Kisah Penjual Baju Online yang Lakukan Pesugihan

Konten dari Pengguna
27 Juli 2020 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pesugihan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesugihan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan.
ADVERTISEMENT
Sejak pandemi berlangsung, Dika sudah memulai bisnis onlinenya. Lantaran di PHK dari pabrik, ia harus memutar otak untuk tetap bertahan dikala krisis. Alhasil Dika menemukan ide untuk berjualan baju Tie Dye.
ADVERTISEMENT
Mereknya menyasar kalangan anak muda. Dika yang gadget freak menggunakan aplikasi TikTok untuk melakukan promosi. Dari sana mayoritas pelanggannya berasal. Berkat jago edit video di TikTok, Dika banyak menadapatkan pesanan untuk binis yang baru dirintis. Paling tidak satu hari ia dapat menjual 5 kaos Tie Dye yang sedang hits itu.
Tetapi hal itu hanya bertahan sebentar. Kelarisan toko online bajunya hanya sebulan. Padahal beragam konten video lucu telah ia buat. Di bulan kedua online shopnya sepi pembeli. Dika kembali dipusingkan bagaimana cara membayar tagihan listrik yang terus melonjak.
Ilustrasi Tik Tok. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Selama satu bulan itu, Dika hanya mampu menjual 5 kaos. Penjualannya itu tak mampu menutupi pengeluaran bulanannya. Lantaran putus asa, Dika mencoba menghubungi temannya meminta pekerjaan.
ADVERTISEMENT
“Yaudah kamu ke sini aja dulu, ntar kita ngopi bareng” kata Yanto setelah Dika menceritakan permasalahnnya.
Keesokan harinya, Dika menyambangi rumah sahabatnya itu. Menggunakan motor butut tua nya, ia berkendara 30 menit. Sepanjang perjalanan, Dika tak bisa melupakan tagihan-tagihan yang terus berdatangan.
Yanto dan Dika memang sudah berteman sejak lama. Pertemanan mereka terjalin hari pertama sejak sama-sama bekerja di pabrik wajan itu. Mereka juga sudah seperti kakak-adik yang saling menolong satu sama lain. Tak heran bila ada permasalahan, keduanya akan meminta bantuan satu sama lain.
Tak berbeda dengan hari itu, Dika menceritakan usahanya yang sudah tak laku. Tapi Yanto justru menganggapnya sepele. Ia terkekeh mendengar pengakuan kawannya yang harus membuat video TikTok.
ADVERTISEMENT
“Susah sekali kamu dapat uang, sudah ikut aku saja. Aku dapat trik ini dari kakekku dikampung” tutur Yanto sembari mengajak sahabatnya masuk ke ruangan.
Dika masuk ke satu ruangan khusus yang sengaja tak diberi cahaya. Ditengah ruangan itu terdapat sebuah meja kecil yang dipenuhi dengan dupa dan beragam jenis bunga. Dika seketika mengetahui apa yang terjadi dengan kawannya. Sejak ia mengenalnya, Yanto sudah sangat sering berbicara tentang klenik, tapi baru kali ini Yanto benar-benar melakukannya.
“Apa itu yang ditengah?” tanya Dika menunjuk sebuah benda sekecil boneka Barbie.
“Oh itu, itu betara karang, atau jenglot. Kakekku yang mengirimkannya padaku. Katanya pesugihan jenglot ini bisa bantu dapat uang banyak. Aku iseng aja coba, eh ternyata benar. Tuh coba aja lihat itu, baru sebulan, udah dapet duit segitu” tuturnya menunjuk ujuang ruangan.
ADVERTISEMENT
Dika mengikuti jari telunjuk Yanto, ia melihat ada sebuah tas gym besar yang penuh. Ia pun kemudian memberanikan diri untuk mendekat dan membuka tas itu. Dika terkejut ketika mengetahui tas itu berisi uang ratusan ribu yang tersusun rapi.
“Gila kamu, kenapa dari dulu kamu gak bilang-bilang kalo bisa dapet duit dengan mudah?” tanya Dika marah.
“Sabar bosku, ini memang mudah, tapi tak semudah kelihatannya. Kamu harus menyalakan dupa ini semalam suntuk tiap selasa wage dan jumat kliwon. Ruangan ini harus tidak memiliki akses cahaya matahari. Selain pelaku pesugihan, ruangan ini juga tidak boleh dimasukin oleh orang lain. Apakah kamu sanggup?” tanya Yanto.
Dika mengangguk, ia minta diajari segala proses dan prosedurnya. Hari itu kebetulan merupakan selasa wage, Dika akhirnya memutuskan untuk menginap di rumah kawannya dan mengikuti ritual.
ADVERTISEMENT
Pukul 7 malam, mereka berdua telah memasuki ruangan itu. Gelap-gelapan, Yanto berusaha untuk menyalakan dupa yang memenuhi meja. Sebanyak 17 dupa, telah ia nyalakan. Mereka berdua harus berada di ruangan itu ke 17 dupa itu berubah menjadi asap semua.
Ritualnya selesai tepat ketika subuh berkumandang, kedua nya langsung keluar kamar dan segera tidur lantaran sudah terjaga semalam suntuk. Ketika bangun pada siang harinya, kedua kawan itu menemukan adanya uang pecahan Rp 50.000 ribu yang berserakan di ruangan itu.
Ritual ini kemudian mereka lakukan selama tiga bulan. Selama itu pula sudah banyak barang yang Dika dan Yanto beli dari beragam aplikasi online. Kini Dika juga tak perlu membuat video TikTok untuk mencari pembeli.
ADVERTISEMENT
Tetapi sayang, kekayaan mereka tidak bertahan lama. Hal buruk justru terjadi. Suatu hari Dika pergi ke kafe untuk nongkrong dengan kawan-kawan lamanya. Saat itu Dika tiba-tiba sesak napas dan jatuh pingsan. Lantaran takut covid, tidak ada yang berani menolongnya. Dika tergeletak tak berdaya selama satu jam tanpa pertolongan. Pertolongan baru datang ketika ambulan tiba.
Naas nyawa Dika tidak tertolong. Dika meninggal bukan terkena virus corona, tetapi lantaran terlalu banyak menghisap asap dupa.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan tempat dan kejadian hanyalah kebetulan belaka.