news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ambisi Gelap Agrippina demi Mencapai Puncak Kekuasaan Romawi

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
19 Januari 2021 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aggrippina. Dok: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Aggrippina. Dok: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Agrippina, kaisar perempuan Roma, dilahirkan pada 15 M, merupakan cucu buyut dari Kaisar Augustus dan saudara dari Kaisar Caligula. Agrippina mendapat pendidikan yang sangat baik dari para filsuf Romawi dan Yunani.
ADVERTISEMENT
Walau pada masa itu mendapat pendidikan merupakan hal yang tabu bagi perempuan, tetapi karena statusnya sebagai keluarga kerajaan, Agrippina dapat merasakan pendidikan yang sama dengan para pria. Agrippina hidup dalam kemewahan istana, dengan berbagai fasilitasnya sangat lengkap.
Pada 39 M, penguasa Romawi saat itu, Caligula, mengasingkan Agrippina keluar dari wilayah istana, karena ia dituduh berkomplot dengan beberapa pegawai istana untuk menjatuhkannya. Tetapi pada 41 M, Agrippina diperbolehkan kembali ke Romawi, setelah 2 tahun berada di pengasingan.
Agrippina bukan tidak memiliki keinginan untuk merebut takhta kerajaan, ia hanya tidak memiliki waktu yang tepat untuk melakukannya. Sehingga tindakan Caligula saat itu mungkin adalah keputusan yang tepat untuk mengeluarkan Agrippina dari Roma.
Koin yang beredar selama masa pemerintahan Caligula, menggambarkan Drusilla, Livilla, dan Agrippina. Dok: Wikimedia Commons
Pada 49 M, kesempatan yang dinanti oleh Agrippina untuk menguasai Romawi datang ketika pemerintahan Caligula mulai mengalami keruntuhan. Ia pun dengan segera merebut pengaruh untuk menguasai pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Hal pertama yang dilakukan oleh Agrippina untuk menuntaskan ambisinya itu adalah meracuni suami keduanya, Passienus Crispus, dan kemudian menikahi pamannya, Kaisar Claudius, yang sudah sangat tua dan lemah. Pernikahan itu membuat pengaruh Agrippina semakin besar di istana, dan dengan mudah menjalankan kekuasaannya.
Agrippina lalu mendesak Claudius untuk mengadopsi anaknya, Nero, dan selanjutnya memperkuat posisi Nero dengan menihkahkannya dengan anak Claudius, Octavia. Ia mencoba membuat status Nero lebih tinggi dari kandidat kaisar lainnya, sehingga Nero dapat dengan mudah menjadi putra mahkota Romawi.
Sementara itu, Agrippin semakin gencar bergerak di balik layar untuk anak kesayangannya itu. Ia meracuni semua musuh-musuhnya, dan sangat mungkin ia juga yang membunuh Claudius bersama dengan anak dan pewaris takhta, Britannicus pada 54 M. Diketahui bahwa keluarga Claudius meninggal setelah memakan sebuah jamur beracun.
ADVERTISEMENT
Dengan hilangnya kompetitor terberatnya, Britannicus, Nero pun dapat dengan mudah menduduki takhta kerajaan. Agrippina mendapat kekuasaan yang sangat besar sebagai wali Kaisar Nero, dan menjuluki dirinya sebagai Avgvsta, yang berarti “Kaisar Perempuan”.
Nero dan Ibunya, Agrippina. Dok: Wikimedia Commons
Lambat laun, Nero semakin sadar bahwa dirinya masih belum dapat terlepas dari ambisi ibunya. Nero merasa dirinya belum aman dari hasrat ibunya akan kekuasaan. Sang kaisar pun akhirnya berusaha membunuh ibunya.
Nero pernah merencanakan pembunuhan sebanyak tiga kali kepada Agrippina. Namun tidak ada yang berhasil. Kemudian ia berusaha menenggelamkan ibunya di Teluk Naples. Saat itu perahu yang ditumpangi Agrippina dirancang sedemikian rupa agar mudah tenggelam, tetapi ternyata Agrippina berhasil selamat setelah berenang ke tepian.
ADVERTISEMENT
Nero pun akhirnya melakukan cara yang terang-terangan, yaitu dengan mengirimkan tentara kerajaan ke vila ibunya, lalu membunuh Agrippina.
***
Referensi: