3 Pengkhianat Paling Terkenal dalam Sejarah

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Hidden London
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Hidden London
ADVERTISEMENT
Pengkhianat biasanya ditujukan kepada orang atau kelompok yang dikenal dekat namun ternyata memihak kepada lawan dan berniat untuk menjatuhkan seseorang atau bahkan negara. Predikat pengkhianat sejatinya sudah ada sejak dahulu kala dengan berbagai motif dan tujuan. Di dalam sejarah terdapat beberapa nama yang identik dengan kata pengkhianat. Berikut adalah 3 pengkhianat terkenal dalam sejarah versi Potongan Nostalgia.
ADVERTISEMENT
Benedict Arnold
Benedict Arnold. Dok: tandaseru
Benedict Arnold merupakan seorang jenderal angkatan bersenjata pada masa Revolusi Amerika Serikat. Arnold yang dikenal karena kecerdasan dan keberaniannya mulai menerima banyak sanjungan dari para elit Amerika Serikat saat itu.
Sebenarnya, Arnold merupakan orang yang setia pada calon Presiden AS pertama, George Washington saat itu. Dengan kekayaan dari bisnis perdagangannya, Arnold bergabung dengan Sons of Liberty, sebuah organisasi rahasia demi Revolusi Amerika, dan melatih tentaranya sendiri untuk menghalau tentara kolonial Britania Raya.
Sampai kemudian ia memilih bersekongkol dengan Inggris untuk menyerahkan salah satu benteng Amerika saat perang tersebut.
Namun, rencanannya gagal, pemerintahan Amerika Serikat akhirnya mengetahui pembelotan yang dilakukan Arnold, sehingga dia dianggap masyarakat dan pemerintah Amerika Serikat sebagai pahlawan dan juga sebagai pengkhianat negara.
ADVERTISEMENT
Arnold memilih kabur ke Inggris. Sayangnya, Inggris pun menolak Arnold karena dianggap begitu gampang mengkhianati negaranya sendiri. Akhirnya ia meninggal dalam kemiskinan.
Aldrich Ames
Aldrich Ames. Dok: ABC News
Aldrich Ames yang merupakan seorang inteligen CIA memasuki Kedutaan Besar Uni Soviet di Washington pada tahun 1985. Ames menawarkan diri untuk berbisnis rahasia dengan Amerika untuk alasan uang.
Ames diketahui mempunyai istri kedua, Rosario yang dikenal matre dengan sering menghabiskan gaji Ames dari CIA. Ames tak segan bersedia melakukan kerugian pada pemerintah AS dengan memberikan nama mata-mata Amerika dan informasi kontraintelijen lainnya kepada Uni Soviet.
Hingga akhirnya, Ames nekat membahayakan lebih dari 100 buah operasi dari militer AS. Ames mendapatkan US$4.6 juta dari usahanya ini namun 10 orang agen Amerika tewas karena ketahuan oleh pihak Uni Soviet.
ADVERTISEMENT
Kecurigaan CIA pun dimulai, dengan gaji yang 'hanya' US$60.000 setahun, Ames ternyata mampu membeli rumah seharga US$400.000, sebuah mobil seharga US$60.000 dan tagihan telepon istrinya US$6.000 sebulan.
Meski mendapat banyak uang, Ames akhirnya ditangkap karena teterbukti bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup, sementara istrinya Rosario dideportasi ke Amerika Selatan.
Margaretha Geertruida Zelle
Margaretha Geertruida Zelle. Dok: Histoyextra
Margaretha Geertruida Zelle, mempunyai nama lain yaitu, Mata Hari. Nama Mata Hari ia dapat karena Zelle diketahui pernah datang dan menetap di Indonesia, tepatnya ke Malang, Jawa Timur bersama suaminya saat itu, MacLeod. Dari situlah ia kemudian mengambil nama "Mata Hari".
Zelle kemudian pindah ke Paris untuk memulai kariernya sebagai seorang penari. Berbeda dari asalnya, Zelle mengatakan bahwa ia merupakan seorang penari keturunan India.
ADVERTISEMENT
Saat berhenti dari dunia tari, Zelle kemudian menjadi seorang wanita bayaran, di saat itulah Zelle direkrut menjadi seorang mata-mata.
Zelle merupakan seorang mata-mata yang cukup terkenal pada masa masa Perang Dunia I. Badan intelijen Prancis, Deuxieme Bureau, meminta Zelle untuk merayu putra mahkota Jerman saat itu, Pangeran Wilhelm, agar Wilhelm memberikan rahasia Jerman pada Zelle yang dibayar oleh Prancis.
Namun, Informasi yang ia terima hanyalah rahasia-rahasia militer yang usang dan tidak berarti apa-apa, dengan kata lain Pangeran Wilhelm tidak membocorkan rahasia Jerman.
Namun, kemudian Zelle menawarkan jasanya kepada Jerman untuk uang. Untuk Jerman, Zelle bergerak sebagai mata-mata dengan kode "H-21". Kesal dengan informasi Zelle yang dinilai tidak berguna, akhirnya Jerman membocorkan nama Zelle kepada Prancis sebagai agen rahasianya.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 1917, Jerman sengaja mengirim sinyal ke Berlin mengenai rahasia yang didapat oleh "H-21". Deuxieme Bureau menangkap sinyal tersebut. Setelah dicocokkan, mereka mengetahui bahwa H-21 adalah Zelle, yang juga pernah menjadi mata-mata Prancis.
Akhirnya, Zelle ditangkap oleh otoritas Prancis pada Februari 1917 dan dieksekusi mati pada Oktober 1917 dengan cara ditembak.
***
Referensi: