Puasa 40 Hari yang Mengalahkan Pesugihan

Konten dari Pengguna
9 Juli 2020 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi puasa. Foto : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi puasa. Foto : pixabay.com
ADVERTISEMENT
Jafar Malik bisa jadi orang paling beruntung yang sangat sial. Sebab karisma yang ada pada diri laki-laki ini membawa petaka yang terus membuatnya gagal mencinta. Di usianya yang menginjak 30 tahun, Jafar masih belum memiliki perempuan untuk ia pinang, walaupun ada belasan wanita yang bersedia berada di posisi itu.
ADVERTISEMENT
Daya tarik yang ada pada dirinya turun dari sang ibu. Sang Ibu yang merupakan keturunan Kerajaan masa lampau masih sarat akan pesona lahir batinnya. Sedangkan ayahnya, masih keturunan Kerajaan Hinda Belanda di Indonesia.
Lahir di Yogyakarta, Jafar bayi langsung diboyong ke Australia demi studi sang ayah- atau setidaknya itu yang ia pikir. Ia bersama dua kakak perempuannya menghabiskan masa kecil di negeri kangguru itu. Tak ada yang janggal dari dirinya semasa ia tumbuh kembang. Keanehan itu muncul saat keluarga Malik kembali ke Indonesia. “Studi ayah sudah selesai” kata sang ibu.
Sepulangnya ke Indonesia, Jafar lantas masuk ke sekolah menengah pertama internasional terbaik. Saat itu keanehan pada diri Jafar yang memasuki masa pubertas pun terlihat. Belum genap satu bulan menjadi murid baru, Jafar sudah berhasil menarik 3 perempuan kelasnya. Bukan, bukan maksud Jafar menjadi laki-laki buaya dengan banyak wanita, tapi Jafar juga tak mengerti mengapa gadis-gadis itu tertarik padanya.
ADVERTISEMENT
Ia keheranan sendiri ketika para gadis itu mengungkapkan kepadanya isi hati mereka. Ia nyaris memuntahkan bakso yang ada di mulutnya. Lantaran merasa masih kecil dan belum siap pacaran, Jafar pun menolaknya.
Ilustrasi ilmu dukun yang bersekutu dengan setan. Foto : Kumparan
Ketika kuliah, Jafar mengambil ilmu hukum di salah satu Universitas terbaik di negeri. Ia berharap akan memiliki teman-teman yang serius mendalami ilmu hukum. Sehingga tidak ada waktu bagi teman perempuannya memperhatikan Jafar dan jatuh hati seperti kawan-kawan sekolahnya dulu. Tetapi ternyata tak ada yang berubah.
Pesona Jafar justru makin bertambah seiring dengan kematangan usianya. Teman-teman kampusnya klepek-klepek hanya dengan melihatnya dari jauh. Bahkan teman laki-lakinya yang memiliki orientasi seksual menyimpang pun juga turut menaruh hati padanya.
Jafar pusing. Ia sangat bingung dengan apa yang terjadi. Dirinya tidak merasa melakukan apapun. Ia bukan tipe laki-laki sok genit yang tebar pesona dengan wanita. Tingkahnya justru nyeleneh, sangat aktif bergerak, dan cerewet. Kesan laki-laki maskulin sangat jauh darinya. Ia hanya merasa menang tinggi saja. Untuk tampang masih ada yang lebih tampan darinya, meski ia juga tak jelek-jelek amat.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus kuliah, Jafar melanjutkan kariernya di perusahaan hukum kecil. Sang ayah sudah menawarkan posisi penting di perusahaan keluarga. Tapi ia menolak, Jafar takut bila ia menjadi petinggi perusahaan, akan tambah banyak wanita yang tergila-gila. Untuk itu, ia rela bekerja menjadi staff biasa dengan gaji UMR.
