Bagaimana Generasi Z Merespon Pandemik COVID-19

Persakmi
Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia
Konten dari Pengguna
24 Oktober 2020 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Persakmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Generasi Z merupakan satu kelompok dalam mata rantai penularan Covid-19 yang sebagian besar dalam kategori Covid-19 asymptomatik (orang tanpa gejala) dalam kategori ringan hingga sedang.
zoom-in-whitePerbesar
Generasi Z merupakan satu kelompok dalam mata rantai penularan Covid-19 yang sebagian besar dalam kategori Covid-19 asymptomatik (orang tanpa gejala) dalam kategori ringan hingga sedang.
ADVERTISEMENT
Oleh : Ridwan Amiruddin
Ketua Umum Persakmi Indonesia
Kelompok usia 5-20 tahun ini dengan dunia digitalnya lahir di tahun 1995-2011. Termasuk kelompok yang rawan untuk terpapar Covid-19. Kelompok ini bukanlah barrier terhadap penularan penyakit Covid-19. Mereka sekarang termasuk usia sekolah yang aktif.
ADVERTISEMENT
Generasi Z merupakan satu kelompok dalam mata rantai penularan Covid-19 yang sebagian besar dalam kategori Covid-19 asymptomatik (orang tanpa gejala) dalam kategori ringan hingga sedang. Angka kesembuhannya tinggi dan waktu rawat yang relatif lebih singkat.
Ciri utama generasi Z terletak pada beberapa aspek, yaitu :
1. Memiliki akses informasi yang tinggi (35 2%).
2. Mengakses internet 3-5 jam/hari dengan akses 90% lewat ponsel pintar. Sebagian besar melalui instagram.
3. Feisyen; 90% belanja di Mall, kulinernya KFC dan McFonalds.
4. Hiburannya 61% main game 1-3 jam/hari.
5. Suka traveling
Sesuai naluri dan zamannya gen Z merespon pandemik dengan beragam pola, diantaranya;
1. Sebagian menganggap Covid-19 masalah yang penting.
2. Covid-19 berpengaruh hanya pada kelompok tertentu dan
ADVERTISEMENT
3. Covid-19 tidak berpengaruh pada mereka.
Hal ini menggambarkan bahwa literasi yang benar tentang penularan Covid-19 belum sampai dengan benar pada kelompok ini. Berdasarkan gambaran gaya hidup tersebut terlihat bagaimana Gen Z sangat rawan terpapar Covid-19. Interaksi sosial yang tinggi diantara kelompoknya dan pemilihan tempat menghabiskan adalah faktur pemicu peningkatan kasus Covid-19.
Tempat menghabiskan waktu bagi mereka ternasuk kategori level 9 sebagai tempat penularan. Bahkan sekitar 30% tempat kumpul kaum muda ini telah terpapar Covid-19.
Kalaupun pada situasi terkini, kaum muda ini masih memiliki angka insidensi yang relatif lebih rendah dari kelompok usia 25-45 tahun sebagai kelompok produktif itu karena. Kebijakan pemerintah untuk menutup sekolah sejak bulan Maret 2020 hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Mencermati gaya aktifitas gen Z dan potensi paparan Covid-19 terhadap mereka perlu terobosan atau inovasi untuk menjangkau mereka secara massive dalam aktifitas hariannya. Misalnya mengembangkan dan meningkatkan potonsi applikasi artificial intelegency (IT) dalam hal; tracking high risk group, promosi hidup sehat terlindung dari Covid-19, deteksi dini untuk penemuan kasus cepat, isolasi untuk mencegah penularan, treatment untuk pemulihan segera, dan rehabilitasi secara mandiri. Hal ini penting untuk membangun kultur bawah sadar mereka taat pada protokol kesehatan tanpa merasa paksaan, tapi atas kesadaran kolektif mereka untuk mengambil peran dalam penegakan protokol kesehatan dengan benar.
Pendekatan ini tidak bisa dinafikkan, mengingat kelompok gen Z cukup besar jumlahnya dan mobilitasnya yang tinggi menyebabkan mereka adalah host sekaligus vektor super spreader terhadap penularan Covid-19.
ADVERTISEMENT
Sekiranya kelompok gen Z ini dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik, maka satu simpul mata rantai dari penularan Covid-19 yang dibiarkan beredar di masyarakat. Sehingga pertempuran melawan dan mengendalikan Covid-19 akan berlangsung lebih lama lagi dan tentu akan menguras seluruh potensi yang ada.