Cermin Waktu Statiun Bringin Semarang

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
16 Juni 2017 1:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berada persis di seberang pasar Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Stasiun Bringin mempunyai cerita tersendiri
ADVERTISEMENT
Tak lama seusai Perang Jawa, Belanda mengukuhkank kekuasaan dan kewenangannya terhadap Hindia Belanda lewat kebijakan Cultuurstelsel alias kebijakan tanam paksa . yang mana membuka lahan perkebunan untuk tanaman komoditas ekspor seperti tebu, teh, tembakau, kopi, nila, dan karet
Guna memperlancar kegiatan perkebunan, pemerintah kolonial membangun jaringan jalan kereta api yang pertama kali dari Semarang ke Tanggung, Grobogan pada 1867 yang selanjutnya diteruskan sampai Kedungjati hingga wilayah Vorstenlanden, sebutan wilayah cakupan Yogyakarta dan Surakarta
Perusahaan perkeretaapian swasta Belanda kala itu, Nederlandsch Indisch Spoorweg Maatschappij (NISM) tertarik untuk membuka jalur di wilayah Ambarawa dan Kedu yang mana daerah perkebunan kopi di Jawa. Mengingat kondisi geografi tersebut, NIS melihat sebuah peluang keuntungan. Tak perlu memakan waktu yang lama, NIS membuka jalur kereta Kedungjati-Ambarawa pada 1870 dengan beberapa statiun Kedungjati-Ambarawa seperti Tempuran, Gogodalem, Bringin, dan Tuntang
ADVERTISEMENT
Statiun Bringin. Pendirian Statiun Beringin pun ternyata tak serta merta tanpa tujuan. Di daerah Bringin terdapat perkebunan milik Landbouw Maatschappij Getas yang seusai berakhirnya sistem tanam paksa, Hindia Belanda mendapatkan modal deras dari perkebunan. Sejak 21 Mei 1873 Stasiun Bringin beroperasi bersamaan terbukanya jalur kereta api Kedungjati-Ambarawa
Jauh sebelum munculnya Statiun Beringin, wilayah tersebut terbilang menjadi daerah terpencil lantaran lokasinya yang cukup jauh dari jalan utama antarkota. Berangkat dari Statiun Bringin juga, daerah Bringin mulai berkembang sebagaimana daerah sekitarnya
Memasuki 1970-an, alat angkut kereta perlahan mulai kalah pamor dibandingkan angkutan darat lain, seperti bus dan truk. Seiring berjalannya waktu dan kelesuan akomodasi kereta api, pada 1976 jalur kereta Kedungjati-Ambarawa resmi dinonaktifkan.
ADVERTISEMENT
National Geographic Indonesia (27 Febuari 2017)
Sumber foto : http://www.internationalsteam.co.uk