**
Karier Jafar pun melejit. Dirinya memang sosok yang pintar dan memiliki banyak inovasi. Tapi ia sesungguhnya mengerti bahwa bukan itu yang dilihat atasannya. Bu Linda memang sudah melirik Jafar sejak ia masih jadi anak bawang. Diam-diam, ibu dua anak itu menaruh hati pada brondong bawahannya. Tak heran bila ia mengangkat Jafar untuk menduduki posisi penting meski baru setahun masuk. Bu Linda memiliki maksud agar ia dan Jafar dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama.
ADVERTISEMENT
“Duh nasib-nasib. Kenapa sih aku sial mulu. Kalo kayak gini kan gak ada cewek yang tulus sama aku”
Celotehannya di kamar didengar oleh Bi Iyem sang pembantu rumah. Dirinya telah bekerja dengan keluarga itu sejak ibunya masih belia. Bi Iyem masuk sembari membawakan teh hangat kesukaan tuannya itu.
“Ada apa Den, mau tidur kok malah marah-marah?” tanya Bi Iyem pura-pura tak mengerti.
“Aku tu heran Bi sama diriku sendiri. Ketika orang-orang pada pengen punya daya tarik biar cewek-cewek pada datang, aku malah merasa kesialan. Aku merasa gak bisa menemukan perempuan yang benar-benar tulus bagiku” tuturnya sedih.
Bi Iyem seketika ingat dengan permintaan majikannya. Ibu Jafar meminta agar Bi Iyem yang memberitahukan kebenarannya.
ADVERTISEMENT
“Den, sebenarnya ada yang ingin bibi sampaikan. Bibi rasa Den Jafar juga sudah siap untuk mendengarnya” tutur Bi Iyem hati-hati.
Jantungnya berdegup kencang. Dirinya terkejut namun juga penasaran untuk mendengar kebenaran. Ia pun mengangguk ragu.
“Jadi sebenarnya dahulu sebelum Ibu dan Ayah menikah, ibu sempat mau dipinang dan dijadikan istri kedua oleh kepala desa di tempat kakek. Tetapi Ibu tidak mau Den, karena Ibu telah jatuh cinta dengan Ayah, terlebih dijadikan istri kedua. Ibu jelas tidak mau. Tetapi si kepala desa itu ternyata bermain dengan kekuatan gaib. Dia melakukan pesugihan bersama setan untuk mengutuk anak Ibu. Dia menjalin perjanjian dengan setan agar salah satu anak Ibu memiliki daya pikat yang justru menyebabkannya sulit untuk dapat jodoh. Agar kutukan itu tidak berlaku, anak-anak Ibu seharusnya tidak tinggal di nusantara. Itulah mengapa Ibu dan Ayah membawa kalian ke Australia” tutur Bi Iyem.
ADVERTISEMENT
Jafar kebingungan dan bertanya “Bila memang benar seperti itu, lantas mengapa kita harus kembali ke Indonesia?”
Bi Iyem kembali menjelaskan bahwa kedua orang tuanya menolak takut dengan setan. Mereka berdua tak ingin hidupnya terusik dengan setan. Padahal ada Sang Pencipta yang menjaga mereka.
Bi Iyem kemudian bertutur “Nak Jafar harus puasa ya 40 hari minimal. Berdoa kepada Allah supaya terhindar dari gangguan setan”
Jafar pun mengangguk menerima nasibnya.
**
40 hari kemudian, ketika ia membatalkan puasa terakhirnya Jafar melihat perbedaan. Beberapa wanita yang ada di sekitar tempatnya makan di restoran biasanya akan terlihat curi-curi pandang sembari memotret tampangnya. Tapi kali ini tidak. Ia melihat sekeliling dan para wanita yang berada di sekitarnya justru sibuk dengan leher tertunduk yang terpaku pada layar smartphone mereka.
ADVERTISEMENT
Sembari membatalkan puasanya, Jafar mengucap puji dan syukur.
Tulisan ini merupakan rekayasa. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.