Keluarga Tagore, Representasi Kebebasan Rakyat India

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
18 Desember 2018 11:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keluarga Tagore (Foto: nationalheraldindia.com)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga Tagore (Foto: nationalheraldindia.com)
ADVERTISEMENT
Keluarga Tagore dari Calcutta terkenal sebagai keluarga yang melahirkan penyair, penulis, dan cendekiawan, saat India sedang berusaha memulihkan jati dirinya di tengah perubahan zaman pasca-kolonialisasi Inggris hingga Perang Dunia II. Keluarga Tagore dianggap sebagai lambang dari India yang mencita-citakan kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Keluarga Tagore berasal dari kelas pedagang besar, yang dapat disejajarkan dengan bangsawan. Perjalanan keluarga itu dimulai oleh Dwarkanath Tagore, yang telah sering melakukan kunjungan ke Inggris dan Eropa, bertemu dengan banyak penguasa dan bangsawan di sana. Ia cukup berpengaruh di wilayah India, sebagai daerah jajahan Inggris.
Putra Dwarkanath, Devandranath Tagore (1817-1905), memilih untuk tida menjadi pedagang seperti yang dilakukan oleh ayahnya. Oleh masyarakat luas, Devandranath dikenal sebagai Maharish, yang berarti “Orang Bijak”. Keluarganya juga banyak memberikan kontribusi yang besar bagi perkembanga kebudayaan India.
Ia banyak menerjemahkan Rigveda dan Upanishad –naskah-naskah sakral berbahasa Hindi– ke dalam bahasa Bengali. Selama bertahun-tahun Devandranath mengahabiskan waktunya untuk bermidatasi, dan memusatkan perhatiannya pada urusan spiritual.
ADVERTISEMENT
Putra sulung Devandranath, Dwijendranath Tagore menjadi penulis dan filsuf yang berpengaruh di India. Putra keduanya, Satyandranath Tagore, merupakan sarjana bahasa Sansekerta, yang menjadi orang India pertama yang bekerja sebagai pegawai negeri di dalam pemerintahan Inggris.
Rabindranath Tagore (1861-1941), yang dianggap sebagai anggota keluarga Tagore paling tekenal, merupakan putra bungsu dari Devandranath Tagore. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga yang sangat ketat, di mana setiap gerak-geriknya akan diawasi. Sejak saat itu, timbul rasa yang sangat besar untuk merasakan kemerdekaan dalam dirinya.
Rabindranath pergi ke Inggris bersama saudaranya untuk menuntut ilmu pada 1878. Sekembalinya dari Inggris, pada 1880, ia memiliki minat yang sangat besar terhadap sastra. Rabindranath merasa perlu menghayati keindahan hidup, dan mengungkapkannya melalui berbagai karya sastra yang menunjukkan visi spiritualnya.
ADVERTISEMENT
Rabindranath sebenarnya sudah menunjukkan minat terhadap sastra sejak usianya 14 tahun, di mana ia membacakan puisi untuk pertama kalinya. Sejak tahun 1880-an, Rabindranath banyak menulis karya puisi dan drama, dengan tema yang beragam.
Keluarga Tagore, Representasi Kebebasan Rakyat India (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : commons.wikimedia.org
Namun setelah tahun 1900, karya-karya Rabindranath banyak bermuatan politik. Ia banyak menkritik pemerintahan India di bawah kerajaan Inggris, yang semakin menghancurkan kebudayaan asli India.
Tahun 1901, ia membuka sebuah sekolah yang berkembang menjadi Visva-Bharati, atau “Universitas Dunia”. Rabindranath Tagore lalu mendapat Hadiah Nobel bidang Sastra pada 1913, dan menjadikannya orang Asia pertama yang mendapatkan penghargaan tersebut.
Kerajaan Inggris memberi Rabindranath gelar bangsawan pada tahun 1913, tetapi ia menanggalkan gelar tersebut pada 1919. Ia merasa tindakan Inggris itu hanya untuk memperoleh rasa simpati dari rakyat India, sehingga menggunakan dirinya sebagai “boneka” kerajaan Inggris.
ADVERTISEMENT
Rabindranath Tagore menghabiskan masa-masa akhir hidupnya dengan mengunjungi beberapa negara, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, sebagian besar negara di Eropa, dan bahkan mengunjungi Italia yang saat itu diperintah oleh Mussolini. Bersama-sama Mohandas Ghandi, Rabindranath menjadi orang India paling terkemuka pada zamannya.
Sumber : Crompton, Samuel Willard. 2005. 100 Keluarga yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma