Kegemilangan Alfred Agung Mengatur Strategi Pasukan Inggris Raya

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
9 November 2018 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alfred Agung, pendiri Angkatan Laut Inggris, dilahirkan di Wantage, Berkshire, tahun 849. Sebagai putra dari Raja Aethelwulft dari Wessex, sudah sejak remaja ia dikirim ke Roma untuk belajar pada Paus Leo IV. Alfred sangat terkesan dengan sistem kekristenan Roma yang sangat berbeda dengan kerajaannya.
ADVERTISEMENT
Pertengahan abad ke-9, Raja Aethelwulft meninggal dunia, dan takhtanya pun dilanjutkan kakak Alfred sebagai putra mahkota. Namun, dari tiga kakaknya yang berkuasa, tidak ada satu pun yang bertahan lama. Tanpa diduga, Alfred terpilih untuk naik takhta Wessex pada usianya yang baru 24 tahun.
Alfred menjadi raja ketika situasi di Wessex dan Anglo-Saxon Inggris secara keseluruhan sedang dalam situasi krisis. Para pemberontak, yang dimotori oleh bangsa Danish, telah menguasai hampir seluruh wilayah Inggris Raya.
Hanya beberapa kerajaan saja yang mampu mempertahankan daerahnya, seperti empat kerajaan Anglo-Saxon, Mercia, Northumberland, East Anglia, dan Wessex. Namun, mereka belum berada pada situasi aman karena ancaman yang sangat mengerikan terus mengintai kerajaan-kerajaan itu.
Alfred sebenarnya telah memerangi orang-orang Danish sejak masa kepemimpinan kakaknya, Aethelred. Setelah naik takhta, ia telah menghadapi sembilan pertempuran melawan para penyerbu itu. Namun, setelah mengalami kekalahan saat Pertempuran Wilton, ia terpaksa membuat kesepakatan damai agar kerajaannya dapat beristirahat dan membentuk kembali pasukan tempur melawan orang-orang Danish itu.
ADVERTISEMENT
Untuk membentuk kekuatan yang lebih besar, Alfred membangun hubungan dengan kerajaan lain, dengan cara menikahi salah seorang putri kerajaan Mercia, Ealhswith. Setelah mendapat bantuan dari Wales dan Merscia, Alfred segera membangun benteng-benteng baru di sekitar Wessex, dan memperkuat benteng-benteng lama di barisan depan pertempuran.
Salah satu prestasi yang dibuat oleh Alfred selama masa perang itu adalah pembangunan kapal-kapal perang Inggris yang pertama. Angkatan laut itu dipersiapkan untuk menyerang bangsa Danish, yang semakin berkuasa di Inggris Raya.
Alfred sangat meyakini bahwa serangan para penyerbu itu adalah hukuman Tuhan untuk bangsanya, sehingga ia mulai membangun program pendidikan keagamaan di kerajaannya. Alfred merekrut para cendekiawan dari daratan utama Eropa, dan mulai melakukan penerjemahan naskah-naskah keagamaan dari bahasa Latin ke bahasa Anglo-Saxon.
ADVERTISEMENT
Tahun 876, Guthrum, seorang pemimpin Denmark, membawa pasukannya menuju Wessex untuk menaklukan banyak kota penting di wilayah itu. Alfred yang sudah terdesak memilih untuk melarikan diri ke sebuah benteng kecil di daerah rawa Somerset. Di sana, ia melancarkan serangan-serangan kejutan untuk mengganggu pihak Danish.
Alfred berhasil menghimpun kekuatan kecil, yang terdiri dari sisa-sisa prajuritnya, untuk meraih kemenangan atas bangsa Danish di Edington pada 878. Setelah pertempuran itu, orang-orang Danish memilih untuk menyerah, dan mereka dipaksa untuk masuk ke Kristen. Akhirnya, beberapa orang yang tidak ingin tunduk pada Alfred memilih mundur dari Wessex.
Pada 892, sekitar 250 kapal bangsa Denmark membawa pasukan yang sangat besar ke Inggris. Alfred, yang telah berhasil menghimpun kekuatan besar dari kerajaan-kerajaan di Inggris, berhasil mengalahkan pasukan Denmark dari satu pertempuran ke pertempuran lain.
ADVERTISEMENT
Strategi perang gerilya digabungkan kekuatan kapal-kapal perang yang diterapkan oleh Alfred membuat kemenangannya dapat diperoleh dengan cepat. Pada saat kematian Alfred pada tahun 899, Wessex tetap menjadi wilayah yang merdeka dan menjadi pusat tradisi dan hukum Anglo-Saxon.
***
Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2007. 100 Pemimpin Militer yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma
Foto: Wikimedia Commons