Letusan Gunung Vesuvius Tahun 79 M Hancurkan Sebagian Wilayah Italia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
29 Juni 2018 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gunung Vesuvius. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Vesuvius. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Lutusan Gunung Vesuvius tahun 79 masehi disebut sebagai awal dari ranngkaian bencana besar di Italia. Gunung yang memiliki ketinggian 1.220 meter di atas permukaan laut (mdpl) oleh para ahli disebut sebagai “gunung api paling mematikan secara konsisten di dunia”.
ADVERTISEMENT
Letusan yang terjadi tahun 79 M sangatlah mengejutkan bangsa Romawi yang tinggal di sekitar gunung berapi itu. Pasalnya, gunung yang dikira telah mati itu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, terutama wilayah sekitarnya yang memiliki tanah subur untuk lahan pertanian. Masyarakat Romawi merasa sangat aman beraktivitas di sekitar gunung itu, bahkan mereka tidak segan untuk menggali di sekitar kawah.
Gempa bumi yang pernah menghantam penduduk Pompeii pada tahun 63 M telah menimbulkan kerusakan yang cukup parah. Meski telah meruntuhkan banyak gedung dan bangunan lain di sana, masyarakat tidak khawatir kejadian serupa akan terjadi di masa yang akan datang karena mereka percaya gunung Vesuvius telah mati sejak tahun 63. Namun anggapan masyarakat tanpa alasan ilmiah yang jelas, sehingga kekeliruan bisa saja terjadi.
ADVERTISEMENT
Ketidakhawatiran masyarakat pun akhirnya terbukti, gunung Vesuvius terbangun pada pukul 1 siang waktu setempat tanggal 24 Agustus 79. Letusan gunung terjadi selama delapan hari tanpa berhenti. Letusan menyemburkan ledakan gas dan batu yang sangat besar, dan membuat aliran pyroclastic batu, abu, dan batu apung.
Tetapi tidak ada aliran lava dalam letusan gunung ini. Jutaan ton abu panas menghujani wilayah Pompeii dan Herculaneum, diikuti oleh aliran air yang sangat besar. Air itu terjebak di kaldera di puncak Vesuvius, sehingga ketika bercampur dengan material abu akan menghasilkan perekat alami yang sangat berbahaya.
Ribuan orang berusaha meninggalkan wilayah Pompeii, tetapi banyak yang memilih untuk tetap tinggal dengan harapan bencana akan segera berakhir dalam waktu dekat dan mereka dapat melakukan aktivitasnya kembali.
ADVERTISEMENT
Setelah letusan gunung berhenti, banyak orang yang berasal dari wilayah sekitar Pompeii menggali puing-puing bangunan untuk mencari barang-barang berharga yang ditinggalkan pemiliknya.
Pada abad ke-18 M, pemerintah Napoli memberikan izin bagi para arkeolog untuk menggali di wilayah Pompeii mencari bukti-bukti bekas peristiwa mengerikan itu. Para arkeolog menemukan banyak mayat yang terawetkan secara alami berkat abu panas yang menghantam mereka.
Di dalam bangunan terdapat banyak sisa-sisa makanan yang telihat baru disantap ketika bencana terjadi. Mereka juga menemukan kerangka yang sedang memegang emas, prajurit yang masih berdiri dalam posisinya, bahkan seorang ibu yang memeluk anaknya.
Sumber : Spignesi, Stephen J. 2007. 100 Bencana Terbesar Sepanjang Masa. Tanggerang : Karisma