Demi Pendidikan Setara, Plan Indonesia Latih 2.900 Murid Belajar Online

Plan Indonesia
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada tahun 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.
Konten dari Pengguna
14 Desember 2021 20:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Plan Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Murid atau peserta program BRIGHT Plan Indonesia mendiskusikan pendidikan online atau pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan. Foto: Plan Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Murid atau peserta program BRIGHT Plan Indonesia mendiskusikan pendidikan online atau pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan. Foto: Plan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setiap murid harus didukung mendapatkan pendidikan yang layak, setara, dan menyenangkan di tengah pandemik COVID-19 dan berlangsungnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online. Apalagi, diperkirakan 20 persen dari total 40 juta remaja perempuan di kawasan Asia Timur dan Pasifik tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring, akibat tidak memiliki perangkat teknologi pendukung yang memadai, minimnya akses internet, serta kebijakan yang mendukung (UNICEF).
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2021, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menjalankan program pembelajaran digital yang inklusif atau dikenal dengan program ‘BRIGHT (Bringing Girls to High Potentials through Joyful Learning) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Peserta BRIGHT Project Plan Indonesia di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengikuti kegiatan youth-led monitoring untuk pembelajaran online..
Sebanyak 3 SMAN dan 4 SMPN di Lombok Utara, yaitu SMAN 1 Pemenang, SMAN 1 Tanjung, SMAN 1 Gangga, SMPN 1 Pemenang, SMPN 3 Tanjung, SMPN 4 Tanjung, juga SMPN 3 Gangga, telah mendapatkan manfaat langsung dari pelaksanaan program BRIGHT, yaitu peningkatan literasi dan keterampilan dalam menggunakan aplikasi pembelajaran digital.
Sedikitnya 2.934 murid (50,6 persen perempuan) dari ketujuh sekolah tersebut, bersama 214 tenaga pendidik, 11 orang anggota dinas pendidikan, dan 32 anggota komite sekolah telah mendapatkan pembekalan terkait cara mengoperasikan piranti digital untuk memastikan pembelajaran yang inklusif dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Ida Ngurah, Humanitarian & Resilience Programme Manager, mengatakan, pelaksanaan program diharapkan dapat memudahkan anak, orang tua, maupun tenaga pendidik untuk mengakses berbagai modalitas pembelajaran digital, agar pembelajaran jarak jauh di masa pandemik COVID-19 terasa layak dan menyenangkan.
“Dalam kondisi apa pun, anak-anak, terutama perempuan, harus mendapat jaminan untuk dapat menempuh pendidikan yang layak dan setara. Pandemik COVID-19 tidak bisa menjadi alasan anak harus putus sekolah, lantaran tidak memiliki literasi digital yang cukup,” ujar Ngurah seusai penutupan BRIGHT Project di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (14/12).
Saat pelaksanaan program, para partisipan program telah mendapatkan peningkatan kapasitas literasi digital untuk mengakses berbagai piranti pembelajaran, dimulai dari Google Classroom, WhatsApp, hingga Zoom Meeting, dengan menggunakan kurikulum pembelajaran digital yang telah ditetapkan oleh Kemdikbudristek. Pelatihan ini juga dibarengi dengan booklet dan video panduan yang diharapkan dapat membantu anak dan tenaga pendidik dapat melakukan pembelajaran digital secara mandiri.
Lebih lanjut, Ngurah menuturkan, “Plan Indonesia juga memperkaya pengetahuan anak-anak, khususnya perempuan, seputar keamanan selama menggunakan teknologi daring.”
ADVERTISEMENT
Sebanyak 105 anggota OSIS dari 7 sekolah target mendapatkan pengetahuan terkait kekerasan berbasis gender online (KBGO), panduan perlindungan anak dan kaum muda, juga keamanan berjejaring daring. Selain itu, 35 guru dari 7 sekolah menjadi mentor untuk penggunaan aplikasi pembelajaran, sementara 70 murid partisipan kegiatan terlibat dalam monitoring program BRIGHT, dan 25 komite sekolah membuat rencana untuk mendukung pembelajaran berbasis online.
“Hanya dengan kerja sama semua pihak, kita dapat memastikan terjadinya pembelajaran yang menyenangkan dan berkelanjutan, termasuk bagi keluarga marginal yang sebelum ini tak terlalu banyak terekspos dengan penggunaan teknologi digital dalam proses pembelajaran,” pungkas Ngurah.
Setelah berakhirnya program BRIGHT di Nusa Tenggara Barat, Plan Indonesia mendorong agar tenaga pendidik dan dinas pendidikan setempat untuk menggunakan platform digital milik Kemdikbudristek dalam mencari dan dan berbagi sumber belajar (Ayo Belajar dan Berbagi). Tujuannya, agar pembelajaran yang menyenangkan, inklusif, dan setara bagi anak-anak dan kaum muda bisa berlanjut, baik dengan sistem full online, hybrid (menggabungkan sistem masuk sekolah secara fisik dengan metode online), maupun ketika nanti tiba waktunya untuk kembali belajar sepenuhnya dari sekolah.
ADVERTISEMENT