Cerita Pesugihan: Terbongkarnya Pesugihan Juragan Bakso di Bulan Syawal

Konten dari Pengguna
17 Juni 2020 17:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bakso. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bakso. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Di bulan syawal, banyak orang berpuasa guna memperoleh ganjaran yang akan menghapus dosa-dosa sebelumnya. Maka sebagai wanita saleh, Windy pun juga melakukannya. Ia dibesarkan di keluarga yang cukup religius, dan alhasil, ibadah-ibadah sunnah pun telah biasa ia lakukan.
ADVERTISEMENT
Keluarganya memang dikenal masyarakat sekitar sebagai keluarga yang agamis. Ayahnya, meskipun hanya seorang kuli bangunan, kerap diminta mengisi pengajian di berbagai acara yang diadakan oleh penduduk dusun. Sementara Windy yang merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga itu, telah sejak kecil disekolahkan di pondok pesantren. Hidup mereka sederhana, namun tenang lantaran dekat dengan agama dan Tuhan.
Di tengah kesederhanaan itu, pada suatu sore ketika ayah Windy kembali dari pekerjaannya, ia membawa pulang gaji. Meskipun jumlahnya tak banyak, ayah Windy begitu mensyukuri hasil itu. Maka sebagai wujud rasa syukur, ia mengajak istrinya dan Windy untuk berbuka di sebuah warung bakso, tak jauh dari rumahnya. Kebetulan, ketiganya hari itu sedang berpuasa.
Berangkatlah Windy, ibu, dan ayahnya itu hanya dengan berjalan kaki ke sana. Warung bakso itu, yang dimiliki oleh Pak Mamat, memang dikenal penduduk sekitar punya cita rasa yang enak. Bangunan warung pun tergolong mewah, dan lantaran bisa berbuka puasa sekeluarga pada hari itu di sana, hati Windy benar-benar dipenuhi rasa syukur. Kali itu ialah kali pertama bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Ketiganya sampai di sana menjelang magrib. Dan sebagai keluarga agamis, ketika azan berkumandang, mereka tak tergesa-gesa untuk berbuka. Malahan, ayah Windy yang saat itu telah membatalkan puasa dengan es teh yang ia pesan, menanyakan tempat di mana ia bisa mendirikan salat magrib terlebih dahulu kepada Pak Mamat.
Tak disangka, Pak Mamat justru menjawab pertanyaan itu dengan ketus.
“Di sini, orang tak terbiasa salat. Tidak ada tempat untuk melakukannya.” Kata Pak Mamat.
Maka, mendengar jawaban itu, ayah Windy dirundung kekecewaan. Ia tak tahu-menahu alasan di balik jawaban Pak Mamat yang ketus itu. Alhasil, ia dan Windy juga istrinya terpaksa berbuka terlebih dahulu dan salat magrib ketika ketiganya sampai di rumah. Tak berselang lama, maka bakso pun datang.
ADVERTISEMENT
Bismillahirrahmanirrahim” ucap Windy sebelum memakan bakso itu. Namun, sebelum mulai makan, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal.
Selain dilatarbelakangi oleh jawaban ketus Pak Mamat ketika ditanyai di mana ayahnya bisa salat magrib, rasa mengganjal dirasakan Windy lantaran bakso yang akan ia makan itu amat berbau aneh. Baunya ialah seperti pakaian kotor yang tak dicuci dalam waktu yang lama. Padahal, bakso itu dikenal enak oleh penduduk. Warungnya juga selalu ramai.
Maka, dilatarbelakangi rasa yang mengganjal itu, Windy tetap memaksakan diri untuk memakannya. Lagipula, ia juga sudah lapar lantaran telah berpuasa seharian.
Namun, siapa sangka, hanya sesaat setelah memakan suapan pertama, Windy langsung memuntahkannya. Perutnya yang telah kelaparan karena berpuasa tak bisa menerima bakso itu. Para pengunjung warung pun menengok ke arah Windy dalam sekejap.
ADVERTISEMENT
Lantaran dirasanya mengganggu orang lain, ayah Windy lantas langsung menuntaskan makanannya, membayar, dan mengajak anak dan istrinya pulang. Dalam perjalanan, Windy berbisik kepada ayahnya.
“Ada yang salah dengan bakso itu.” Kata Windy.
Ilustrasi uang banyak hasil pesugihan. Foto: kumparan
***
Beberapa minggu setelah kunjungan Windy dan keluarganya itu, orang-orang dikejutkan dengan kabar bahwa Pak Mamat telah ditangkap polisi. Ia dipersalahkan lantaran tertangkap basah meletakkan sebuah celana dalam ke dalam panci baksonya. Perilaku licik itu tertangkap mata oleh salah satu pengunjung yang sedang makan di sana.
Perihal celana dalam itu, Windy sebenarnya telah mengetahuinya dari bau tak enak yang ia rasakan dari bakso itu, beberapa waktu lalu. Sebenarnya di saat itu pula, Windy telah curiga bahwa Pak Mamat telah memakai pesugihan untuk warung baksonya.
ADVERTISEMENT
Maka wajar saja, dari pesugihan itu, warung milik Pak Mamat selalu didatangi pengunjung. Ia jadi juragan bakso yang kaya raya. Namun, di balik itu semua, Windy yang merupakan seorang wanita saleh telah mengetahui kelicikan Pak Mamat lantaran jiwanya yang suci dengan rajin beribadah. Berkat berpuasa syawal, Windy bisa merasakan apa yang orang biasa lainnya tak bisa rasakan.
Tulisan ini merupakan rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.