news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Edward Bulwer Lytton dan Geliat Novel Sejarah

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
27 November 2018 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Edward Bulwer Lytton, Tokoh Penulis Novel Sejarah Inggris (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Edward Bulwer Lytton, Tokoh Penulis Novel Sejarah Inggris (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Novelis dan politikus Inggris, Edward George Earle Lytton Bulwer Lytton, dilahirkan di London pada 1803. Karir kesusastraan Lytton dimulai ketika ia memenangkan Medali Kanselir untuk karya puisinya ketika sedang menempuh pendidikan di Cambridge.
ADVERTISEMENT
Karya pertama yang membawa Lytton pada kesuksesan besar adalah sebuah novel berjudul “Pelham”, diterbitkan pada 1828 tanpa nama. Meski tidak memberikan identitasnya, tetapi karyanya itu telah memberikan kepercayaan diri yang tinggi pada Lytton berkat respons masyarakat yang sangat baik.
Setelah berhasil dengan novel pertamanya, Lytton mulai menghasilkan banyak karya yang sama-sama mendulang kesuksesan besar, seperti “Eugene Aram” (1832), “The Last Days of Pompeii” (1834), “Rienzi” (1835), dan “Ernest Maltravers” (1837). Kali ini Lytton menerbitkan karya dengan menggunakan namanya sendiri, sehingga ia mulai dikenal luas oleh masyarakat Inggris.
Melalui “The Last Days of Pompeii”, dan “Rienzi”, Lytton memperlihatkan minatnya terhadap arkeologi dan sejarah. Selanjutnya ia mulai memfokuskan dirinya pada pembuatan karya-karya novel bertema sejarah.
Edward Bulwer Lytton dan Geliat Novel Sejarah (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, tema karya fiksi ilmiah bertema sejarah pada abad ke-19 belum terlalu banyak diminati oleh para penulis, walaupun masyarakat cukup menaruh minat yang besar pada tema tersebut. Sehingga Lytton masuk dalam jajaran penulis yang berpengaruh mempopulerkan tema ini.
Setelah sukses membuat berbagai karya novel, Lytton juga mulai mencoba menulis naskah-naskah puisi dan pertunjukan, seperti “The Duchess of La Vallaire” tahun 1836, dan “The Lady of Lyons” tahun 1838. Walau tidak membawa kesuksesan seperti karya-karya novelnya, tetapi semua pertunjukannya memberikan kesan mengagumkan dari Lytton sebagai penulis besar Inggris.
Selagi menulis, Lytton juga disibukkan dengan berbagai tugasnya di dalam House of Commons (Majelis Perwakilan Rendah) Inggris. Di sana ia bertugas sebagai anggota Liberal untuk St. Ives sejak 1831 sampai 1832, dan untuk Lincoln dari 1832 sampai 1841. Pada 1852 ia kembali ke Parlemen sebagai Konservatif, mewakili Hertfordshire sampai tahun 1866.
ADVERTISEMENT
Walau dengan berbagai kesibukannya di dunia politik, Lytton tetap mendedikasikan hidupnya untuk menulis berbagai karya sastra yang sangat dinantikan pembacanya. Beberapa judul seperti “Zanoni” (1842), “The Las of the Barons” (1843), “Harold” (1848), “A Strange Story” (1862), “The Parissans” (1873), dan masih banyak lagi, tetap membawa kesuksesan besar pada Lytton.
Sumber: Perkins, Christine N. 2005. 100 Penulis yang Membentuk Sejarah Dunia. Jakarta : Progres