Pertamina dan Mubadala Tandatangani Perjanjian Prinsip

Pertamina
Official Account PT Pertamina (Persero)
Konten dari Pengguna
16 Januari 2020 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pertamina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kilang Pertamina Balikpapan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang Pertamina Balikpapan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertamina dan Mubadala, perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab menandatangani perjanjian prinsip atau Refinery Investment Principle Agreement untuk mengevaluasi lebih lanjut peluang kerjasama investasi di sektor pengolahan. Perjanjian tersebut akan memberikan struktur yang jelas untuk memastikan kerjasama sebagai jalur menuju investasi bersama yang potensial, salah satunya dalam rangka memastikan percepatan pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan.
ADVERTISEMENT
Perjanjian tersebut ditandatangani di hadapan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi, serta Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Syaikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dan CEO Petroleum & Petrochemicals Mubadala Investment Company, Musabbeh Al Kaabi di Abu Dhabi, UEA, pada Senin (12/1).
Nicke Widyawati menjelaskan bahwa penandatangan perjanjian ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dan Mubadala sebagai salah satu investor yang menyatakan minat untuk pengembangan RDMP Balikpapan. Menurutnya, penandatanganan perjanjian prinsip ini untuk melanjutkan proses kemitraan ke tahap uji tuntas dan negosiasi.
“Ini menunjukkan adanya keseriusan kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bisnis dalam rangka mempercepat pembangunan RDMP Balikpapan, sebagaimana yang diamanahkan Pemerintah kepada Pertamina,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Nicke, saat ini Pertamina sedang mencari equity investor (mitra investasi modal) untuk bergabung dalam mengembangkan RDMP RU V Balikpapan. Proses tersebut telah dimulai pada Mei 2019, dengan penerbitan project teaser kepada calon investor yang terdiri dari perusahaan migas internasional, perusahaan perdagangan, dan investor keuangan.
“Setelah project teaser diterbitkan, beberapa Investor telah mengirimkan Letter of Interest kepada Pertamina dan proses selanjutnya akan dilakukan project sounding dan kunjungan ke kilang Balikpapan bagi investor yang tertarik,” tambah Nicke.
Ilustrasi kilang Pertamina di Balikpapan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Untuk RDMP Balikpapan, calon mitra yang ditargetkan adalah financial investor (perusahaan investasi keuangan), mengingat proyek telah memasuki tahapan konstruksi dan sudah ada skema tolling. Dengan kondisi tersebut, Mubadala adalah salah satu financial investor yang berpotensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Pertamina. Selain itu, Mubadala juga dipandang memiliki kompetensi teknis yang diharapkan dapat membantu Pertamina dalam hal manajemen proyek.
ADVERTISEMENT
Menurutnya Nicke, perjanjian ini juga tindak lanjut dari pengembangan hubungan antara Mubadala, Pertamina, dan Indonesia, yang mencakup sektor hulu, pengolahan, dan Petrokimia.
Sebelumnya, pada bulan November 2019, Pertamina telah mengeluarkan Preliminary Information Memorandum kepada investor terseleksi yang telah menyatakan minat dan komitmennya terhadap proyek RDMP RU V Balikpapan. Estimasi investasi yang diperlukan untuk proyek tersebut sekitar USD 5,5 miliar.
Pembangunan RDMP RU V Balikpapan merupakan kilang RDMP pertama yang telah dijalankan Pertamina dari keseluruhan rencana pengembangan kilang, yakni empat RDMP dan dua kilang baru (Grass Root Refinery).