Mafia Sisilia di Amerika yang Semakin Berkuasa

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
13 Maret 2018 22:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
The Godfather (Foto: Dok. IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
The Godfather (Foto: Dok. IMDb)
ADVERTISEMENT
Dari hari pertama mafia Sisilia menginjakkan kakinya di New Orleans pada 1890, mereka sudah membuat pengaruh yang besar bagi keamanan wilayah Amerika. Para mafia dengan cepat membentuk kelompok terorganisir yang mendobrak jalan-jalan di sekitar pelabuhan. Diketahui, New Orleans menjadi salah satu kota pelabuhan yang sibuk dengan kegiatan ekonomi dari seluruh dunia. Hal itulah yang menjadikan para mafia Sisilia memilih tempat itu sebagai basis pergerakannya.
ADVERTISEMENT
Muncul dua bersaudara, Antonio dan Carlo Matranga, berasal dari Palermo, yang menjadi pimpinan mafia Sisilia di New Orleans. Mereka menjalani kehidupan yang nyaman dengan mengintimidasi para nahkoda dan pemilik kapal yang merapat di pelabuhan itu. Mereka harus membayar sejumlah uang jika tidak ingin dihancurkan oleh para mafia Sisilia itu. Rangkaian teror yang dilakukan di New Orleans akhirnya menjadi perhatian utama pihak kepolisian di wilayah Amerika.
Kelompok persaudaraan lain ternyata muncul, berusaha merebut kendali atas pelabuhan New Orleans yang dikuasai oleh keluarga Matranga. Adalah keluarga Provenzano, berasal dari Italia, yang dengan berani menantang kekuasaan dua saudara yang terkenal sangat kejam itu. Keluarga Provenzano diketahui sebagai keluarga gangster, tetapi bukan dari kelompok mafia. Bagi pandangan masyarakat awam, kedua istilah itu sama sekali tidak berbeda, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang mendasar antara kelompok mafia dengan ganster.
ADVERTISEMENT
Perselisihan yang berkepanjangan membuat kepala polisi New Orleans, David Peter Hennessey, berencana mengakhirinya. Ia kemudian mencari informasi dari para imigran Italia di sana, yang bukan bagian dari mafia Sisilia, tentang pergerakan para mafia di wilayah New Orleans. Namun, informasi yang diharapkan Hennessey tidak dapat dengan mudah diperoleh. Para imigran Sisilia masih tidap percaya kepada pihak berwenang, buntut dari ketidakpercayaan yang mereka peroleh di tempat asal mereka. Informasi yang diperoleh Hannessey hanyalah sebuah ungkapan asing, yang sebelumnya tidak pernah didengar di wilayah Amerika, yaitu La Mafia. Saat itulah Hannessey mengetahui adanya kelompok penjahat terorganisir dan rahasia, yang ancamannnya lebih dari sekedar berndalan jalanan biasa.
Kepala polisi Hannessey kemudian mencoba membentuk pasukan untuk memberantas para mafia itu. Tetapi dari sekian banyak polisi di New Orleans, tidak ada satupun yang bersedia mendampingi dirinya dalam pertempuran melawan para mafia Sisilia. Seluruh polisi telah menerima ancaman dan mereka sangat yakin dengan teror para mafia itu. Walaupun demikan Hannessey tidak berputus asa, dan memikirkan berbagai cara untuk mewujudkan impiannya menciptakan New Orleans yang bersih dari mafia Sisilia.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Hannessey memilih jalan yang tidak terduga, ia memutuskan untuk mendukung keluarga Provenzano, yang memang sedang berselisih dengan keluarga Matranga. Dukungannya itu ternyata berhasil memberantas sebagian anggota mafia Sisilia Matranga. Hannessey memaksa anak buahnya untuk membela kelompok Provenzano setelah pertempuran dengan keluarga Matranga. Keluarga Provenzano terhindar dari hukuman karena dibela oleh seluruh pihak keamanan di New Orleans.
Akibat dari tindakannya itu, Hannessey menerima serangkaian ancaman pembunuhan terahadap dirinya oleh para anggota mafia yang tersisa. Tetapi itu tidak membuatnya takut, dan terus melakukan penyidikan terhadap kepala keluarga Matranga. Akhirnya ia berhasil memperoleh bukti yang kuat untuk membawanya ke hadapan pengadilan. Namun sebelum semuanya itu terwujud, Hannessey ditemukan sekarat di sekitar kantornya dengan luka tembak di sekujur tubuhnya. Hannessey yang ditemukan oleh rekannya, mengatakan sebuah kalimat sebelum kematiannya “Para Dago yang melakukannya”. Kata dago merujuk kepada istilah untuk menyebut kelompok masyarakat dari Italia. Kalimat yang diutarakan oleh Hannessey berhasil mengguncang kemarahan masyarakat di seluruh wilayah Amerika, terutama New Orleans.
ADVERTISEMENT
Sumber : Mannion, James. 2004. The Everything Mafia Book. Batam : Karisma Publishing Group.