tidak memiliki dana cadangan tunai? Bisa-bisa terjadi chaos. Bank-bank harus berlomba dengan hacker-hacker yang terus mengincar celah-celah kelemahan sistem IT mereka. Para hacker terus memperbaharui dan mempercanggih virus mereka.
Mungkin sebagai nasabah, kita juga tidak boleh terlena dengan menitipkan semua dana di bank. Harus ada sejumlah besar uang tunai untuk keperluan sebulan di tangan kita.
Alangkah kacaunya seandainya BSI diserang dan semua uang tunai hanya ada di situ. Banyak yang harus mencari utangan dan beberapa kredit yang kemudian tidak bisa dibayarkan karena semua punya mindset bahwa kapanpun mau menarik uang akan selalu ada di ATM, 24 jam.
ADVERTISEMENT
Saat ini kita hidup dalam kecanggihan teknologi yang sangat maju dan sangat rentan. Kita harus memiliki perhitungan yang cermat atas kejadian-kejadian global dan menimpa hidup kita.
Mau menangis di depan bank pun karena uang kita dis ana semua, ketika sistemnya lumpuh tidak ada yang bisa membantu. Kita harus cerdas untuk menyelamatkan hidup kita sendiri. Peganglah uang tunai untuk keperluan sebulan.
Banyak penjahat di dunia. Mereka tidak peduli ada ratusan juta orang yang akan menderita karena ulah mereka. Dunia seolah makin absurd saja. Kitalah yang harus cerdas mengantisipasi hal-hal yang tidak diduga dan tidak kelihatan.
Jangan taken for granted, bahwa semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Semua akan baik-baik saja. Dugaan serangan hacker ke BSI mengajarkan kita untuk tidak lagi bersikap taken for granted untuk hal apapun.
ADVERTISEMENT