Roma atau Wakanda, Siapa Yang Akan Menang di Oscar 2019?

Konten Media Partner
24 Februari 2019 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: RadioTImes
zoom-in-whitePerbesar
Foto: RadioTImes
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Inggris – Perhelatan akbar Academy Awards 2019 atau dikenal juga sebagai Piala Oscar 2019 tinggal menghitung hari. Dalam waktu kurang dari 24 jam, para penikmat film di seluruh dunia akan bisa melihat siapa yang membawa pulang piala Oscar dari Dolby Theatre, Hollywood, Amerika Serikat, Ahad, 24 Februari 2019 waktu Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana telah diketahui, ada dua film yang merajai nominasi Academy Awards tahun ini. Kedua film tersebut adalah The Favourite karya Yorgos Lanthimos dan Roma yang ditulis, disutradarai, dan diedit oleh Alfonso Cuaron. Keduanya sama-sama memegang 10 nominasi Oscar termasuk kategori yang paling bergengsi, Best Picture.
Di sisi lain, Oscar tahun ini juga mencetak sejarah karena menjadi Oscar pertama yang memasukkan film superhero dalam nominasi Best Picture. Film yang beruntung itu adalah Black Panther karya Ryan Coogler yang diproduksi oleh Marvel Studios. Film yang bersetting di kota fiktif bernama Wakanda tersebut memang menuai pujian di mana-mana karena keberhasilannya mengkombinasikan kisah superhero dengan kritik perihal rasisme di dunia.
Nah, siapa yang akan menang di Oscar nanti, apakah Roma atau superhero Wakanda, berikut prediksi Play Stop Rewatch:
ADVERTISEMENT

Best Picture

Foto: THR
Nominator: Roma, A Star Is Born, Blackkklansman, Black Panther, Bohemian Rhapsody, The Favourite, Green Book, Vice.
Dari nama-nama yang ada di daftar nominator, kans terbesar untuk memenangkan kategori Best Picture berada di tangan Roma karya Alfonso Cuaron (Gravity, Harry Potter: Prisoner of Azkaban). Film yang dirilis di layanan streaming Netflix tersebut menuai pujian dan prestasi di berbagai ajang penghargaan karena pendekatannya yang unik mulai dari filter monokromatik, durasi panjang, jajaran cast tanpa bintang, hingga drama keluarga yang realistis namun mencekam.
Roma sendiri, yang dibuat berdasarkan masa kanak-kanak Cuaron, bercerita tentang perjuangan Cleodegaria Gutierrez, seorang pekerja rumah tangga dari keluarga kelas bawah, yang berjibaku dengan masalah kemiskinan dan masalah sosial di Colonia Roma, Mexico.
ADVERTISEMENT
Adapun Roma bisa disebut memiliki kans paling besar untuk memenangkan Oscar karena rekam jejak penghargaan yang telah ia menangkan. Berdasarkan data yang dikumpulkan Play Stop Rewatch, Roma telah memenangkan setidaknya tiga penghargaan bergengsi. Ketiga penghargaan itu adalah Best Film di BAFTA Awards, Best Foreign Language Film di Golden Globe, serta Best Foreign Language Film di Critic’s Choice Movie Award.
Berdasarkan pengalaman Oscar sebelumnya, film-film yang mampu memenangkan penghargaan film terbaik di tiga perhelatan tersebut memiliki kans paling besar untuk memenangkan piala Oscar. Jika Roma pada Januari lalu juga memenangkan Screen Actors Guild (SAG) Awards untuk kategori Outstanding Performance by a Cast in a Motion Picture, maka kemenangannya di Oscar semakin tidak terhindarkan karena jarang sekali pemenang SAG Awards gagal meraih Best Picture.
ADVERTISEMENT
Meski Roma diyakini sebagai film dengan kans paling besar untuk menang, bukan berarti tidak ada masalah yang mampu menghalangi hal tersebut terwujud. Sebaliknya, Roma masih memiliki masalah besar yaitu sentiment terhadap platform tempat ia ditayangkan, Netflix. Selama ini, oleh penyelenggara Oscar, film-film yang diproduksi dan ditayangkan di Netflix dianggap tidak setara dengan film-film yang ditayangkan di bioskop. Sentimen tersebut, jika belum berkurang, bisa berperan besar menghalangi Roma untuk menang di Oscar nanti.

