Gerakan Anti-Alkohol di Amerika Serikat yang Menjadi Bumerang

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
17 Maret 2018 18:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hindari alkohol. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Hindari alkohol. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alkohol menjadi salah satu permasalahan yang selalu dihadapi oleh negara-negara di dunia, ketika penyebarannya tidak terbendung. Bahkan penyalahgunaan alkohol tersebut dapat berakibat pada maraknya tindakan-tindakan kriminal yang terjadi di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang sering ditimbulkan dari besarnya peredaran alkohol, Upaya itu disebut dengan gerakan pembatasan diri, yang berarti gerakan merehabilitasi diri sendiri dari keinginan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan.
Sebagian besar gerakan pembatasan diri tersebut dipicu oleh orang-orang yang menganggap bahwa jalan satu-satunya untuk berhenti dari kecanduan minuman keras adalah dengan pertobatan secara agama. Upaya tersebut telah dilakukan oleh masyarakat di Amerika Serikat yang ingin melarang semua minuman beralkohol untuk dikonsumsi.
Pada akhir abad ke-18 di Amerika, gerakan pembatas diri ini semakin banyak dilakukan oleh masyarakat dan memberikan pengaruh yang besar pada berkurangnya kejahatan akibat alkohol tersebut. Gerakan-gerakan itu banyak dilatarbelakangi oleh sikap para perempuan yang merasa resah terhadap perilaku ayah, suami, atau putra mereka yang kecanduan alkohol. Para perempuan itu mengatasnamakan diri mereka Anti Saloon League (ASL). Mereka sering melakukan konsolidasi dengan pemerintah agar dapat mengeluarkan peraturan mengenai alkohol tersebut.
ADVERTISEMENT
Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh ASL akhirnya mendapatkan hasilnya ketika pemerintah resmi mengeluarkan undang-undang larangan untuk mengkonsumsi dan menjual minuman beralkohol di 23 negara bagian di Amerika Serikat pada 1916. Kemudian para 1919 muncul larangan untuk membuat, menyimpan, atau mengirim minuman beralkohol kepada siapa pun di Amerika Serikat. Pelarangan itu akhirnya menjadi hukum di Amerika Serikat pada 1920.
Ada beberapa pengecualian pada peraturan tentang alkohol yang dikeluarkan oleh pemerintah. Alkohol bisa digunakan untuk keperluan medis dan pendeta boleh melaksanakan misa kudus dengan anggur sakramen. Secara umum undang-undang tersebut sulit untuk diterapkan. Bahkan para penegak hukum di seluruh wilayah merasa kesenangan mereka harus dilarang oleh mereka sendiri, sehingga mereka memilih untuk tidak terlalu tegas menjalankan peraturan tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyelundupan minuman beralkohol menjadi lebih marak terjadi setelah diberlakukannya peraturan itu. Penduduk pun banyak yang terlibat dalam pembuatan minuman berakohol di rumah pribadi mereka. Undang-undang tentang minuman keras di Amerika itu ternyata menjadi bumerang bagi pemerintah. Peraturan itu justru meningkatkan kejahatan terorganisir yang dilakukan oleh para mafia.
Sumber: Mannion, James. 2004. The Everything Mafia Book. Batam: Karisma Publishing Group.