Konten dari Pengguna
Tantangan Kesehatan Mental dalam Perguruan Tinggi Generasi Z
11 Juni 2024 21:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Pengetahuan Umum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi peduli kesehatan mental. Foto: SewCream/Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gexwvhwvrejkym1yjajbmw66.jpg)
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan membahas tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh mahasiswa Generasi Z, faktor-faktor penyebabnya, dan strategi yang dapat membantu mengatasi masalah ini.
Tekanan Akademik dan Sosial di Perguruan Tinggi
Mahasiswa Generasi Z menghadapi berbagai tekanan yang mempengaruhi kesehatan mental mereka selama masa studi di perguruan tinggi.
1. Beban Akademik yang Tinggi
Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA), beban akademik yang berat adalah salah satu penyebab utama stres di kalangan mahasiswa.
Tuntutan untuk mendapatkan nilai tinggi, persiapan untuk karier masa depan, dan kompetisi yang ketat sering kali membuat mahasiswa merasa kewalahan. APA menemukan bahwa 61% mahasiswa melaporkan kecemasan tinggi terkait dengan beban akademik mereka.
2. Tekanan Sosial dan Media Sosial
Pew Research Center melaporkan bahwa tekanan sosial, termasuk yang dipicu oleh media sosial, juga berdampak signifikan pada kesehatan mental mahasiswa. Media sosial sering kali menciptakan perbandingan yang tidak realistis dan ekspektasi yang tinggi, yang dapat memperburuk perasaan cemas dan rendah diri.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi oleh Pew Research Center menemukan bahwa 70% remaja merasa bahwa media sosial membawa tekanan untuk terlihat sempurna di mata teman-teman mereka.
Faktor-Faktor yang Memperburuk Kesehatan Mental
Selain tekanan akademik dan sosial, ada beberapa faktor lain yang memperburuk kesehatan mental mahasiswa Generasi Z.
1. Kurangnya Dukungan Mental
National Alliance on Mental Illness (NAMI) mencatat bahwa banyak perguruan tinggi belum memiliki layanan kesehatan mental yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Keterbatasan akses ke konselor profesional dan kurangnya kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental sering kali membuat mahasiswa tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
2. Isolasi dan Kesepian
Menurut Journal of American College Health, isolasi dan kesepian adalah masalah umum di kalangan mahasiswa, terutama bagi mereka yang jauh dari rumah untuk pertama kalinya. Isolasi sosial dapat memperburuk kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, dan dapat menghalangi mahasiswa untuk mencari dukungan dari teman atau profesional.
ADVERTISEMENT
Dampak Kesehatan Mental pada Kehidupan Mahasiswa
Masalah kesehatan mental dapat memiliki dampak luas pada kehidupan akademik dan pribadi mahasiswa Generasi Z.
1. Kinerja Akademik
Harvard Medical School melaporkan bahwa kesehatan mental yang buruk dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja akademik. Mahasiswa yang mengalami stres, kecemasan, atau depresi mungkin kesulitan untuk fokus, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan mencapai potensi akademik mereka sepenuhnya.
2. Hubungan Interpersonal
Masalah kesehatan mental juga dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Menurut sebuah artikel di Psychological Science, mahasiswa dengan masalah kesehatan mental sering kali menghadapi kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dengan teman, keluarga, dan pasangan. Ini bisa memperburuk perasaan isolasi dan kesepian, menciptakan lingkaran setan yang sulit dipecahkan.
Strategi untuk Mengatasi Tantangan Kesehatan Mental
Untuk mengatasi tantangan kesehatan mental, berbagai strategi dapat diterapkan oleh mahasiswa dan institusi pendidikan.
ADVERTISEMENT
1. Meningkatkan Akses ke Layanan Kesehatan Mental
World Health Organization (WHO) menekankan pentingnya meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental di kampus. Ini termasuk memperbanyak jumlah konselor profesional, menyediakan layanan kesehatan mental yang terjangkau, dan mengadakan program-program edukasi kesehatan mental. WHO mencatat bahwa program-program semacam ini dapat secara signifikan meningkatkan kesejahteraan mental mahasiswa.
2. Promosi Kesehatan Mental dan Pendidikan
Universitas dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental. National Institute of Mental Health (NIMH) merekomendasikan agar kampus mengadakan workshop, seminar, dan program pendidikan untuk membantu mahasiswa mengenali tanda-tanda masalah kesehatan mental dan mengetahui kapan serta bagaimana mencari bantuan.
3. Dukungan Sosial dan Kegiatan Kampus
Menciptakan lingkungan kampus yang mendukung dan inklusif dapat membantu mengurangi isolasi dan kesepian. The Jed Foundation menyarankan bahwa perguruan tinggi harus menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan klub yang memungkinkan mahasiswa untuk terlibat secara sosial dan membangun jaringan dukungan.
ADVERTISEMENT
(MSD)