Glenn Fredly dan Lokananta, Perusahaan Rekaman Pertama di Indonesia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
9 April 2020 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Youtube.com/RPM Music Official
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Youtube.com/RPM Music Official
ADVERTISEMENT
Menelisik tentang perkembangan industri musik di Indonesia, tentu tidak terlepas dari tersedianya studio yang digunakan untuk merekam. Salah satu studio yang cukup memiliki cerita dan sejarah Lokananta.
ADVERTISEMENT
Lokananta merupakan perusahaan rekaman pertama yang secara resmi dimiliki oleh negara. Sudah banyak musisi-musisi besar melakukan perekaman karya-karya mereka di studio ini.
Salah satu musisi terkenal di Indonesia yang baru saja berpulang menghadap Tuhan, Glenn Fredly, juga pernah melakukan rekaman karyanya di sini. Ia melakukan rekaman di Lokananta dan membuat DVD dengan judul "Live at Lokananta" tahun 2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa Lokananta ini menjadi salah satu wadah penampung karya seni lintas generasi.
Dok: Laman Lokananta
Lokananta menurut Peraturan Pemerintah Nomor 215 tahun 1961, berkembang menjadi label rekaman yang memiliki spesialisasi lagu daerah, pertunjukan seni, serta dalam bidang penerbitan untuk buku maupun majalah. Lokananta secara resmi memiliki nama Perusahaan Negara Lokananta.
ADVERTISEMENT
Peralihan yang dilakukan oleh Lokananta dalam penggunaan piringan hitam yang berubah menjadi kaset memberikan dampak yang cukup bagus pada industri musik saat itu.
Hingga hal tersebut juga membuat Lokananta meraih masa keemasannya pada era 70-an hingga akhir 80-an. Bahkan sekitar seratus ribu keping kaset yang telah diluncurkan oleh Lokananta setiap bulannya mendapat sambutan manis oleh publik di pasaran.
Dok: Laman Lokananta
Lokananta menjadi bagian dalam sejarah perjalanan kemerdekaan Indonesia. Lokananta memiliki sub-master dari pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Rekaman itu ternyata dilakukan pada tahun 1951 yang kemudian pada tahun 1959 dikirimkan ke Lokananta agar dapat digandakan.
Rekaman lagu “Indonesia Raya” gubahan Jos Clebar dengan durasi dan lirik tiga stanza dengan versi instrumental juga terdapat di Lokananta. Selain itu, Lokananta juga memiliki koleksi rekaman yang berisi pidato Ir. Soekarno tahun 1955 pada pembukaan Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung.
ADVERTISEMENT
Lokananta telah berproses serta berjalan dengan tenang dalam merawat dan menjaga keping-demi keping perjalanan negeri ini.
Dok: Instagram/lokananta_musik
Jika dilihat dari produktivitas Lokananta pada zaman perjalanan kemerdekaan Indonesia atau pun setelahnya, ternyata Lokananta telah berdiri sejak tahun 1956. Jalan Ahmad Yani Nomor 379, Kerten, Solo, Jawa Tengah menjadi tempat bernaung Lokananta.
Pada awal terbentuknya, Lokananta memiliki tugas untuk memproduksi serta mendistribusikan bahan siaran untuk Radio Republik Indonesia (RRI).
Bahan siaran tersebut dimasukkan ke dalam piringan hitam yang selanjutnya disebar ke RRI di seluruh Indonesia. Selain tugas yang diemban tersebut, Ketua Jawatan RRI memiliki inisiatif untuk membuat pabrik piringan hitam.
Hal tersebut dilakukan agar Indonesia juga dapat memproduksi piringan hitam sendiri agar tidak hanya lagu-lagu dari barat yang mendominasi isi siaran dari RRI.
ADVERTISEMENT
Hingga pada akhirnya Lokananta resmi berdiri sebagai Pabrik Piringan Hitam Lokananta Jawatan Radio Kementerian Penerangan Republik Indonesia di Surakarta pada 29 Oktober 1956.
Studio Lokananta. Dok: Wikimedia/Gittzramone
Lokananta juga memiliki studio terbesar yang ada di Indonesia. Studio tersebut memiliki luas sekitar 14x31 meter yang telah diresmikan pada tahun 1985 oleh Menteri Penerangan Harmoko.
Studio besar ini sangat memungkinkan jika digunakan untuk menggelar rekaman secara live dengan keberadaan tata akustik yang memadai.
Selain itu, kini Lokananta juga menyediakan area yang dapat digunakan berbagai kegiatan. Memiliki area yang luas pada lokasi yang strategis serta nuansa arsitektur gaya kolonial menjadikan Lokananta tidak hanya cocok untuk pagelaran seni, akan tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti, lokakarya, pemotretan, hingga acara pernikahan. Selain itu, Lokananta juga memfasilitasi pintunya untuk menuju ke museum musik yang dikelolanya.
ADVERTISEMENT
Di balik kiprah yang seolah menjadi galeri dari masa ke masa terutama dalam perjalanan sejarah Indonesia, Lokananta juga memiliki sejarah buruk pada diri mereka sendiri.
Hal tersebut menjadikan perusahaan ini berada pada titik terendah. Kejadian itu bermula saat dibubarkannya Departemen Penerangan pada era pemerintahan Gus Dur, sehingga Lokananta tidak memiliki induk untuk bernaung.
Akan tetapi pada tahun 2004, harapan bangkitnya muncul kembali. Status Lokananta akhirnya mendapatkan kejelasan berdasarkan Keputusan Direksi Perum Percetakan Negara Republik Indonesia pada tanggal 14 Oktober.
Likuidasi dilakukan pada Lokananta yang hasil sisa likuidasinya digunakan sebagai Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia yang dimasukkan ke modal Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).
Oleh sebab itu, Lokananta akhirnya menjadi bagian dari Perum PNRI. Selain itu, peran Lokananta juga mencakup bidang multimedia, rekaman, penggandaan (kaset dan CD ROM), remastering, serta melakukan pengembangan percetakan dan jasa grafika. Lebih lanjut, Lokananta juga berperan dalam upaya penyela
ADVERTISEMENT
matan arsip-arsip sejarah seperti melakukan transfer dalam pita reel menjadi bentuk berkas digital.
Contoh produksi Lokananta. Dok: Wikimedia/Lokananta record
Hingga saat ini Lokananta masih berdiri serta secara produktif berjalan sesuai apa yang menjadi perannya. Semoga kiprah serta perjalanan hidup Lokananta selalu diiringi dengan semangat perjuangan selayaknya apa yang telah ia jalankan selama ini.
Sumber:
Lama Lokanantamusik.id