Black Death, Penyebab Hilangnya Setengah Populasi Eropa Abad ke-14

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
24 April 2018 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Black Death oleh sebagian orang disebut sebagai satu-satunya bencana pandemi terburuk yang pernah dialami oleh umat manusia. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu empat tahun, terhitung sejak tahun 1347 sampai 1351, Black Death telah menewaskan lebih dari 75 juta jiwa di Eropa. Mencapai kurang lebih sepertiga, atau bahkan setengah dari jumlah populasi Eropa ketika itu.
ADVERTISEMENT
Black Death memulai serangannya yang pertama pada Desember 1347 di wilayah Konstantinopel, Sisilia, Sardinia, Corsica, dan Marseille. Black Death terjadi karena penyebaran bakteri Yersinia pestis, berasal dari kotoran kutu yang dibawa oleh seekor tikus.
Bakteri yang dibawa oleh kutu itu menyebabkan tiga jenis wabah, yaitu bubonik, pneumonik, dan septikemik. Ketiganya menyerang sistem limfa, menyebabkan pembesaran kelenjar, mengakibatkan panas tinggi, sakit kepala yang hebat, muntah, dan nyeri pada persendian.
Wabah pneumonik juga menyebabkan batuk lendir berdarah, yang sangat mengganggu sistem pernafasan dan pencernaan. Sedangkan wabah septisemik menyebabkan warna kulit berubah menjadi merah, akibat darah yang keluar dari dalam tubuh.
Tercatat, dalam setiap kasus kematian datang dengan sangat cepat. Tingkat kematian dari setiap wabah bervariasi, seperti wabah bubonik menyebabkan tingkat kematian sebesar 30-75%, wabah pneumonik menyebabkan kematian sebesar 90-95%, dan orang yang terkena wabah septikemik sudah dipastikan akan meninggal.
Eropa (Foto: Pixabay)
Bulan Juni 1348, Black Death telah menyerang seluruh wilayah Yunani dan Italia, sebagian besar Prancis, sebagian wilayah Spanyol, dan wilayah Yugoslavia, Albania, Bosnia-Hezegovina, dan Kroasia.
ADVERTISEMENT
Desember 1348, setelah satu tahun sejak kemunculannya pertama kali, Black Death telah menyerang seluruh wilayah Prancis, dan Austria, serta telah melintasi selat Inggris melalui kapal yang berasal dari daratan utama Eropa.
Pada bulan Juni 1349, Black Death telah menyerang seluruh wilayah Swiss, bagian selatan Jerman, bagian tengah Inggris, dan seluruh Austria. Juli 1350, Black Death telah menyerang hampir seluruh wilayah Eropa. Sampai akhirnya Black Death musnah pada 1351 setelah melanda seluruh wilayah Swedia, dan bagian utara Polandia.
Black Death sangat berdampak pada seluruh bidang kehidupan, seperti ekonomi, pertanian, pendidikan, dan keamanan di wilayah Eropa. Rusaknya infrastruktur, dan sistem sosial membuat Eropa benar-benar dilanda kehancuran.
Orang-orang yang memiliki keahlian, seperti pandai besi, tukang kayu, dan keahlian lainnya menjadi sangat penting bagi kebangkitan Eropa. Walau demikian perlu waktu yang cukup panjang untuk benar-benar memulihkan kembali Eropa agar stabil seperti sedia kala.
ADVERTISEMENT
Musnahnya Black Death sebagian besar dilakukan dengan cara memperbaiki sanitasi kota yang ternyata sebelum menyebarnya penyakit itu sangat tidak terawat. Perbaikan sanitasi itu tentu sangat berdampak pada keberadaan tikus-tikus yang bersembunyi di dalamnya. Sehingga kutu-kutu yang menghasilkan bakteri Yersinia pestis tidak dapat berkembang.
Setiap negara saling membantu dalam pemusnahan wabah Black Death itu. Walaupun penyebaran tikus masih tetap marak setelah tahun 1351, tetapi sudah tidak menyebabkan kerugian dan dapat ditanggulangi dengan cepat.
Sumber : Spignesi, Stephen J. 2006. 100 Bencana Terbesar Sepanjang Masa. Batam : Karisma
Foto : gizmodo.com