Cerita Pengasihan: Petaka Perempuan yang Melanggar Pantangan Jarum Susuk

Konten dari Pengguna
2 April 2020 22:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dukun. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dukun. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Nimas sesekali menatap ke arah cermin di depannya, kepalanya menunduk. Dadanya terasa sesak karena ini sudah ke-lima kalinya, ia tidak mendapatkan penghasilan seperti biasa. Ia menyadari pekerjaan yang ia geluti saat ini sangat mengandalkan kecantikan dari wajah. Namun, apa hendak dikata, umurnya sudah memasuki kepala 3 tidak secantik dan semuda gadis-gadis lain yang baru saja mengeluti dunia tari.
ADVERTISEMENT
Lantas ia menghapus riasan yang menutupi wajahnya, satu-satu aksesoris berupa centung atau hiasan berbentuk sisir, suntiang hingga kalung sungsun yang jumlahnya 3 buah di dada ia keluarkan perlahan-lahan. Malam itu ia berniat untuk langsung pulang dan tidak mengambil jam kerja tambahan, maklum sebagai penari tradisional kadang Nimas minta jadwal tambahan agar pendapatan yang ia peroleh bisa lebih banyak.
Saat bersiap untuk keluar dari ruangan rias, teman dekatnya Risma masuk dengan tergesa-gesa.
“Eh Mas jangan pulang dulu, aku mau cerita sedikit,”
“Aku udah siap-siap ini, penting banget engga?” tanyanya
Lantas mereka berbincang di sofa panjang pojok ruangan, saat itu Risma menceritakan perihal pemakaian susuk yang ampuh buat seseorang akan terlena dan nantinya dengan mudah memberikan apa yang dimau termasuk uang. Nimas kaget, ia langsung berdiri dan menolak mentah-menatah tawaran teman dekatnya ini.
ADVERTISEMENT
Ia tahu sekarang ia kalah cantik dengan penari muda yang baru masuk, namun memakai hal gaib seperti itu rasanya bukan pilihan yang cocok.
Kemudian Risma berkata, jika Nimas berubah pikiran ia sangat terbuka untuk mengantar ke orang pintar yang dia kenal.
Malam itu karena perkataan Risma ia dibuat tidak bisa tidur, bergerak ke posisi manapun membuat hati Nimas tidak karuan dan gelisah. Sebenarnya ia tidak mau terjerumus ke dalam hal klenik seperti itu, tetapi di hati terkecil ia juga merasa ingin terus bertahan di pekerjaannya, karena penonton yang menyaksikan penampilan Nimas akan memberi uang kalau ia menarik.
Kesokan hari Nimas memutuskan untuk mengikuti saran Risma, mereka berdua pergi ke tempat orang pintar yang dipanggilnya mbah Ratmi itu. Sesampainya di rumah si mbah ia sedikit tidak menyangka karena rumah mbah Ratmi tidak seperti rumah dukun pada umumnya, yang identik dengan kesan suram dan gelap.
ADVERTISEMENT
Mbah Ratmi keluar dari rumah dengan menggunakan kebaya tipis bercorak bunga warna hijau, kain batik warna coklat serta penutup kepala berenda yang biasa dipakai nenek-nenek kebanyakan.
“Sini… masuk,” ucapnya
Perlahan Nimas dan Risma masuk ke dalam, mereka duduk di depan meja hitam panjang di sudut ruangan. Lantas mbah Ratmi datang membawa satu kotak hitam yang belum diketahui apa isinya.
“Siapa yang mau pakai susuk,” ujar si mbah
“Ini mbah teman saya, kalau saya si udah,” ucap Risma sambil tersenyum.
Nimas sontak menengok, ia tidak tahu jika kerabat dekatnya ini sudah memakai susuk terlebih dahulu. Dari sana ia menyadari mengapa akhir-akhir ini Risma sangat gencar dipanggil untuk mengisi hiburan tarian di tengah malam, setiap kali ia yang tampil penonton selalu banyak. Alhasil pendapatan yang ia punya bertambah besar.
ADVERTISEMENT
Mbah Ratmi membuka kotak hitam dengan hati-hati, ternyata di dalamnya terdapat berbagai bentuk benda yang menyerupai jarum.
“Ini susuk namanya,” tutur si mbah memberitahu.
Nimas memperhatikan masing-masing bentuk susuk tersebut, ada yang berwarna emas, perak, tembaga hingga susuk dari bunga kantil. Menurut si mbah fungsi dari masing-masing susuk tersebut akan berbeda pada setiap orang. Ia berkata jika yang paling ampuh dan bisa menggelapkan mata seseorang adalah susuk berlian.
Nimas berpikir jika ia memilih susuk berlian maka harga yang harus dibayar akan sangat besar, jadi saat itu ia memutuskan untuk memakai susuk jarum emas.
Namun, biar hasil maksimal tanpa pikir panjang Nimas langsung mengizinkan si mbah untuk meletakkan susuk tersebut di beberapa area wajah, mulai dari samping mata yang bertujuan agar tatapan Nimas bisa menarik perhatian lawan jenis, di samping bibir agar senyumannya menawan, kedua sisi pipi hingga diletakkan di bagian pinggul Nimas dengan maksud gerakannya saat menari lebih luwes.
ADVERTISEMENT
Perlahan jarum-jarum seukuran kurang lebih 1 cm itu dimasukkan ke dalam kulit Nimas. Saat itu ia hanya meringis menahan sakit dari tancapan si jarum. Setelah selesai, mbah Ratmi menjelaskan jika ada pantangan yang harus ia lakukan selama memakai susuk, diantaranya tidak boleh makan sate dengan tusukan, tidak boleh melakukan ibadah dan menyebut tuhan serta harus bisa menerima segala risiko yang berlaku.
Nimas mengangguk tanda menyetujui kesepakatan tersebut.
***
Beberapa minggu sejak kejadian tersebut apa yang dikatakan mbah Ratmi benar, sekarang penghasilan Nimas lebih besar dari biasanya, tak jarang beberapa pria datang langsung kepada Nimas untuk memberikan sejumlah uang dan mengajaknya untuk menikah.
Namun bukan menikah yang jadi tujuan utama Nimas, melainkan uang untuk membuat ia bersenang-senang di usianya sekarang.
ADVERTISEMENT
Sekarang ia dikenal sebagai penari tersohor di desa karena kecantikan yang dia punya. Namun bagi sebagian perempuan sudah tahu jika ada yang berbeda dengan Nimas dan diyakini jika ia menggunakan ilmu hitam untuk menarik perhatian orang.
Hingga seorang kerabat yang merasa tersaingi oleh Nimas mencoba untuk menguji apakah benar Nimas memakai susuk. Ia sengaja memberikan Nimas sate dengan tusukan sebagai sajian hingga daun kelor di meja rias Nimas.
Saat mereka sedang asyik makan malam, Nimas terlihat tidak nyaman karena saat itu makanan yang disuguhkan hanya nasi dengan sate ayam. Seorang temannya berceletuk jika seseorang memakai susuk maka dia menghindari yang namanya makan sate. Mendengar hal tersebut membuat Nimas memberanikan diri untuk mengambil satu tusuk untuk dimakan.
ADVERTISEMENT
Ternyata keesokan hari saat bangun pagi, wajah Nimas berubah menjadi lebih tua dari umurnya, keriput hingga kulitnya yang tidak kencang membuat ia frustasi. Dari sana Nimas tidak berani untuk keluar rumah dan selalu mengurung diri di kamar.
Sekarang warga mengetaui jika ia memakai guna-guna untuk memikat lelaki dan mendapat kekayaan. Hingga di pengunjung usianya Nimas terlihat sangat kurus hanya menyisakan tulang.
Beberapa orang berkata jika penderitaan Nimas bisa disudahi asal jarum susuk yang menempel pada dirinya diambil langsung oleh orang yang memasukkan pertama kali.
Sayang seribu sayang karena mbah yang turut andil dalam hidupnya sudah tiada, akibatnya ia harus menaggung kepedihan seumur hidup.
Tulisan ini merupakan reka ulang dari kisah yang berkembang di masyarakat. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.
ADVERTISEMENT