Cerita Pesugihan Kusdi: Kaya Tidak, Malah Didatangi Kuntilanak

Konten dari Pengguna
26 Agustus 2020 17:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kuntilanak (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kuntilanak (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Kusdi harus kehilangan pekerjaannya akibat pandemi covid-19. Pabrik yang menaunginya mengurangi jumlah karyawan karena penurunan produksi. Nahas, Kusdi menjadi korban PHK sepihak.
ADVERTISEMENT
Sudah hampir tiga bulan ia menganggur. Istrinya yang dahulu ia nikahi seusai lulus SMP jelas tak bisa apa-apa. Pasalnya, Kusdi sempat melarang istrinya untuk bekerja agar fokus tinggal di rumah dan mengurus keempat anaknya.
Setelah Kusdi berstatus pengangguran, ia menyesal karena tak membiarkan istrinya bekerja saat dahulu. Alhasil, keuanga keluarga habis karena banyak sekali tagihan yang harus dibayar.
Biaya sekolah keempat anaknya juga sudah tak ada. Kusdi sudah kehabisan teman untuk ia pinjami uang. Ia kini bingung. Apa yang harus dilakukannya agar keluarganya tetap bertahan.
***
Siang itu Kusdi sedang bersantai. Sementara istrinya sedang mencuci baju dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Teman lamanya, Budi, mengunjungi Kusdi siang itu.
Mereka mengobrol panjang. Membicarakan segala hal. Termasuk keadaan masing-masing yang sedang kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Hingga sampailan mereka pada obrolan tentang pesugihan.
ADVERTISEMENT
Budi banyak tahu soal pesugihan. Katanya, di situasi yang seperti ini, pesugihan adalah jalan terbaik untuk mencari uang. Budi menceritakan berbagai macam jenis pesugihan kepada Kusdi.
Ada jenis pesugihan penglaris dagangan, ada pula yang jenisnya untuk mencuri uang warga. Untuk yang kedua, caranya ada banyak. Bisa mencuri lewat kuda mistis yang masuk ke rumah-rumah warga, ternak tuyul, atau yang paling terkenal adalah ajian babi ngepet.
Sayangnya, jenis pesugihan tersebut punya syarat yang bagi Kusdi sangat berat, yakni mengorbankan putra bungsunya. Jelas, Kusdi menolak mentah-mentah.
Lantas Kusdi menanyakan jenis pesugihan yang mudah, yang tanpa pengorbanan nyawa. Kata Budi, ada jenis pesugihan yang mudah, tapi kecil sekali peluangnya untuk mendapatkan hasil.
Kusdi tak apa. Katanya biarpun punya sedikit peluang, setidaknya sudah pernah dicoba. Akhirnya, Budi menawarkan menggosok pohon agar mendapatkan nomor togel.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ada cara gosok pohon yang lebih pasti mendapatkan untung, yakni pohon yang digosok haruslah pohon beringin besar yang ada di tengah pemakaman kampung. Juga, Kusdi harus menggosok pohon tersebut tepat pada malam satu suro.
Kusdi pun menyanggupi. Ia mengikuti semua apa yang dikatakan oleh Budi. Namun, sebelum mulai menggosok, Budi mengatakan bahwa Kusdi harus membayar uang muka togelnya terlebih dahulu.
Katanya, Kusdi mesti membayar Rp1 juta rupiah di muka agar nanti mendapatkan hasil besar. Maklum, togel adalah permainan undian yang dapat melipatgandakan jumlah uang yang dipasang.
Awalnya Kusdi ragu, tetapi Budi meyakinkan bahwa amalan yang dilakukan Kusdi nanti tak mungkin ada kesalahan dan pasti akan mendatangkan keuntungan. Karena terpepet, Kusdi pun menyanggupi.
ADVERTISEMENT
Ia menjual mas kawin istrinya untuk membayar uang muka. Kepada istrinya, Kusdi beralasan bahwa uang itu akan digunakannya untuk berinvestasi kepada Budi.
Singkat cerita, sampailah ia di malam satu suro. Kusdi merahasiakan hal ini kepada sang istri. Ia tak mau keluarganya tahu apa yang dilakukannya demi mendapatkan uang.
Berangkatlah Kusdi ke pemakaman kampung. Ia memberanikan diri untuk menerobos gelapnya pemakaman untuk sampai ke pohon beringin yang ada di tengah pemakaman tersebut.
Ilustrasi pohon beringin (Foto: Thinkstock)
Saat sampai di pohon beringin, dengan cepat Kusdi menggosok bagian batang pohon tersebut. Berjam-jam ia menggosok, tak satupun nomor yang muncul. Kata Budi, nomor togel yang dipastikan menang akan muncul di batang pohon yang digosok.
Guratan pohon bekas gosokan Kusdi nantinya akan menimbulkan samar-samar nomor yang ditunggu-tunggu Kusdi. Namun, berjam-jam ia menggosok, tak satupun nomor yang muncul.
ADVERTISEMENT
Akhirnya ia beristirahat sejenak. Belum lama ia duduk di patok sebuah makam, ada suara seseorang tertawa kecil. Kusdi terperanjat. Ia jelas sangat ketakutan. Meski demikian, ia memberanikan diri untuk mencari sumber suara.
Kusdi menengok ke segala arah. Ia memastikan bahwa ia tak salah lihat. Matanya melotot memastikan agar ia dapat melihat siapa yang tertawa kecil itu.
Kusdi tak menemukan siapapun di segala arah yang ia pandangi. Tiba-tiba Kusdi tersadar, bisa saja suara itu datang dari atas pohon beringin yang digosok Kusdi.
Dengan sangat takut, Kusdi mendongakkan kepalanya ke atas, mencari siapakah sosok yang tertawa itu. Ternyata benar, tepat di atas kepala Kusdi, ada sesosok perempuan menyeringai dan memandangi Kusdi. Itu kuntilanak.
ADVERTISEMENT
Suara tawa sosok tersebut menjadi semakin keras saat Kusdi memandanginya. Kusdi sangat ketakutan melihat sosok perempuan berbaju putih itu. Saking takutnya, ia sampai pingsan.
***
Pagi menjelang. Istri Kusdi resah karena suaminya tak kunjung pulang sejak semalam. Tiba-tiba sekelompok warga mendatangi rumahnya. Ternyata mereka membawa Kusdi yang sudah lunglai.
Tubuh Kusdi seperti lemas dan tak bisa berdiri lagi. Kusdi tak pingsan, ia sadar. Hanya saja Kusdi tak bisa berjalan dan tak bisa berbicara. Tubuhnya harus diangkat oleh empat orang warga untuk sampai ke rumahnya.
Seketika Istri Kusdi berteriak melihat suaminya seperti lumpuh mendadak. Akhirnya ia bawa ayah dari anak-anaknya itu ke dalam rumah untuk beristirahat.
Hampir sebulan Kusdi terbaring di atas kasur, kini Kusdi sudah mulai dapat berbicara. Ia bertanya kepada sang istri ke mana Budi. Pasalnya, uang mas kawin istrinya dibawa Budi.
ADVERTISEMENT
Betapa kagetnya Kusdi ketika mendengar jawaban dari istrinya. Katanya, Budi ditangkap polisi seminggu yang lalu akibat kasus penipuan.
Cerita ini adalah rekayasa. Jika ada kesamaaan nama tokoh dan latar, itu hanya kebetulan.