Review Film 'Mank': Kritik dan Politik di Balik 'Citizen Kane'

Konten Media Partner
10 Desember 2020 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film Mank (Foto: Netflix)
zoom-in-whitePerbesar
Film Mank (Foto: Netflix)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Film Netflix terbaru berjudul Mank merupakan film yang menceritakan kritik dan politik di balik film legendaris Citizen Kane.
ADVERTISEMENT
Citizen Kane (1941) kerap ditasbihkan sebagai salah satu film terbaik yang pernah ada dalam sejarah. Digarap oleh sutradara dan aktor Orson Welles, film itu bercerita tentang penelusuran makna kata "Rosebud" yang diucapkan taipan media Charles Foster Kane di penghujung hayatnya. Penelusuran itu berkembang dari sekedar mencari apa makna Rosebud menjadi penelusuran hidup Kane, dari awal ia membangun bisnis media hingga mati kesepian di kastilnya, Xanadu.
Patut diketahui, Citizen Kane tak sepenuhnya fiksi. Film itu berdasarkan kisah nyata atau tepatnya figur nyata. Proses pembuatannya sendiri tak kalah seru, penuh intrik dan konflik antara pekerja kreatif, tekanan Hollywood, politik, dan industri media. Oleh sutradara David Fincher (The Social Network) kisah itu diangkat dalam film barunya yang rilis di Netflix berjudul Mank.
ADVERTISEMENT
Kisah Mank diceritakan dari sudut pandang pemilik nama panggilan itu, Herman J. Mankiewiecz (Gary Oldman). Ia adalah salah satu figur di balik naskah Citizen Kane selain Orson Welles (Tom Burke).
Di Hollywood, Mankiewiecz dikenal sebagai figur yang smooth talker, cerdas, gemar berjudi, namun juga kritis. Ia tak segan beradu dengan bosnya sendiri atas perkara prinsip dan pilihan politik. Bahkan, beberapa kali, ia menggunakan filmnya untuk "menyerang" figur-figur yang tidak ia sukai secara "halus". Citizen Kane adalah salah satunya di mana ia garap di tengah masa pemulihan seusai kecelakaan.
Keterlibatan Mankiewiecz di Citizen Kane bermula ketika Orson Welles mendatanginya di rumah sakit. Di sana, Orson Welles meminta Mankiewiecz untuk menggarap naskah Citizen Kane karena menurutnya tidak ada orang lain yang lebih pas dibanding dirinya.
ADVERTISEMENT

