Edward Jenner, Sang Penemu Vaksin Cacar

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
13 April 2018 9:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Edward Jenner (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Edward Jenner (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Edward Jenner dilahirkan di kota Berkeley, Gloucestershire, Inggris, pada 1749. Sejak kecil, ia sangat tertarik dengan dunia kedokteran. Ketika berusia 12 tahun, ia magang sebagai ahli bedah. Edward Jenner kemudian belajar anatomi secara otodidak dan bekerja di rumah sakit. Tahun 1772, ia menerima gelar dokter dari Universitas St. Andrew. Edward Jenner semakin dikenal oleh masyarakat Gloucestershire setelah menjadi dokter dan ahli bedah di daerah itu.
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun berbagai usaha telah dilakukan untuk menemukan metode terbaik dalam pengobatan penyakit cacar. Masyarakat percaya bahwa seseorang yang selamat dari cacar, tidak akan terkena cacar untuk kedua kalinya, dan tubuhnya akan semakin kebal terhadap penyakit itu.
Pengobatan di timur sudah mempraktikkan metode di mana orang sehat akan disuntik dengan materi dari orang yang terkena cacar ringan. Hal itu dilakukan agar orang yang disuntik hanya akan terkena cacar ringan.
Praktik semacam itu mulai deperkenalkan di Inggris pada awal abad ke-18 oleh Lady Mary Wortley Montagu, dan sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Inggris beberapa tahun sebelum Edward Jenner memperkenalkan metodenya.
Namun metode ini mempunyai kekurangan yang sangat mematikan. Tidak sedikit orang yang disuntik cacar ringan tetapi malah mendapatkan cacar parah yang membuat mereka cacat. Bahkan beberapa di antara mereka yang disuntik berakibat pada kematian.
ADVERTISEMENT
Mengetahui tidak amannya praktik suntikan tersebut, Edward Jenner kemudian mulai mengembangkan sebuah metode baru dalam mencegah penyebaran penyakit cacar. Ia mengembangkan dan menyempurnakan metode dari yang sudah ada sebelumnya.
Hipotesa awal Edward Jenner didapatnya ketika ia sedang berkunjung ke sebuah peternakan di wilayah tempat tinggalnya. Ia menyadari bahwa ada sebuah penyakit cacar yang sering dialami oleh hewan-hewan ternak, yang dikenal dengan nama cacar sapi.
Cacar jenis ini merupakan penyakit ringan yang dialami hewan ternak, yang dapat ditularkan kepada manusia tetapi tidak berbahaya, ciri-cirinya pun agak mirip dengan cacar air yang sangat ringan.
Edward Jenner kemudian membuat kesimpulan bahwa menyuntikkan seseorang dengan cacar sapi dapat menjadi metode aman untuk mengimunisasi manusia terhadap cacar air. Ia kemudian melakukan riset dengan sangat hati-hati agar tidak ada kesalahan seperti metode yang berkembang sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Pada 1796, setelah melakukan banyak percobaan dan riset, ia meyakini bahwa teorinya benar. Ia kemudian memutuskan untuk melakukan percobaan langsung pada manusia.
Pada Mei 1796, Edward Jenner menyuntikkan materi cacar sapi kepada seorang anak berusia 18 tahun bernama James Phipps. Dugaannya ternyata benar, anak itu langsung terkena cacar sapi tetapi dapat segera sembuh. Beberapa minggu kemudian, Edward Jenner menyuntik James Phipps dengan materi cacar air. Keajaiban pun terjadi, tidak ada tanda-tanda sakit yang tampak pada tubuh anak itu. Edward Jenner benar-benar telah membuktikan teorinya dengan mengambil resiko berbahaya pada seorang anak kecil.
Setelah penelitian lebih jauh, Edward Jenner menuliskan hasil penelitiannya itu dalam sebuah buku pendek, An Iquiry into the Cause and Effects of the Variolae Vaccinae, yang diterbitkan tahun 1798. Buku inilah yang bertanggung jawab pada adopsi cepat praktik vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun Edward Jenner mengabadikan banyak waktunya untuk menyebarkan tekniknya dan membantu penerapannya. Praktik vaksinasi menyebar dengan cepat di Inggris dan segera diwajibkan bagi tentara Inggris. Bahkan sudah mulai diterapkan di hampir seluruh dunia.
Berkat Edward Jenner lah saat ini cacar dapat dikendalikan, tidak seperti cacar pada abad-abad awal yang sangat mematikan. Penyakit itu begitu menular sehingga hampir seluruh orang Eropa ketika itu pernah terkena penyakit itu seumur hidupnya. Paling tidak ada 10 sampai 20 persen orang yang terkena cacar akan meninggal. Cacar dapat menjadi penyakit yang permanen bagi masyarakat karena bekas penyakitnya.
Sumber : Hart, Michael H. 2015. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia. Jakarta : Noura.
Foto : indiatoday.in
Edward Jenner, Sang Penemu Vaksin Cacar (1)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT