Cerita Pesugihan: Jin Penglaris Warung Beras

Konten dari Pengguna
27 Mei 2020 18:25 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gudang beras. Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gudang beras. Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
ADVERTISEMENT
…Senajan kowe ngilang, ra biso tak sawang.. Nanging neng ati tansah kelingan… Manise janji - janjimu kuwi, Nglarani ati...
ADVERTISEMENT
Lirik lagu Tatu dari the lord of broken heart Didi Kempot dinyanyikan merdu. Lagu patah hati itu menjadi teman pilu untuk menghibur hati yang sendu. Sudah 5 tahun berlalu, sedikitpun melupakan mantannya Ridoko tak mampu.
Usai lulus dari Fakultas Teknik Gajah Mada, Ridoko memilih meneruskan usaha orang tuanya. Alasannya sederhana. Ia tak ingin jauh dari mantan kekasihnya yang secantik artis Korea. Harapannya untuk memiliki masih selalu ada. Ia pun memilih untuk setia pada Biannie.
Sudah beberapa hari, mesin penggilingan padi di pabriknya macet. Terjadi kerusakan yang membuat Ridoko tak mampu memproduksi beras kualitas tinggi. Kontrak yang terlanjur ditandatangani senilai 5 Milyar dengan Perum Bulog menjadi kacau. Ia lalai, tak mampu mengejar target. Ini menjadi kasalahannya sebagai pelaksana pekerjaan. Ia melanggar pasal karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai kontrak. Juragan beras ini menanggung denda 1 0/00 (satu permil) dari nilai kontrak per harinya.
ADVERTISEMENT
Di saat bersamaan, koleganya pedagang sembako di Pasar Niten ingkar janji. Seratus ton beras yang telah dikirim tak juga dibayar. Oknumnya lari entah kemana, polisi pun tak mampu menemukannya.
Ridoko hancur. Usahanya bangkrut. Hutang menumpuk. Cintanya kandas.
Di tengah kegalauan hatinya. Sahabat semasa SMA menghampiri. Hayup turut prihatin atas keadaan yang menimpa teman di kala suka maupun duka ini. Keadaan ekonomi Hayup juga hanya pas-pasan. Warung sate kambing Pak Hayup di Jalan Imogiri hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan kesehariannya. Di tengah persaingan warung sate yang saling berdekatan, usaha Hayup tak kunjung berkembang. Rasanya tak mungkin Hayup dapat membantu menutup semua hutang Ridoko. Namun, Hayup memiliki pergaulan yang luas. Kenalannya dari berbagai latar belakang profesi seringkali menjadi solusi dari banyak masalah yang menghampiri.
ADVERTISEMENT
Hayup mencoba mengajak Ridoko untuk menemui teman yang menjabat direktur bank BPR. Tapi hal ini tak bisa menjadi solusi. Hasil uji kelayakan, pihak BPR tidak berani memberikan kredit kepada Ridoko. Agunan yang ada tak sebanding dengan kebutuhan hutangnya.
Hayup berpikir keras untuk mencari cara lain. Ia teringat salah satu temannya yang tinggal di dekat pantai Ngrenehan Gunungkidul. Mbah Sronto teman semasa kecilnya dulu di kampung Jejeran ini telah dipercaya oleh penduduk sekitar sebagai orang pintar. Mbah Sronto menguasai pasukan jin dan piawai bekerjasama dengan makhluk tak kasat mata itu. Tamunya datang silih berganti dari pejabat tinggi hingga menteri.
Hari sudah jelang petang, Ridoko dan Hayup sampai di pondok Mbah Sronto. Ketiga teman lama itu lebur dalam keakraban.
ADVERTISEMENT
“Apa siih yang tidak kubantu untuk kalian berdua ?” kata mbah Sronto.
“Akan aku bawakan kalian berdua, masing-masing satu jin sebagai piaraan. Jin ini dapat kalian ajak bekerja membantu usaha mencari uang yang banyak,” ujarnya
“Untuk Ridoko pesugihan jin sejenis Menthek cocok untuk kamu pelihara. Orang Jawa sejak jaman dahulu sudah mengenal Menthek. Sejenis anak kecil yang menghuni area persawahan. Ia suka muncul ketika matahari jelang tenggelam. Ia dapat kamu perintah untuk memindahkan biji-biji padi ke area gudang pabrikmu. Dalam waktu semalam, 100 karung padi akan bertambah di gudangmu,” jelas Mbah Sronto.
“Lalu untuk kamu Hayup. Satu thuyul kuberikan untukmu. Postur tubuhnya berupa anak kecil cebol. Setinggi 50 cm. Kepalanya gundul, kulitnya merah terbakar. Ia bisa kamu perintah untuk mencuri uang dari warung-warung sate di sekitarmu,” lanjut Mbah Sronto.
ADVERTISEMENT
“Lalu, bagaimana saya juga bisa mendapatkan cinta Biannie ?” tanya Ridoko.
“Oh.. itu mudah saja. Aku berikan kau berupa batu mustika pelet. Pasang ini di jarimu dengan cincin perak. Gunakan untuk bersalaman dengan wanita yang kau mau. Tak sampai 3 kali, pasti ia akan luluh bersimpuh denganmu,” kata Mbak Sronto sembari tertawa lepas.
**
Ilustrasi pedagang beras. Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Ridoko dan Hayup kembali menjalani kesehariannya.
Pabrik penggilingan padi milik Ridoko mulai beroperasi. Gudang padinya penuh dengan tumpukan karung-karung padat berisi. Sedikit demi sedikit hutang yang menumpuk mulai terlunasi. Menthek pemberian Mbah Sronto bekerja baik dan teliti. Ia sangat penurut, perintah Ridoko setiap sore untuk mengumpulkan padi dari sawah sekitar pabrik taat dijalani.
Ridoko menjadi lelaki keren saat ini. Juragan beras ini tampil berdasi setiap hari. Sepatunya mengkilap tak jauh dari tatanan rambutnya yang rapi dan berkilau dengan pulasan pomade merk terkini. Ia tak lagi mengendarai motor butut kawazaki. Sebuah mobil Pajero Sport putih selalu mengantarnya kemana saja pergi. Ia semakin percaya diri, mendekati wanita pujaan hati.
ADVERTISEMENT
Warung sate Pak Hayup, kini menjadi besar dengan bangunan baru. Area parkirnya luas, dapurnya bersih dan bangku-bangku tertata nyaman. Pelanggan datang silih berganti. Modal tak jadi kendala lagi. Thuyul pemberian Mbah Sronto rajin menyetor uang setiap malam.
**
Dua tahun berlalu. Istri Hayup didiagnosa menderita kanker payudara. Kebiasaan menyusui thuyul piaraan yang melebihi dosis normal menjadi penyebabnya. Semua sudah terlambat ketika kanker sudah stadium empat. Terlambat sudah bagi Hayup untuk bertobat.
Lain cerita dengan Ridoko. Ia sudah puas dengan kekayaannya. Istri secantik artis Korea telah dinikahinya. Sebelum semua terlambat, ia ingin mengembalikan Menthek piaraannya. Namun apa dikata. Menthek itu sudah terlanjur kerasan tinggal di gudang padinya. Ia tak mau dipindahkan. Konsekuensinya setiap malam Ridoko harus rela meninggalkan istri cantiknya. Ridoko selalu tidur di gudang menemani Menthek piaraannya.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini merupakan rekayasa dari kisah yang berkembang di masyarakat. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.