Bencana Kelaparan Rusia Tahun 1891, Akibat Keegoisan Penguasa

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
26 Januari 2021 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rusia pada tahun 1890-an | WIkimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Rusia pada tahun 1890-an | WIkimedia Commons
ADVERTISEMENT
Bencana kelaparan merupakan salah satu proses kematian yang sangat mengerikan yang dapat menimpa manusia. Bagaimana tidak, ketika kelaparan menimpa seseorang maka ia akan kehilangan seluruh kekuatan untuk membantunya bertahan hidup. Tidak adanya asupan nutrisi, tenaga, dan gizi penting lainnya, akan membuat tubuh manusia rentan terhadap penyakit. Hal itulah yang menimpa rakyat Rusia pada 1891.
ADVERTISEMENT
Bencana kelaparan itu telah mengakibatkan mereka merasakan penderitaan yang sangat hebat. Penderitaan itu diawali dengan rasa perih yang luar biasa di seluruh tubuh, kaki yang membengkak, diare kronis, suhu tubuh yang rendah, dan kehilangan kemampuan menangkal penyakit.
Leo Tolstoy mengatur bantuan bencana kelaparan di Samara, 1891. | Wikimedia Commons
Lebih dari 407.000 orang tewas akibat penyakit yang mereka derita selama merasakan kelaparan ini. Satu-satunya asupan yang masuk ke dalam tubuh mereka hanyalah “Roti Kelaparan”, begitulah rakyat Rusia menyebutnya, yaitu sebuah gundukan tanah yang dicampur dengan jerami, rumput liar, batang pohon, dan pasir.
Mereka akan mencampurkan roti kelaparan itu dengan air, dan kadang diberi gandum dalam jumlah yang sangat sedikit jika mereka memilikinya. Kemudian seluruh bahan tadi akan dibakar sampai menjadi gumpalan keras tanpa gizi apapun di dalamnya. Kiranya tidaklah layak menyebutnya sebagai makanan namun nyatanya memang hanya rumput itulah yang menjaga perut orang-orang dari kekosongan.
ADVERTISEMENT
Dalam American Review of Reviews yang terbit pada 1892, digambarkan bagaimana mengerikannya potongan roti kelaparan itu, baik dari bentuk, aroma, penampilan, dan sudah tentu rasanya. Tidak dapat dibayangkan bagaimana kondisi masyarakat ketika itu yang terpaksa harus memakannya.
Periode panen di wilayah Rusia tahun 1891 sangat buruk karena tidak adanya hujan selama 5 bulan yang menyebabkan kekeringan dahsyat di seluruh daerah. Adapun di sebagian tempat terdapat cukup air untuk proses panen tetapi tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan di banyak tempat.
Ilustrasi pembagian makanan pada tahun 1892. | WIkimedia Commons
Musim yang buruk tidak dapat ditanggulangi dengan mudah oleh masyarakat. Jika saja ada persiapan untuk mencegahnya mungkin tidak akan ada bencana kelaparan ini. Masyarakat akan membuat lumbung-lumbung gandum dan penampungan air yang cukup untuk menghadapi kekeringan itu.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa tempat persediaan gandum di negara ini yang sebenarnya dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat selama beberapa waktu, tetapi pemerintah Rusia tidak mengizinkannya. Pemerintah lebih mengutamakan kegiatan ekspor gandum mereka dibandingkan untuk keperluan pangan rakyatnya demi menjaga pendapatan negara. Selama musim 1891-1892, saat produksi gandum sedang jatuh, jumlah pengiriman yang dilakukan oleh pemerintah tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya ketika musim sedang baik.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah Rusia tidak memberikan solusi apapun. Pemerintah yang terkesan acuh sudah tidak dipercaya oleh rakyatnya. Bahkan ketika pemerintah membeli padi dari negara lain, tidak semua kebutuhan pangan rakyat tidak dapat tertutupi.
Ilustrasi ketika para tentara melarang warga untuk meninggalkan desa mereka. | Wikimedia Commons
Hal itu disebabkan seluruh padi pemulihan yang telah dibeli tidak dapat mencapai seluruh wilayah terjadinya wabah kelaparan. Infrastruktur jalan menjadi kendala dalam proses pendistribusiannya. Banyak dari wilayah-wilayah itu yang belum dilewati jalur kereta api ataupun jalur kapal laut.
ADVERTISEMENT
Akhirnya wabah kelaparan itu berakhir setelah hujan mulai kembali turun di beberapa tempat, walau dengan intensitas yang rendah tetapi cukup memenuhi kebutuhan panen. Rakyat keluar dari krisis mengerikan itu berkat dari alam yang membaik, bukan dari upaya pemerintah yang seluruhnya sia-sia.
***
Referensi: