Kisah Selebgram yang Rela Dipersunting Genderuwo Supaya Terkenal

Konten dari Pengguna
21 Juli 2020 18:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dari endorse Instagram, Dewi bisa memperoleh puluhan juta rupiah sehari. Foto: telaah.id
zoom-in-whitePerbesar
Dari endorse Instagram, Dewi bisa memperoleh puluhan juta rupiah sehari. Foto: telaah.id
ADVERTISEMENT
Pekerjaan Dewi memang terbilang amat sepele. Ia punya paras yang amat cantik. Setiap pergi ke tempat-tempat umum, orang-orang akan memandang wajahnya dengan melongo, seperti tersedot kecantikannya.
ADVERTISEMENT
Sehari-hari, Dewi bisa meraup puluhan juta rupiah hanya dari mempromosikan produk di akun Instagram pribadinya. Maklum, karena parasnya yang amat cantik, ia punya tak kurang dari 30 ribu followers di sana. Orang-orang pun lalu mengenalnya sebagai selebgram, semacam sebutan untuk orang terkenal yang naik daun lewat Instagram, meski jarang bahkan tak pernah masuk TV.
Untuk setiap unggahan promosi produk atau endorse di waktu-waktu ‘prime time’ selebgram yakni setelah jam 12 siang dan sehabis magrib, Dewi memasang tarif Rp 7 juta untuk yang paling rendah. Sementara dalam sehari, ia tak pernah mendapat kurang dari 3 permintaan endorse. Tugasnya? Amat sepele. Dewi tinggal mengunggah foto saat ia memakai produk tertentu, lalu membuat caption yang isinya menawarkan produk itu ke followers. Kalau mau dalam bentuk video, tarifnya bisa berkali-kali lipat lebih mahal.
ADVERTISEMENT
Maka, dengan penghasilan minimal Rp 20 jutaan dalam sehari itu, hidup Dewi amat glamor. Lantaran terkenal, ia jadi agak belagu. Orang tuanya sendiri pun tak suka dengan yang dilakukan Dewi.
*
Angin berhembus di malam yang dingin. Di rumah mewah Dewi yang tampak amat megah dibanding milik tetangga-tetangganya itu, ia hanya tidur sendirian. Maklum, meski cantik bukan main, anehnya, sampai sekarang ia pun belum juga mempunyai suami, bahkan pacar.
Di dalam kamarnya, Dewi sedang menelungkupkan badannya ke dalam selimut. Menikmati hidup. Merayakan penghasilan yang ia dapat hari itu. Memberi penghargaan pada dirinya sendiri.
Namun, tak dinyana, saat ia sedang asyik masyuk membuka-buka rekening tempat para pelanggan membayar tarif endorseannya hari itu, tak jauh dari kamar Dewi, terdengar suara langkah kaki yang amat berat. Kalau dirasakan dari dentuman suaranya, hampir dipastikan itu bukanlah langkah kaki seorang manusia.
ADVERTISEMENT
Setengah ketakutan, Dewi lantas merapikan seprai kamarnya yang di beberapa sudut tergeletak beberapa lembar uang yang jumlahnya tak sedikit. Ia lalu beranjak dari kasur, berniat melihat ke luar kamar.
Akan tetapi, seiring waktu Dewi mengumpulkan keberanian untuk beranjak dan melihat apa yang terjadi, nyalinya semakin ciut. Lama kelamaan, suara kaki itu terdengar makin keras. Seperti memang menuju ke kamar Dewi.
Dan, benar saja, setelah suara itu makin mendekat hingga seperti hanya sedang berada di balik pintu, terdengar suara makhluk yang membuat sekujur badan Dewi merinding. Ia terdengar seperti sedang menagih sesuatu kepada Dewi.
Malam itu, seekor genderuwo mendatangi Dewi untuk menagih janji. Ilustrasi: kumparan
“Apa kau sudah lupa janjimu padaku? Bukankah kau seharusnya memenuhinya malam ini?” tanya suara itu menggelegar.
“Maaf, Aki… Aku hampir saja lupa. Nanti, ku susul kau ke tempat biasanya,” kata Dewi setengah menangis.
ADVERTISEMENT
Malam itu, yang dihadapi Dewi bukanlah penagihan janji dari seseorang seperti pada umumnya. Di balik semua ketenaran dan kecantikannya, memang tak banyak orang tahu kalau Dewi telah melakukan perjanjian pesugihan dengan genderuwo untuk membuat pribadinya tampak terus mempesona di mata orang. Hasilnya: banyak orang berdatangan untuk meminta endorse dan Dewi pun praktis jadi perawan muda yang berduit.
Saat itu, genderuwo itu mendatangi Dewi untuk menagih apa yang Dewi janjikan kepadanya dalam ritual pesugihan yang telah Dewi lakukan berwaktu-waktu lalu. Kepada genderuwo yang biasa dipanggil-panggilnya dengan Aki, Dewi telah berjanji untuk menyerahkan keperawanannya pada si genderuwo. Maka dari itulah, meski amat cantik, hingga hari itu Dewi tak kunjung mempunyai seorang pasangan.
ADVERTISEMENT
Maka, malam itu, dengan ketakutan setengah mati, Dewi berniat memenuhi janjinya dan mendatangi tempat genderuwo berasal, sebuah makam tua yang tak lagi digunakan di pinggiran desa. Di tengah malam, berjalan sendirian, ia tak tahu bagaimana nasibnya sesampainya di sana.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan kejadian hanyalah kebetulan belaka.