Dari Djakarta Fair Sampai Pekan Raya Jakarta: Hingar Bingar Perayaan Ulang Tahun Jakarta

Awal mula Pekan Raya Jakarta

Pasar Gambir yang sempat hidup pada masa kolonial, akhirnya di hapuskan setelah Indonesia merdeka dan di pimpin oleh Soekarno, lapangan yang dulu digunakan sebagai lokasi pasar Gambir di bangun menjadi Monas, pasar malam itu kemudian diubah menjadi Pekan Industri dan Kebudayaan. Lokasinya dipindahkan ke Blok M (Sekarang menjadi terminal bus).

Karena sepi pada 1068 kegiatan pasar malam di Monas diadakan kembali atas inisiatif dari Gubernur Jakarta saat itu yaitu Ali Sadikin, dimana dalam hal ini Ali Sadikin mempunyai ide untuk menggabungkan konsep Pasar Gambir dengan Pekan Indsutri, maka dibentuklah Djakarta Fair. Tentunya Djakarta Fair ini berbeda dengan Pasar gambir, jika Pasar Gambir diadakan untuk menyambut ulang tahun Ratu Belanda, maka Djakarta Fair untuk memperingati ulang tahun Jakarta.

Meski begitu konsep yang dituangkan dan kemeriahannya tidak berbeda dengan Pasar Gambir, hanya saja Djakarta Fair tergolong lebih modern, dimana disana terdapat banyak pameran industri dan teknologi yang diselingi dengan hiburan.

Djakarta Fair ini berlangsung selama dua bulan. Hiburan yang ada disana biasanya terdapat beberapa panggung hiburan, setiap malam ada pentas dari hiburan keroncong, dangdut sampai penyanyi pop. Stand produk berbagai merek televisi juga pada akhir 1970-an saling besaing untuk memamerkan kehebatannya, stand ini menjadi salah satu yang padat pengunjung.

Pada 1992 Djakarta Fair dipindahkan ke Kemayoran dan berganti nama menjadi Pekan Raya Jakarta, sebelum semarak hiburan layaknya pameran seperti Pekan Raya Jakarta sudah terdapat dimana-mana, Pekan Raya Jakarta pernah menjadi acara yang begitu diminati masyarakat Jakarta setiap tahunnya.

Sumber : Alkatiri, Zeffry. 2010. Pasar Gambir, Komik Cina dan Es Shanghai: Sisik Melik Jakarta 1970-an. Jakarta:Masup Jakarta

foto : www.colours.id