Best Director

Foto: THR
Nominator: Alfonso Cuaron (Roma), Yorgos Lanthimos (The Favourite), Spike Lee (Blackkklansman), Adam McKay (Vice), dan Pawel Pawlikowski (Cold War).
Masih sama dengan prediksi Best Picture, Alfonso Cuaron memiliki kans menang paling besar salah satunya karena faktor rekam jejak prestasinya. Lewat Roma, Alfonso Cuaron telah memenangkan berbagai penghargaan yang selama ini menjadi acuan penyelenggara Oscar, Academy of Motion Picture and Arts (AMPAS), untuk menentukan pemenang Best Director. Penghargaan-penghargaan penentu tersebut adalah Best Direction di BAFTA Awards, Best Director di Golden Globe Awards, Best Director di Critics’s Choice Movie Awards, serta Best Director Director’s Guild of America Awards.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Cuaron juga pantas menang karena besarnya peran dia di film Roma. Perlu diketahui, Cuaron tak hanya menjadi sutradara di film tersebut, tetapi juga menjadi cinematographer, penulis naskah, produser, dan editor. Dengan kata lain, nyaris semua peran vital di produksi film tersebut dipegang langsung oleh Cuaron yang membuktikan betapa hebat kualitas serta kemampuan yang ia miliki sebagai moviemaker.

Best Actor

Foto: THR
Nominator: Christian Bale (Vice), Bradley Cooper (A Star is Born), Willem Dafoe (At Eternity’s Gate), Rami Malek (Bohemian Rhapsody), Viggo Mortenson (Green Book).
Berdasarkan hasil-hasil Academy Awards sebelumnya, Academy of Motion Pictures and Arts (AMPAS) selaku penyelenggara Oscar memiliki kecenderungan memenangkan aktor yang mampu bertransformasi untuk perannya. Nah, dilihat dari faktor tersebut, maka ada dua kemungkinan aktor yang bisa membawa pulang piala Oscar yaitu Rami Malek untuk perannya sebagai Freddie Mercury di Bohemian Rhapsody serta Christian Bale yang memerankan Dick Cheny di Vice.
ADVERTISEMENT
Dari keduanya, Play Stop Rewatch lebih menjagokan Rami Malek yang muncul sebagai pemenang. Penyebabnya, selain karena ia memang berhasil memerankan almarhum Freddie dengan apik dan penuh penjiwaan, Malek juga telah memenangkan penghargaan-penghargaan yang selama ini menjadi acuan para juri AMPAS untuk memilih pemenang. Malek tercatat sudah memenangkan Best Actor di BAFTA Awards, Best Actor for Motion Picture Drama di Golden Globe Awards, serta Outstanding Performance by a Male Actor di SAG Awards.
Akting Bale sebagai Cheny memang tidak kalah apik dibandingkan Malek. Namun, rekam jejak Bale pada penghargaan-penghargaan sebelum Oscar tergolong kurang bagus. Sejauh ini, hanya satu penghargaan bergengsi yang berhasil ia menangkan yaitu Golden Globe Awards untuk kategori Best Actor for Motion Picture Musical or Comedy. Jika saja ia yang memenangkan SAG Awards, bukannya Malek, maka kans dia akan naik cukup signifikan untuk bertarung dengan Malek di Oscar nanti.
ADVERTISEMENT

Best Actress

Foto: THR
Nominator: Yalitza Aparicio (Roma), Glenn Close (The Wife), Olivia Colman (The Favourite), Lady Gaga (A Star Is Born), Melissa McCarthy (Can You Ever Forgive Me).
Selain faktor kemampuan bertransformasi, AMPAS juga memperhitungkan faktor pengalaman dalam menentukan pemenang. Apalagi, jika nominator tersebut terbukti sudah berkali-kali masuk nominasi namun tak juga menang seperti Leonardo DiCaprio beberapa waktu lalu.
Nah, jika memperhitungkan dua hal tersebut, maka ada dua artis yang memiliki kans besar untuk menang yaitu Glenn Close untuk film The Wife dan Olivia Colman untuk film The Favourite. Glenn Close memiliki kans untuk menang karena ia sudah tujuh kali masuk nominasi Oscar sejak tahun 1982 dan belum sekalipun merasakan rasanya menjadi juara. Sebagai perbandingan, Leonardo DiCaprio butuh lima kali dinominasikan sebelum akhirnya menang lewat perannya di film Revenant.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Olivia Colman juga memiliki kans untuk menang karena ia tampil apik sebagai Queen Anne di film The Favourite. Di film tersebut, Colman berhasil memerankan figure yang kompleks di mana Queen Anne tak hanya manja, rapuh, dan homesexual, tetapi juga manipulatif terhadap asisten-asistennya yang ia manfaatkan untuk kepuasan birahi.
Lewat aktingnya tersebut, Colman sudah diganjar berbagai penghargaan bergengsi sebelum Oscar. Beberapa yang telah ia menangkan adalah Best Actress in Leading Role di BAFTA Awards serta Best Actress for Motion Picture Comedy or Musical di Golden Globe Awards yang sebagai bahan pertimbangan AMPAS untuk memenangkannya.