Bentuk Kritik Orson Welles

Film Mank (Foto: Netflix)
Citizen Kane dipresentasikan Orson Welles sebagai kritik terhadap taipan media dan Republikan kala itu, William Randolph Hearst (Charles Dance). Sebagai penguasa bisnis media, Hearst kerap menggunakan pengaruhnya untuk membentuk opini publik yang menguntungkan dirinya atau kubunya. Mankiewiecz adalah orang dekat Hearst dan Orson Welles ingin Mankiewiecz menggambarkan Hearst seakurat mungkin sehingga ia sadar Citizen Kane adalah tentang dirinya.
Mankiewiecz menerima tawaran itu walaupun kemudian Orson Welles mengatakan bahwa naskahnya harus selesai dalam 60 hari dan Mankiewiecz tidak akan mendapat credit. Ia tidak mempermasalahkannya asal Orson Welles bisa memastikan pembuatan Citizen Kane semerdeka mungkin dari tekanan Hollywood. Dari situ, Mankiewiecz mulai menelusuri sejarah kedekatannya dengan Hearst dan orang-orang lingkaran dalamnya seperti Louie B. Meyer, Republikan kental sekaligus pendiri MGM.
ADVERTISEMENT
Seperti Citizen Kane yang sangat personal untuk Mankiewiecz, Mank juga sangat personal untuk David Fincher. Naskah film tersebut dibuat oleh ayahnya, Jack Fincher, sehingga Mank sudah seperti proyek keluarga. Adapun naskah ayahnya mengacu pada artikel garapan Pauline Kael di tahun 1971 berjudul Rising Kane. Artikel tersebut memperdebatkan siapa sebenarnya yang lebih berjasa atas "kehebatan" Citizen Kane, Orson Welles atau Mankiewiecz.
Mank, seperti judulnya, jelas lebih condong ke Mankiewiecz. Sebagai figur yang tidak begitu dikenal oleh penonton awam, Mankiewiecz jelas lebih menarik ditelusuri dibanding Orson Welles yang beberapa penonton masa kini pun tahu siapa dia. Namun, David Fincher tidak mencoba mengerdilkan kejeniusan Orson Welles, ia mencoba memperlihatkan kenapa peran Mankiewiecz begitu penting di balik Citizen Kane.
ADVERTISEMENT
Fincher menggarap premis tersebut dengan apik, baik secara visual maupun narasi. Secara visual, Fincher dan sinematografer Erik Messerschmidt mencoba seakurat mungkin mengemulasikan look dan feel dari film monokromatik tahun 30-40an. Mulai dari set, blocking, framing, hingga transisi, semuanya dibuat sesetia mungkin dengan gaya tua Hollywood. Mank tidak terlihat seperti film berwarna yang kemudian dihitamputihkan, tetapi film tua yang direstorasi ke format modern.
Film Mank (Foto: Netflix)
Sementara itu, secara narasi, Mank begitu asyik dinikmati karena pendekatannya yang non linear. Mirip dengan Little Women karya Greta Gerwig atau Citizen Kane sendiri, Mank terdiri atas dua timeline yang berjalan secara paralel untuk memperlihatkan sebab dan akibat.
Satu timeline memperlihatkan proses penulisan Citizen Kane oleh Mankiewiecz yang dibantu oleh asistennya, Rita Alexander (Lilly Collins). Ketika salah satu tahapan menulis mulai mengacu pada pengalaman Mankiewiecz dengan lingkaran Hearst, timeline mulai berganti ke masa lampau untuk memberi konteks pada proses penulisan Citizen Kane.
ADVERTISEMENT
Pergantian itu berlangsung secara tek tok, bolak balik, memberi informasi lengkap kenapa Citizen Kane bisa sampai disebut karya jenius Orson Welles dan Mankiewiecz. Jika Mank dipresentasikan dengan format umum yaitu secara kronologis, film ini bisa terasa sangat lamban dan bisa juga membosankan.
Tidak lepas dari presentasinya, Mank jugalah film yang modern yang secara konteks. Meski ia berlatar di tahun 1930-40an, Mank mengangkat isu yang masih hangat hingga sekarang mulai dari disinformasi, patriaki, oligarki, hingga post-truth. Seolah-olah Fincher ingin menunjukkan bahwa ada hal-hal yang tidak berubah walaupun masa sudah berjalan puluhan tahun sejak Mankiewiecz membuat Citizen Kane.
Isu-isu itu ada di balik pembuatan Citizen Kane, bahkan menjadi pemicunya. Mankiewiecz tidak akan membuat Citizen Kane jika Hearst dan Mayer cs tidak kelewatan menggunakan kekuasaan mereka untuk kepentingan politik. Keduanya sampai kepada titik memperlakukan Hollywood sebagai mesin politik karena mereka tahu film bisa menjadi agen kebenaran alternatif.
ADVERTISEMENT
Di kisah film dan realita, mereka menggunakannya untuk melawan gerakan Upton Sinclair, aktivis akar ramput yang mencalonkan diri sebagai Gubernur California di tahun 1934. Ia mencoba melawan status quo yang dibentuk oleh studio-studio Hollywood kala itu yang memperlakukan para pekerjanya dengan sesuka hati.
Situasi itu tidak jauh berbeda dengan sekarang. Kebangkitan media-media konservatif di Amerika pasca Pilpres AS, penguasaan bisnis media oleh politisi, hingga penyebaran disinformasi untuk membentuk opini publik adalah praktik harian. Perbedaannya, jika Hearst dan Mayer memanfaatkan film untuk membuat daya rusak sebesar-besarnya di Mank, pemilik kepentingan sekarang menggunakan media sosial dan buzzer.
Mank bisa diumpamakan sebagai orang tua yang berjiwa muda. Ia usang secara penampilan, tapi modern dalam mengangkat isu. Mank terkadang bisa terasa sangat kaku dalam menyampaikan histori Citizen Kane dan konteks politik (serta personal) di baliknya, namun ia cekatan dalam memaparkan detil-detil menarik yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT