Menyetarakan Akses bagi Kaum Muda Pencari Kerja, Didukung oleh Google.org

Plan Indonesia
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada tahun 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Plan Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peserta program Bridges to the Future oleh Plan Indonesia, didukung Google.org. Foto: Plan Indonesia/Masajeng
zoom-in-whitePerbesar
Peserta program Bridges to the Future oleh Plan Indonesia, didukung Google.org. Foto: Plan Indonesia/Masajeng
ADVERTISEMENT
Lanskap dunia kerja terus berubah setelah pandemi COVID-19 dan kesiapan kerja masyarakat Indonesia akan terus dipertaruhkan. Upaya bersama untuk mempelajari keterampilan baru (reskilling) menjadi semakin penting dari sebelumnya karena 17 dari 100 orang pada rentang usia 15 - 24 tahun diprediksi akan kehilangan pekerjaan pada tahun 2022 (Badan Pusat Statistik).
ADVERTISEMENT
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) berusaha menjawab tantangan ini melalui proyek ‘Bridges to the Future: ASEAN Youth Employment’. Sejak 2020, organisasi ini telah melaksanakan program untuk kaum muda (18 - 29 tahun) yang terdampak pandemi COVID-19 di area Jabodetabek, dengan dukungan dari Google.org, lengan filantropi Google, serta melalui kemitraan dengan ASEAN Foundation.
Seiring dengan berakhirnya program tersebut, di acara ‘Reinventing You(th)’ hari ini, Plan Indonesia mengumumkan bahwa 6.096 kaum muda telah menerima manfaat dari program Bridges to the Future. Para talenta muda mengakses pelatihan soft skill dan technical skill, mentoring dan career coaching, dukungan psikososial, serta dukungan kerja tanpa biaya. Selain itu, sebanyak 4.342 kaum muda telah menerima pelatihan soft skill dan technical skill sampai dengan Agustus 2022, dan 1.549 peserta telah mendapatkan pekerjaan berkat bantuan program ini.
Penutupan program Bridges to the Future. Foto: Plan Indonesia
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, menyampaikan pentingnya kolaborasi multisektoral agar kaum muda memiliki akses yang setara untuk mendapatkan pekerjaan. Ia juga menyebutkan bahwa kombinasi antara pelatihan keterampilan dan mentoring kesiapan kerja menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan kemampuan kerja kaum muda, khususnya perempuan dan penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
“Plan Indonesia mendorong setiap pemangku kepentingan untuk bekerja sama dan menciptakan akses kerja yang inklusif dan setara bagi kaum muda. Kita tidak boleh berhenti di sini dan harus terus memastikan dukungan bahkan di waktu yang akan datang,” Dini menegaskan.
Sementara itu, Marija Ralic, Lead Google.org, Google APAC, menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam setiap upaya reskilling.
“Inisiatif yang membantu kaum muda mempelajari cara menggunakan alat-alat digital agar tetap relevan sehingga dapat memanfaatkan potensi mereka secara maksimal sangat dibutuhkan. Kami sangat bersyukur karena lebih dari 6.000 kaum muda di Jabodetabek telah menerima manfaat dari inisiatif ini, yang dijalankan oleh Plan Indonesia dengan kemitraan bersama ASEAN Foundation. Kami telah melihat bagaimana kaum muda mengembangkan soft skill dan technical skill mereka melalui program ini,” ucap Marija.
ADVERTISEMENT
Dr. Yang Mee Eng, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation mengatakan, “Dukungan bagi talenta muda semakin penting agar mereka dapat menjadi generasi yang memimpin di ASEAN.”
Penutupan program BTF oleh Plan Indonesia.
Manfaat yang diperoleh talenta muda
Dua Brightees--sebutan untuk partisipan program Bridges to the Future--memberikan apresiasinya terhadap program ini. Dea (21) menjelaskan bahwa BTF telah membantunya bersiap menghadapi masa depan.
“Ketika saya bergabung di program ini, saya tidak punya kemampuan yang mumpuni untuk menyiapkan masa depan saya. Bahkan di tahun terakhir kuliah, saya tidak tahu cara menulis CV yang baik. Tapi, sekarang saya mulai mengetahui apa yang saya inginkan, apa yang bisa saya perbaiki, apa yang harus saya siapkan, dan bagaimana mencapai tujuan saya (melalui BTF),” ungkap Dina.
ADVERTISEMENT
Ravindra (23), Brightee yang memiliki disabilitas netra, mengatakan bahwa kepercayaan dirinya bertambah setelah bergabung dengan komunitas ini. “Orang-orang melihat saya secara berbeda karena saya memiliki disabilitas netra. Tapi hal itu tidak saya alami saat saya berada di komunitas BTF. Di sini, saya mendapatkan peluang yang setara (untuk tumbuh), dan termotivasi untuk menunjukkan bahwa saya memiliki kompetensi (untuk bersaing dengan yang lainnya),” ucapnya.
Dengan berakhirnya Bridges to the Future, kaum muda didorong untuk memanfaatkan setiap pengetahuan dan jaringan yang telah mereka dapatkan dari program ini. Untuk informasi lebih lanjut mengenai perjalanan mereka dan inisiatif Youth Employment & Entrepreneurship dari Plan Indonesia, silakan kunjungi Instagram.com/@kitakerja.id.