Kisah Juragan Bus Kota yang Jadikan Penumpangnya sebagai Tumbal Pesugihan

Konten dari Pengguna
4 Juni 2020 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi bus mudik Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi bus mudik Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah kota memang perlu alat transportasi yang bisa dijangkau oleh seluruh warga masyarakatnya. Selain untuk mempermudah mereka bepergian, alat transportasi umum juga merupakan salah satu penggerak ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
ADVERTISEMENT
Keadaan itu dimanfaatkan oleh, sebut saja, Pak Bima. Sudah lama, ia menjadi sopir angkutan umum di kota tempatnya tinggal. Meskipun uang yang ia dapatkan tak sebanyak mereka yang bekerja sebagai pegawai kantoran, upah yang didapat Pak Bima telah cukup untuk menghidupi keluarganya.
Namun, tetap saja, sebagaimana seyogyanya seorang sopir hidup, Pak Bima dan keluarga tetap hidup dengan pas-pasan. Padahal, profesi sopir itu telah ia lakukan selama puluhan tahun. Tetapi, kualitas hidupnya tak kunjung meningkat juga.
Dilatarbelakangi hal itu, berbekal izin istrinya, Pak Bima memutuskan keluar dari pekerjaannya. Setelah selama puluhan tahun ia menjadi sopir angkutan umum, jumlah tabungannya telah cukup untuk membeli sebuah anak bus. Maka dibelilah anak bus itu dengan tujuan untuk dapat digunakan Pak Bima mencari uang.
ADVERTISEMENT
Keputusan Pak Bima untuk keluar dari pekerjaannya memang dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk tak bergantung pada orang lain. Dengan menjadi sopir anak bus yang ia beli, ia bisa berdiri di atas kakinya sendiri.
Namun, nasib tak kunjung juga berpihak pada Pak Bima. Menyopiri busnya sendiri, ia tetap saja hidup pas-pasan, bahkan makin melarat. Busnya sepi penumpang. Maka dari itu, ia lantas mencari cara untuk keluar dari segala macam kesumpekan hidup yang ia rasakan dengan keluarga.
Maka, di tengah kondisi menghimpit itu, Pak Bima memutuskan untuk mencari pesugihan. Ia mencari bantuan temannya yang sudah akrab dengan dunia hitam, memintanya untuk membantunya melakukan segala macam ritual yang bisa membuatnya kaya raya.
Benar saja, setelah rutin melakukan ritual itu selama beberapa bulan, kemampuan ekonomi Pak Bima meningkat tajam. Hanya beberapa bulan setelah ia mencari pesugihan itu, Pak Bima lantas bisa membeli 5 anak bus sekaligus.
ADVERTISEMENT
Di titik ini, ia tak lagi jadi seorang sopir. Dengan kelima bus yang ia punya, Pak Bima bisa menyuruh orang lain untuk menyopiri bus itu. Sementara dengan leyeh-leyeh, ia tinggal menerima uang dari sana. Maka singkat kata, akibat pesugihan itu, Pak Bima jadi kaya raya mendadak.
Namun, tak ada yang tahu bahwa pesugihan itu membutuhkan tumbal. Tumbal itu tak berasal dari keluarga Pak Bima, melainkan dari satu bus berikut penumpang yang ada di dalamnya. Singkat kata, untuk dapat terus-menerus kaya raya, Pak Bima harus rela kehilangan salah satu busnya, lengkap dengan penumpang yang ada di dalamnya. Bus itu akan mengalami sebuah kecelakaan maut, dan semua penumpang yang ada di dalamnya akan meninggal di tempat.
ADVERTISEMENT
Singkat kata, hal itu benar-benar terjadi. Memasuki tahun kedua kelima anak bus Pak Bima beroperasi, salah satu anak bus yang disewa kelompok pramuka sebuah sekolah mengalami sebuah kecelakaan.
foto: kumparan
Tadinya, kelompok pramuka itu berniat melakukan kemah di sebuah bukit. Namun, sayangnya, di tengah perjalanan menuju bukit di mana ada jalan menanjak, anak bus itu tak kuat lantaran terlalu banyak penumpang. Kendaraan itu pun langsung melorot ke bawah dan masuk ke jurang. Semua penumpang yang ada di dalamnya meninggal di tempat. Hal itu tak lain dan tak bukan terjadi lantaran tumbal pesugihan Pak Bima.
Namun, Pak Bima tak mengetahui bahwa ternyata, salah satu anak bungsunya ada di dalam anak bus itu. Di sisi lain, Pak Bima tak tahu sama sekali bahwa anaknya berada di sana karena ia hanya dimintai izin si bungsu untuk menginap di rumah seorang teman. Padahal, si bungsu juga tergabung dalam kelompok pramuka yang hendak melakukan kemah itu.
ADVERTISEMENT
Maka, akibat keserakahannya, Pak Bima telah dengan tega membunuh anaknya sendiri beserta puluhan orang lain di dalam anak bus. Ia memang kaya raya, tapi perilakunya mirip dengan iblis.
Tulisan ini merupakan rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.