Best Supporting Actor.

Foto: THR
Nominator: Mahershala Ali (Green Book), Adam Driver (Blackkklansman), Sam Elliot ( A Star is Born), Richard E. Grant (Can You Ever Forgive Me), Sam Rockwell (Vice).
ADVERTISEMENT
Dari sekian nama yang dinominasikan untuk Best Supporting Actor, hanya satu nama yang aktingnya benar-benar menonjol yaitu Mahershala Ali untuk perannya sebagai Dr.Don Shirley di film Green Book. Dalam film tersebut, Ali berhasil tampil menyakinkan sebagai Don Shirley yang memiliki krisis identitas dan ras di mana ia, yang berlatar African-American, cenderung memiliki gaya hidup aristokrat dibandingkan kebanyakan orang kulit hitam lainnya yaitu saat itu berjibaku dengan kemiskinan karena rasialisme dan prasangkan.
Di sisi lain, Ali juga sudah memenangkan berbagai penghargaan yang bisa memuluskan jalannya untuk memenangi Oscar. Penghargaan tersebut adalah BAFTA Awards untuk Best Actor in Supporting Role, Golden Globe Awards untuk Best Supporting Actor, dan SAG Awards untuk Outstanding Performance by a Male Actor in a Supporting Role.
ADVERTISEMENT
Meski berbagai faktor mengarah ke Ali sebagai calon pemenang, ada satu faktor yang bisa menghalanginya untuk menang. Faktor tersebut adalah belum lama ini ia sudah memenangi Oscar untuk kategori serupa lewat perannya di film Moonlight. Hal itu bisa mempengaruhi juri dari AMPAS untuk tidak memenangkannya dahulu dan memberi kesempatan pada aktor pembantu lainnya. Di luar Ali, siapapun memiliki kans setara untuk menang.

Best Supporting Actress

Foto: THR
Nominator: Amy Adams (Vice), Marina de Tavira (Roma), Regina King (If Beale Street Could Talk), Emma Stone (The Favourite), Rachel Weisz (The Favourite).
Dari semua kategori, cuma kategori ini yang membuat Play Stop Rewatch kesulitan memprediksi pemenangnya. Penyebabnya ada beberapa faktor mulai dari rekam jejak penghargaan yang cenderung merata, faktor pengalaman, serta adanya dua supporting actress dari film yang sama.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Regina King berhasil memenangkan Golden Globe dan Critic’s Choice Movie Awards untuk Best Supporting Actress. Namun, dalam SAG Awards dan BAFTA Awards, namanya bahkan tidak ada dalam nominasi yang membuat kualitas ia sebagai calon pemenang bisa dikaji ulang oleh AMPAS.
Sementara itu, Rachel Weisz dan Emma Stone sama-sama masuk nominasi lewat film yang sama yaitu The Favourite. Hal tersebut membuat suara dari juri untuk mereka berpotensi terpecah yang bisa berdampak pada hasil di Oscar nanti. Pada kenyataannya, tanda-tanda itu sudah ada di mana Weisz dan Stone banyak dinominasikan di berbagai penghargaan, namun kebanyakan pulang dengan tangan kosong.
Nah, jika kita melihat faktor pengalaman, maka yang akan menang di kategori ini adalah Amy Adams. Sama seperti Glenn Close, Amy Adams sudah terlalu lama menjadi langganan nominasi dan belum sekalipun menang. Total, sudah enam kali ia masuk nominasi. Sayangnya, menurut Play Stop Rewatch, aktingnya di film Vice cenderung kurang menonjol.
ADVERTISEMENT
Jika harus memilih, maka Play Stop Rewatch cenderung akan memilih Regina King yang beberapa bulan terakhir memiliki dukungan cukup kuat untuk memenangkan Oscar. Meski begitu, jika Amy Adams menang karena faktor pengalaman, Play Stop Rewatch juga tidak akan kaget.
ISTMAN