Dinasti Samaniyah, Representasi Kekuatan Bangsa Iran

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
6 Juni 2018 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdirinya Dinasti Samaniyah bermula dari pengangkatan empat orang cucu Saman oleh Khalifah Al-Ma’mun untuk menempati jabatan gubernur di wilayah Samarkand, Pirghana, Shash, dan Harat. Keempat wilayah tersebut ketika itu berada di bawah pemerintahan Thahiriyah, yang masih dipercaya oleh Abbasiyah menjalankan pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata keempat cucu Saman itu memiliki hasrat yang sangat besar untuk menguasai wilayah yang diberikan khalifah, dan mendirikan pemerintahannya sendiri terlepas dari pemerintahan Abbasiyah. Mereka pun mendapatkan simpat yang cukup besar dari rakyat Iran.
Awalnya simpati terhadap mereka hanya dari orang-orang di wilayah pemerintahannya. Tetapi kemudian menyebar ke seluruh negeri, termasuk Sijistan, Karman, Jurjan, Ar-Ray, dan Tabanistan, ditambah daerah Transoxiana di Khurasan.
Berdirinya Dinasti Samaniyah juga didorong oleh kecenderungan bangsa Iran ketika itu yang ingin terlepas dari kekuasaan Baghdad. Sehingga Dinasti Samaniyah menjadi representasi dari hasrat masyarakat Iran yang ingin merdeka. Orang yang pertama kali mencetuskan pendirian Dinasti Samaniyah adalah Nasr Ibn Ahmad, cucu tertua Saman, bangsawan Balk Zoroasterian. Pendirian dinasti baru ini dicetuskan di Transoxiana.
ADVERTISEMENT
Pada awal pemerintahannya, Dinasti Samaniyah ini berhasil menjalankan kekuasannya dengan sangat baik. Mereka memiliki hubungan yang baik dengan penguasa lokal dan seluruh masyarakat. Sehingga berbagai kemajuan dapat dilakukan oleh Dinasti Samaniyah, seperti di bidang ilmu pengetahuan, filsafat, dan politik. Dinasti Samaniyah pun menjalin hubungan baik dengan Dinasti Abbasiyah terutama di bidang ekonomi, yang cukup meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Dinasti Samaniyah berhasil menciptkana kota Bukhara sebagai kota budaya dan ilmu pengetahuan yang terkenal di seluruh dunia. Mereka pernah mengangkat Ibnu Sina sebagai menteri di pemerintahannya untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu juga muncul nama pujangga dan ilmuwan yang terkenal pada masa Dinasti Samaniyah, seperti Al-Firdausi, Ummar Kayam, Al-Biruni, dan Zakariya Ar-Razi.
ADVERTISEMENT
Walau telah mencapai puncak kekuasaannya, Dinasti Samaniyah tetap mempertahankan semangat mengutamakan memajukan bangsa Iran. Oleh karenanya, ketika banyak imigran Turki yang banyak tinggal di wilayah kekuasaan Samaniyah, mereka diberikan kebijakan yang cukup berat jika dibandingkan dengan bangsa Iran. Seperti ketika menjabat di pemerintahan, bangsa Turki akan langsung dicopot dari jabatannya. Hal tersebut membuat bangsa Turki geram. Akhirnya Dinasti Samaniyah mengalami kehancuran setelah penyerangan yang dilakukan oleh bangsa Turki.
Sumber: Supriyadi, Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Foto: iatiseguros.com