Review Lego Movie 2: Tertolong Referensi Budaya Pop

Play Stop Rewatch
Media yang fokus membahas pop culture dan aktif di channel YouTube serta instagram.
Konten dari Pengguna
13 Februari 2019 9:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Play Stop Rewatch tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Review Lego Movie 2: Tertolong Referensi Budaya Pop
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta – Kesuksesan The Lego Movie meninggalkan PR berat bagi sekuelnya, The Lego Movie 2: The Second Part. Bagaimana tidak, film animasi yang disutradarai duo Christopher Miller dan Phil Lord tersebut kerap disebut-sebut sebagai salah satu film animasi terbaik yang pernah ada dalam 1 dekade terakhir. Alhasil, ketika studio Warner Bros mengumumkan akan menggarap sekuelnya, penonton berekspektasi tinggi terhadap The Lego Movie 2: The Second Part.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, ekspektasi tersebut tidak terpenuhi. Sekuelnya gagal mengeksekusi premis yang dibangun dengan pas, sehingga terasa ada yang mengganjal ketika film usai. Sederhananya, film yang dibintangi Chris Pratt dan Elizabeth Banks ini terlalu ambisius tanpa tahu bagaimana mewujudkan ambisi itu dengan baik.
Adapun premis awal yang dibangun oleh The Lego Movie 2: The Second Part adalah duo Emmet (Chriss Pratt) dan Wyldstyle (Elizabeth Banks) gagal menciptakan kedamaian di dunia Lego pasca keduanya mengalahkan President Business (Will Ferrel). Alih-alih tercipta kedamaian, apa yang terbentuk malah dunia yang kacau balau, Apocalypseberg, di mana segala sesuatu yang diciptakan oleh Lego dihancurkan oleh DUPLO invaders dari Sistar System.
Wyldstyle menjadi salah satu korban dari kekacauan tersebut. Karena mencoba melakukan perubahan, ia ditahan oleh General Mayhem (Stephanie Beatriz). Apa yang terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak, Emmet kemudian mengumpulkan teman-temannya untuk menyelamatkan Wyldstyle dan mengembalikan dunia Lego seperti sedia kala.
ADVERTISEMENT
Sekilas, cerita yang hendak dibangun tersebut tampak sederhana dan pas untuk ukuran film segala umur. Namun, kenyataannya, sutradara Mike Mitchell malah mengeksekusinya dengan rumit. Ia menceritakan kisah besar The Lego Movie 2: The Second Part dengan mengkombinasikan apa yang terjadi di dunia Lego dan di dunia nyata.
Sistar System
Ya, apa yang terjadi di Apocalypseberg sebenarnya hanyalah imajinasi dua bocah bernama Finn (Jadon Sand) dan adiknya, Bianca (Brooklynn Prince), yang sudah diungkap di akhir Lego Movie sebelumnya. Emmet cs adalah representasi Finn di dunia Lego sementara Sistar System dan DUPLO adalah representasi Bianca yang kerap merusak susunan Lego milik Finn.
Dilihat dari langkah yang diambil, Mike Mitchell tampaknya hanya berniat menjaga kontinuitas sekaligus mengajarkan pentingnya bersikap dewasa dan menerima perubahan lewat mainan Lego. Namun, menurut Play Stop Rewatch, apa yang ia lakukan malah melukai kisah The Lego Movie 2: The Second Part karena penonton menjadi sadar bahwa apa yang terjadi hanyalah ulah Finn dan Bianca. Hal tersebut mereduksi bobot, logika, dan signifikansi apa yang terjadi di dunia Lego sepanjang film.
ADVERTISEMENT
Untungnya, cacat dalam hal narasi tersebut tidak merusak kualitas The Lego Movie 2: The Second Part secara menyeluruh. The Lego Movie 2: The Second Part tetap memberikan hiburan yang berkualitas, terutama bagi mereka yang katam referensi-referensi budaya pop. Sepanjang film berjalan, penonton akan berhadap dengan begitu banyak cameo dan referensi budaya pop mulai dari Mad Max, Justice League, Marvel, Mary Poppins, dan masih banyak lagi.
Salah satu adegan di Apocalypseberg
Sebagai contoh, Apocalypseberg adalah parodi dari dunia Mad Max: Fury Road. Selain itu, tokoh Rex Dangervest, yang uniknya juga diperankan Chris Pratt, adalah parodi dari semua tokoh hero yang pernah dimainkan Pratt mulai dari Owen di Jurassic World hingga Star Lord di Guardians of The Galaxy. Bahkan, dengan keras, The Lego Movie 2: The Second Part menyindir status film Batman yang semakin tidak jelas sejak Ben Affleck meninggalkannya.
ADVERTISEMENT
Akhir kata, film The Lego Movie 2: The Second Part tetap berhasil memberikan kualitas yang baik dari segi cerita, pesan moral, dan animasi walaupun tidak sebagus prekuelnya. Di sisi lain, perlu diakui juga bahwa film ini tertolong banyak oleh sindiran dan referensi budaya pop yang ditampilkan sepanjang film.
ANDRI | ISTMAN