Makare Hatshepsut, Ratu Pembawa Perdamaian dan Kemakmuran di Mesir

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
9 April 2021 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Patung Ratu Makare Hatshepsut. | WIkimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Patung Ratu Makare Hatshepsut. | WIkimedia Commons
ADVERTISEMENT
Ratu Makare Hatshepsut dari dinasti kedelapan belas di Mesir, dikenal sebagai ratu yang mampu membawa perdamaian dan kemakmuran bagi rakyatnya. Selama masa pemerintahannya, ia mampu membangun sistem perdagangan yang sangat baik dan tumbuh subur di antara rakyat Mesir.
ADVERTISEMENT
Selain karena kebijakannya, Ratu Makare Hatshepsut juga dikenal karena membangun kuil 'mayat', yang dikenal sebagai 'Sublime of the Sublimes'. Kuil megah itu dibangun di tebing Der el-Bahri, di seberang Kuil Karnak di Thebes.
Dinding-dinding kuil menggambarkan berbagai kisah semasa hidupnya, dan asal-usul keluarga kerajaan yang suci. Gambar pada dinding itu dijadikan sebagai rujukan utama bagi para ahli untuk meneliti kehidupan ratu tersebut.
Ratu Makare Hatshepsut | WIkimedia Commons
Makare Hatshepsut adalah putri Thutmose I dari ratu utama bernama Ahmose. Setelah meninggalnya Thutmose I, kerajaan diwariskan kepada Thutmose II, yang berasal dari ratu dengan kedudukan lebih rendah dari Ahmose. Sebagaimana tradisi kuno Mesir, Thutmose II lalu menikah dengan saudara tirinya, Makare Hatshepsut.
Pernikahan dengan Makare Hatshepsut tidak menghasilkan putra mahkota bagi kerajaan, sehingga Thutmose II menunjuk putra dari istrinya yang lain, Isis, untuk menggantikan dirinya. Thutmose III lalu secara resmi memerintah setelah ayahnya meninggal.
ADVERTISEMENT
Makare Hatshepsut, yang merupakan ratu utama Thutmose II, mendapat kedudukan sebagai wali bagi Thutmose III, yang saat itu berusia 6 tahun. Tahun 1503 Sebelum Masehi (SM), Makare Hatshepsut memangku jabatan ganda, dan mengambil gelar Firaun itu sendiri.
Peradaban Mesir di bawah kepemimpinan Ratu Makare Hatshepsut. | Wikimedia Commons
Setelah bertahta, Makare Hatshepsut mengumumkan bahwa Amon-Ra, raja para dewa Mesir, menunjuk dirinya sebagai pemimpin baru Mesir. Guna memperkuat posisinya, Ratu Hatshepsut menunjuk para pria yang paling terkemuka di kerajaan sebagai penasihatnya.
Di bawah kepemimpinan Ratu Hatshepsut, Mesir melanjutkan hubungan perdagangannya dengan kerajaan tetangga, Negau. Mesir mendapat hak untuk melakukan pertambangan batu pirus di Gunung Sinai dan memperoleh kayu gelondongan dengan harga yang murah.
Makare Hatshepsut dikenal lebih banyak memfokuskan pemerintahannya untuk menjalin hubungan dagang dan memperkuat perekonomian bagi kerajaannya. Ia pernah mengirimkan duta kerajaan ke daerah selatan untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan logam, kulit binatang, dan gading gajah, dengan kerajaan-kerajaan di pesisir Libia.
ADVERTISEMENT
Salah satu peristiwa yang paling menakjubkan selama masa pemerintahannya adalah ekspedisi bangsa Mesir ke Punt, yang menciptakan rute pelayaran menyusuri Sungai Nil dan melewati daratan menuju Laut Merah.
Kuil Ratu Makare Hatshepsut. | WIkimedia Commons
Ratu Makare Hatshepsut melakukan ekspedisi itu karena menginginkan pohon-pohon dupa untuk persembahan di depan patung Firaun, dan untuk hiasan di depan kuil ciptaannya.
Ketika Thutmose III mengambil alih kekuasaan, ia menghancurkan patung-patung indah di kuil Hatshepsut dan mengubur puing-puingnya. Hal itu dilakukan untuk menghilangkan peninggalan-peninggalan Makare Hatshepsut.
Sekitar 3.400 tahun kemudian, para arkeolog dari Museum Ilmu Pengetahuan New York melakukan penggalian dan mengambil kembali kepingan-kepingan patung di kuil Hatshepsut yang telah terkubur, kemudian memperbaikinya.
***
Referensi: