Gegara Corona, 62,7% Masyarakat Cemas Soal Pekerjaan

Persakmi
Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia
Konten dari Pengguna
26 Juni 2020 9:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Persakmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Agung Dwi Laksono Tim Peneliti/Survei Studi Psikososial Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 Pengurus Pusat Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi)
Sejumlah 62,7% responden menyatakan cemas dan sangat cemas saat ditanya, “Bagaimana anda menggambarkan situasi perasaan anda di tengah masa pandemi COVID-19 ini dalam konteks kehidupan pekerjaan anda? (Foto : Kredit © Corbis)
Sejumlah 62,7% responden menyatakan cemas dan sangat cemas saat ditanya, “Bagaimana anda menggambarkan situasi perasaan anda di tengah masa pandemi COVID-19 ini dalam konteks kehidupan pekerjaan anda?”
ADVERTISEMENT
Informasi ini didapatkan dari hasil Survei Psikososial Masyarakat pada Masa Pandemi COVID-19 di Indonesia. Dari 8.031 responden yang berpartisipasi dalam survei ini, sebanyak 6.519 responden dinilai eligible, atau memenuhi syarat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sisanya dinilai tidak eligible atau tidak memenuhi syarat, karena responden tidak sedang bekerja, atau tidak memiliki usaha yang menghasilkan uang.
Survei yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) dan Ikatan Alumni (IKA) Universitas Airlangga Komisariat Fakultas Kesehatan Masyarakat ini berhasil menghimpun responden dari 34 provinsi di Indonesia.
Mengapa cemas?
Beragam pernyataan dilontarkan responden soal alasan yang melatari kecemasan tersebut. Tiga alasan paling yang paling banyak diutarakan adalah; Pendapatan berkurang (30,3%); Koordinasi dengan teman sejawat sulit (12,1%); Tidak dapat membagi waktu di rumah dengan pekerjaan di kantor (10,6%). Secara detail alasan kecemasan soal pekerjaan yang diutarakan responden dapat dilihat pada gambar berikut:
Alasan kecemasan soal pekerjaan yang diutarakan responden
Pendapatan berkurang merupakan alasan paling banyak dirasakan oleh masyarakat manapun pada masa pandemi ini. Hampir semua jenis pekerjaan, kecuali PNS/TNI/Polri, yang terkena dampak dari pembatasan sosial berskala besar saat ini. Para pemberi kerja banyak yang tidak siap dengan kondisi pandemi, sementara para pekerja juga kesulitan beradaptasi dengan gaya kerja baru. Meski kondisi yang demikian masih cukup beruntung, karena tak sedikit pekerja yang harus dirumahkan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara mengatasi kecemasan soal pekerjaan?
Lebih jauh, selain mencari tahu soal alasan kecemasan tentang pekerjaan, survei ini juga menggali mekanisme koping, atau cara mengatasi kecemasan soal pekerjaan yang dirasakan. Sebagian besar responden mengaku melakukan “Koordinasi rutin dengan tim untuk berbagi beban kerja dan pemecahan masalah” (44,7%), dan “Mencari alternatif penyelesaian masalah usaha” (37,2%). Lebih detail mekanisme koping dapat dilihat pada gambar berikut.
Mekanisme koping atau cara mengatasi kecemasan soal pekerjaan yang dirasakan
Meski cemas, sebagian besar reponden menyikapi dengan bijak kesulitan dalam pekerjaannya. Terbukti sebagian besar menggunakan mekanisme koping dengan melakukan koordinasi rutin dengan tim untuk berbagi beban kerja dan pemecahan masalah. Sementara sangat sedikit yang memutuskan untuk membiarkan pekerjaan yang ada (5,6%), atau memilih berhenti dari pekerjaan (1,1%).
ADVERTISEMENT
So, apa mekanisme koping pilihanmu?
Tetap optimis, pilihkan mekanisme koping yang bijak, yang membuahkan akhir manis bagi semuanya.
Keep healthy!