Kemenangan Dharma Atas Adhidarma, Galungan Dirayakan Sejak 882 Masehi

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
19 Februari 2020 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Galungan. Dok: Wikimedia
zoom-in-whitePerbesar
Galungan. Dok: Wikimedia
ADVERTISEMENT
Hari raya Galungan yang dirayakan oleh umat Hindu terutama yang ada di Bali menjadi suatu agenda tahunan yang tidak pernah terlewatkan. Galungan merupakan kata yang berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang berarti menang atau bertarung. Galungan merupakan suatu upacara sakral yang dapat memberikan kekuatan pada manusia untuk dapat membedakan mana dorongan adharma dan mana yang dharma (kebenaran). Kemenangan dharma atas adharma ini berada dalam diri manusia. Sebab galungan adalah persatuan agar mendapat pandangan yang terang untuk memusnahkan segala kekacauan pikiran. Hal tersebutlah yang menunjukkan bahwa bersatunya rohani merupakan wujud dari dharma, sedangkan kekacauan yang ada dalam diri manusia itu merupakan wujud dari adharma.
ADVERTISEMENT
Perayaan Galungan ternyata memiliki beberapa perbedaan dalam perayaannya. Terdapat tiga jenis Galungan yaitu, Galungan, Galungan Nadi, dan Galungan Nara Mangsa. Menurut lontar Sundarigama, Galungan dirayakan setiap Rabu Kliwon pada wuku Dungulan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Galungan dirayakan berdasarkan hitungan Panca Wara, Sapta Wara, dan Suku yaitu setiap 210 hari. Pertemuan antara Kliwon, Rabu, dan wuku Dungulan itulah yang disebut dengan Hari Raya Galunggung. Galungan yang pertama kali dirayakan berdasarkan lontar Purana Bali adalah Galungan Nadi. Galungan ini jatuh pada tanggal 15(purnama), sasih Kapat (Kartika), dan pada tahun 804 Saka yang berarti adalah tahun 882 Masehi. Menurut Lontar tersebut, pulau Bali ibarat Indra Loka saat perayaan Galungan tersebut. Itu merupakan sesuatu tanda berapa meriahnya perayaan Galungan pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Galungan Nadi, Galungan biasa memiliki perbedaan dari segi kemeriahannya. Hal tersebut juga berbeda dengan Galungan Nara Mangsa yang bertepatan dengan tilem sasih Kapitu dan sasih Kasanga.
Itulah sedikit penjelasan tentang Galungan yang sudah sejak 882 Masehi dirayakan. Hingga kini pun perayaan Galungan ini masih terus dirayakan dan dilestarikan terutama di Bali.
Sumber:
PHDI Banten. Hari Raya Galungan. Diambil kembali dari Laman PHDI Provinsi Banten.