Kisah Keluarga Mogul Membangun Dinasti Pemerintahan Islam di India

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
16 Januari 2019 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lukisan tentang Kaisar Mogul di Darbar. (Foto: Flickr/thesandiegomuseumofartcollection)
Selama lebih dari satu abad, keluarga Mogul telah memerintah banyak wilayah di India dengan keberhasilan yang luar biasa. Dinasti Mogul didirikan oleh Babur (1483-1530), yang memiliki darah campuran Turki dan Asia.
ADVERTISEMENT
Pada 1526, Babur meninggalkan Asia Tengah untuk menyerbu wilayah India, yang saat itu dikuasai oleh Kesultanan Delhi. Menjelang tahun 1529, Babur dan pasukannya berhasil mengalahkan kekuatan Delhi, dan menciptakan kerajaannya sendiri di wilayah utara dan tengah India.
Setelah Babur meninggal dunia, putranya, Humayun (1508-1556), menggantikannya sebagai penguasa Mogul. Humayun yang terlalu fokus pada ilmu perbintangan, dan diperkirakan kecanduan opium, dipaksa turun takhta oleh Sher Khan, seorang Kepala Suku Afghan yang sebelumnya melayani Babur.
Humayun kemudian mengungsikan diri ke Persia. Di tengah perjalanan, istrinya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Akbar (1542-1605). Di kemudian hari, Akbar akan menjadi pemimpin yang memulihkan kekayaan keluarganya.
Humayun mendapatkan kembali takhtanya pada 1555, tetapi setahun kemudian ia tewas, dan meninggalkan kepemimpinan Mogul kepada Akbar. Raja yang masih sangat muda itu berusaha memulihkan keadaan kerajaan dengan membangun kepercayaan di tengah keberagaman masyarakat yang berasal dari suku dan agama berbeda.
ADVERTISEMENT
Meskipun keluarganya adalah Muslim, Akbar memberikan keringanan dengan menghapuskan pajak bagi warga India yang beragama Hindu. Ia membagi wilayah kerajaannya menjadi 12 provinsi dan membangun sistem pemerintahan secara adil dan bijaksana.
Akbar juga menjadi Sultan Mogul yang membawa pengaruh kebudayaan Persia dan Islam ke dalam seni dan arsitektur India. Hal itu terlihat dari beberapa bangunan yang memiliki arsitektur sangat baik dari gabungan seni tersebut.
Kebesaran keluarga Mogul dilanjutkan oleh putra Akbar, Jahangir (1569-1627), yang menamai dirinya sebagai Nur Jahan, yang berarti 'Cahaya Dunia'. Kemudian, Nur Jahan digantikan oleh Khurram (1592-1666), yang memberi gelar dirinya sendiri Shah Jahan alias 'Kaisar Dunia'.
Keduanya memiliki kecintaan yang besar terhadap seni dan arsitektur, terutama Shah Jahan yang membangun Taj Mahal, dengan arsitektur seni yang sangat menakjubkan. Ia mempersembahkan bangunan itu untuk istrinya, Mumtaz Mahal, yang meninggal sebelum dirinya.
ADVERTISEMENT
Putra Shah Jahan, Aurangzeb (1658-1707), memberi gelar baru pada dirinya Almagir atau 'Penakluk Dunia'. Ia dikenal sebagai pemimpin yang tidak bertoleransi terhadap agama selain Islam. Sangat berbeda dengan Akbar, Almagir mengenakan pajak khusus kepada masyarakat Hindu.
Almagir berusaha mewujudkan makna dari gelarnya sendiri dengan mencoba menaklukkan wilayah India bagian tengah dan selatan. Pasukan Almagir memperoleh kemenangan besar di sejumlah pertempuran, tapi harga yang harus dibayar dari kegiatan militernya itu sangatlah besar. Ia bahkan menghabiskan sumber kekayaan pemerintahannya untuk biaya pemindahan ibu kota.
Setelah Almagir lengser, pemerintahan Mogul memasuki masa perpecahan dan kemunduran yang sangat signifikan. Walau pemerintahan Dinasti Mogul masih bertahan sampai tahun 1858, tetapi kekuasaan penuh atas pemerintahan yang mandiri tidak pernah terulang, terlebih setelah Inggris menguasai daratan India.
ADVERTISEMENT
---
Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2005. 100 Keluarga yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tangerang: Karisma
Foto: Wikimedia Commons