Dulu Logger, Kini Mereka jadi Penjaga dan Petani Hutan

Petrus Kanisius
Bekerja di Yayasan Palung
Konten dari Pengguna
15 Februari 2024 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Petrus Kanisius tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto dokumen : Kelompok pertanian organik di Hutan Desa Padu Banjar, Simpang Hilir, Kayong Utara, Kalimantan Barat. (Foto dok. Yayasan Palung).
zoom-in-whitePerbesar
Foto dokumen : Kelompok pertanian organik di Hutan Desa Padu Banjar, Simpang Hilir, Kayong Utara, Kalimantan Barat. (Foto dok. Yayasan Palung).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada cara yang bisa dilakukan oleh Yayasan Palung (YP) agar masyarakat di Sekitar Hutan Desa tidak lagi merambah hutan (logger). Kini mereka (kelompok tani) boleh dikata sebagai penjaga dan petani hutan.
ADVERTISEMENT
Menariknya, ketika mereka tidak melakukan patroli di Kawasan Hutan Desa, mereka bercocok Tanam (bertani).
Seperti misalnya, Kelompok Pertanian Organik di Kawasan Hutan Desa Padu Banjar, dari hasil kebun, kelompok tani berhasil melakukan panen Kacang Panjang dan cabai, pada Sabtu (10/2/2024).
Seperti diketahui, kelompok tani Hutan Desa di beberapa Desa di Simpang Hilir, Kayong Utara merupakan binaan YP.
Dengan cara bercocok tanam (bertani) seperti ini sebagai salah satu cara agar mereka tidak merambah hutan lagi.
Beberapa kelompok tani di Kawasan Hutan Desa merupakan mantan perambah hutan (logger) yang saat ini sudah berubah, mereka kini sebagai penjaga dan petani hutan.
Sebagai penjaga hutan, mereka pun aktif diajak oleh Tim Patroli dari Program Hutan Desa Yayasan Palung untuk melakukan patroli di Kawasan hutan desa dengan maksud agar hutan terjaga dan mereka tidak merambah hutan lagi.
ADVERTISEMENT
Samsidar, selaku Ketua LPHD Banjar Lestari, Desa Padu Banjar, mengatakan, di lahan pertanian yang memiliki lebar 25 meter dan panjang 30 meter tersebut, Kelompok Pertanian Organik di Hutan Desa Padu Banjar bercocok tanam dengan ragam tanaman, diantaranya adalah; gambas, cabai, kacang panjang dan mentimun.
Dari hasil panen kemarin (10/2), kami berhasil melakukan panen 2 kilogram cabai dan 25 kilogram kacang panjang, kata Samsidar.
Lebih lanjut Samsidar mengatakan, untuk cabai, mereka jual dengan harga Rp 70 ribu per kilogramnya dan harga kacang panjang per kilogramnya Rp 10 ribu.
Tidak lama lagi, kita juga akan panen mentimun dan gambas. Saat ini, timunnya sudah berbuah, tetapi belum siap panen, demikian juga dengan gambas, di 20 bedengan yang kita punya, kata Samsidar.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Kelompok Pertanian Organik di Hutan Desa Padu Banjar merupakan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang di dukung oleh Yayasan Palung.
Hendri Gunawan, Koordinator Hutan Desa Yayasan Palung, mengatakan, Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Yayasan Palung (YP) secara berkelanjutan kepada masyarakat sekitar hutan desa dengan tujuan agar masyarakat mampu mengorganisasikan dirinya dalam upaya meningkatkan produktifitas usaha dengan harapan meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, sehingga tujuan utama masyarakat sejahtera dan hutan lestari dapat tercapai.
Lebih lanjut, kata Hendri, YP mendukung KUPS seperti pelatihan seperti cara bertani, dan kita juga memberikan bibit dan pupuk organic kepada kelompok.
Sebagai informasi tambahan, Hutan Desa di Desa Padu Banjar memiliki luasan 2883 hektare di wilayah Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, kata Hendri.
ADVERTISEMENT
Penulis : Petrus Kanisius-Yayasan Palung