Satu Kampung Perang Makhluk Halus, Kisah Adu Jin Saat Momen Pilkades

Konten dari Pengguna
24 Agustus 2020 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jin (Foto: Ilustrasi jin. Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jin (Foto: Ilustrasi jin. Kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemilihan umum Kepala Desa memang punya ruang massa yang lebih sedikit ketimbang pemilu-pemilu kepala daerah lainnya. Namun, gesekan politik yang terjadi tak kalah panas dengan pemilu presiden.
ADVERTISEMENT
Biasanya, tiba-tiba warga satu desa akan terbagi menjadi berkubu-kubu. Ada kelompok pendukung calon kepala desa A, ada pula pendukung calon kepala desa B. Gesekan tiap kubu tak ayal kerap berujung bentrok. Ya, setidaknya mereka akan terlibat bentrok mulut atau perang umpatan.
Hal itulah yang terjadi di sebuah desa di Kabupaten Subang pada 2018 silam. Sebut saja Desa A. Saat itu, Kabupaten Subang sedang menggelar pilkades serentak di 165 desa, termasuk Desa A.
Di Desa A, ada empat calon kepala desa yang bertarung. Namun, hanya dua pasangan calon yang punya massa melimpah. Sebut saja Paslon 1 dan Paslon 2. Kedua massa dari kedua paslon itu kerap terlibat gesekan adu mulut di banyak ruang.
ADVERTISEMENT
Apalagi saat kampanye, pihak kepolisian bahkan harus memisahkan rute kampanye agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Maklum saja, Paslon 1 adalah petahana, sedangkan Paslon 2 adalah seorang tokoh besar di Desa A.
Seusai masa kampanye, situasi pilkades di Desa A menjadi masa tenang. Artinya, tak ada satupun tim sukses dari tiap kubu yang boleh melakukan kampanye dalam bentuk apapun.
Namun, Desa A tidak demikian. Para pendukung dari kedua kubu masih terus bergesekan di banyak hal. Ragam fitnah dan umpatan masih saling terlontar di antara keduanya.
Hal yang paling mengejutkan dari gesekan kedua kubu pun terjadi. Jika sebelumnya mereka beradu massa, maka di masa tenang ini giliran makhluk halus yang 'bermain'. Ya, kedua kubu saling menggunakan jin untuk memenangkan suara mereka.
ADVERTISEMENT
***
Masa tenang tampaknya tak menjadi benar-benar tenang di Desa A. Pada suatu malam, Paslon 2 mengalami hal aneh di rumahnya. Saat akan beristirahat, sang istri tiba-tiba melihat sekelebat cahaya putih yang mondar-mandir di ruang tengah.
Jelas ia berteriak dan memancing tanda tanya para tetangga. Sang suami yang menjadi calon kades pun terkaget-kaget. Ia bertanya apa yang terjadi. Setelah diceritakan, sang kades pun menunggui tengah rumah.
Benar saja, sekelebat cahaya putih itu muncul kembali. Jelas sang calon kades kaget. Ia kemudian menganggap bahwa itu adalah kiriman santet dari salah satu paslon saingannya.
Sontak, sang calon kades menghubungi rekan-rekannya yang juga menjadi tim sukses untuk menunggui rumahnya. Sekelebat cahaya itu tak lagi muncul malam itu.
Ilustrasi Desa. Foto: Pixabay - @For_the_people
Esok harinya, sang calon kades dari Paslon 2 menghubungi kerabatnya untuk dihubungkan dengan salah satu orang pintar. Singkat cerita, mereka menemui sang orang pintar.
ADVERTISEMENT
Setelah diceritakan apa yang dialaminya semalam, si orang pintar itu mengatakan bahwa itu adalah kiriman santet dari salah satu calon. Sontak saja sang calon kades kaget. Ia langsung meminta sang dukun untuk membuatkan jimat agar ia terhindar dari serangan-serangan mistis lainnya.
Di luar dugaan, si orang pintar tak hanya menawarkan jimat, ia bahkan menawarkan tentara jin nya untuk melawan balik si penyerang. Sang calon kades pun menerima tak peduli berapapun maharnya.
Akhirnya, si orang pintar mendatangi tempat kejadian perkara. Ia juga meminta tinggal di Desa A hingga pemungutan suara berlangsung.
***
Malam itu adalah malam sebelum pemungutan suara berlangsung. Malam yang seharusnya tenang, justru menjadi malam mencekam.
Sebagaimana pengakuan sang calon kades, sekelebat cahaya putih terus-menerus bermunculan di hampir semua tempat yang ia kunjungi. Sang orang pintar yang ia sewa pun masih sibuk merapal berbagai mantra agar kliennya terhindar dari 'serangan'.
ADVERTISEMENT
Pengakuan warga lebih mengagetkan lagi. Banyak warga mengatakan tiba-tiba selalu ada pecahan telur di depan rumah mereka semalaman penuh. Meskipun dijaga, pecahan-pecahan telur itu terus bermunculan secara misterius.
Jika halaman depan rumah dijaga, maka pecahan telur akan muncul di teras belakang atau samping rumah. Jika bagian belakang rumah yang dijaga, maka pecahan telur akan muncul di dapur. Dan begitu seterusnya.
Seluruh warga Desa A pun akhirnya merasa takut dengan perang mistis yang terjadi. Mereka khawatir menjadi korban salah sasaran dari para makhluk halus yang diutus.
Pagi pun tiba, tak ada hal aneh terjadi. Pemungutan suara berlangsung aman dan damai. Kejadian mistis pun menghilang seiring pilkades berhenti.
Hingga kini, tak ada yang tahu siapa pelaku penyerangan mistis yang terjadi selama pilkades berlangsung. Pasalnya, semua calon mengaku kerap dibuntuti cahaya putih selama momen pilkades.
ADVERTISEMENT
Alhasil, saling tuding pun terjadi. Masing-masing calon kades saat itu pun ternyata menyewa orang pintar untuk melindungi diri dari serangan yang diduga santet itu.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan tempat dan kejadian hanyalah kebetulan belaka.