Akhir Kekuasaan Mafia Sisilia di Amerika?

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
14 Maret 2018 23:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mafia (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mafia (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Kegilaan yang dilakukan oleh para Mafia Sisilia mencapai puncaknya. Dengan membunuh kapten polisi New Orleans, mereka telah memancing kemurkaan seluruh warga Amerika. Gelombang anti-Italia muncul di seluruh penjuru negeri, dan demonstrasi terjadi di kota-kota besar, di mana terdapat banyak populasi warga Italia di dalamnya. Walikota New Orleans, Shakespeare memerintahkan seluruh masyarakat membantu menghancurkan para mafia Sisilia. Perintahnya itu dianggap sebagai bentuk kebebasan masyarakat untuk menjadi “hakim” di lapangan.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 100 pria ditangkap, banyak dari mereka yang hanya ditangkap karena ia orang Italia. Di antara mayoritas para tahanan itu, terdapat penjahat yang sesungguhnya, yang mencoba melindungi diri di balik orang-orang tidak bersalah. Seorang detektif yang ditugaskan untuk menggali informasi dari para tahanan berhasil membuat salah seorang di antara mereka membuka rahasia tentang perencanaan pembunuhan terhadap Hennessey, sang polisi tangguh. Informan itu menunjuk para anggota keluarga Matranga, termasuk Charles Matranga, Joe Macheca, dan puluhan lainnya, sebagai dalang dari perencanan pembunuhan itu.
Kasus para mafia itu telah membuat New Orleans berada pada situasi yang menegangkan. Ditambah, berbagai pemberitaan media yang memperburuk keadaan dengan tulisan-tulisannya yang rasial dan sensasional. Kurang lebih ada 19 orang Sisilia yang dijatuhi hukuman atas pembuhunan terhadap kepala polisi Hennessey. Para gangster yang memiliki dendam para keluarga mafia Matranga, melakukan sebuah tindakan tak terduga. Mereka menyuap, serta mengintimidasi para saksi dan hakim dalam sidang pertama kasus tersebut. Hakim dalam sidang, yang ketakutan, memutuskan 16 orang terdakwa tidak bersalah, dan akan segera dibebaskan. Tetapi, ketiga terdakwa lainnya, termasuk para pemimpin mafia, Matranga dan Macheca, harus menjalani sidang yang kedua.
ADVERTISEMENT
Vonis hakim atas pembebasan para terdakwa memicu kerusuhan besar di kota New Orleans. Sebanyak 8.000 orang berkumpul di City Hall untuk mendengarkan banyak pidato dari tokoh terkemuka di New Orleans, yang berisikan tuntutan-tuntutan masyarakat atas dibebaskannya para pembunuh kepala polisi mereka. Ketegangan semakin memuncak ketika salah seorang dari para demonstran meminta kerumunan massa untuk melakukan penghakiman terhadap para terdakwa Italia. Mereka kemudian mendatangi penjara, tempat di mana para mafia ditahan. Sipir penjara dengan sengaja mengeluarkan orang-orang Italia dari sel mereka agar para demonstran bisa mendapatkan mereka.
Gerombolan orang yang marah itu menyerbu ke dalam penjara mencari para pemimpin mafia yang menjadi dalang pembunuhan. Salah seorang pemimpin mafia, Joe Macheca ditembak bersama enam orang Italia lainnya, dan tewas ditempat. Pemimpin lainnya, Manuel Polizzi diseret ke luar penjara dan kemudian digantung di tengah kota. Total sebanyak 16 orang tewas dibunuh hari itu, termasuk dua pemimpin mafia Sisilia. Pemimpin keluarga mafia besar, Charles Matranga, menjadi satu-satunya mafia yang berhasil selamat dari gerombolan yang haus darah itu. Entah bagaimana caranya, ia berhasil menyembunyikan diri selama keruruhan berlangsung.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, Koran-koran menerbitkan tulisan-tulisan yang mendukung masyarakat New Orleans yang melakukan hakim sendiri itu. Salah satu koran bahkan menerbitkan tulisan yang berisi pujian atas gerombolan masyarakat yang berhasil memberantas para mafia di New Orleans. Berbagai kejadian yang terjadi menjadi perhatian negara-negara di dunia. Pemerintah Italia mengajukan keluhan kepada Presiden Amerika atas kejadian yang menimpa warga negaranya.
Presiden Amerika Serikat, Benjamin Horrison mengutuk kejadian itu, dan mengatakan akan mengganti rugi kepada keluarga-keluarga korban yang tewas. Namun, tidak ada satupun dari gerombolan masyarakat yang main hakim sendiri itu mendapat hukuman. Pemerintah Amerika Serikat mengganti sebesar $25.000 untuk setiap korban.
Setelah pembantaian itu, koran-koran Amerika mengumumkan bahwa mafia Sisilia di New Orleans sudah mati, dan tidak akan ada lagi kejahatan beratasnamakan mafia. Namun, mereka salah besar.
ADVERTISEMENT
Sumber : Mannion, James. 2004. The Everything Mafia Book. Batam : Karisma Publishing Group.