Mengenal Sianida, Pembunuh Mematikan Sejak Abad ke-18

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
6 Mei 2021 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sianida | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Sianida | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sianida merupakan zat kimia yang dikenal sebagai 'pembunuh mematikan' karena zat tersebut dapat bereaksi sangat cepat dan sangat mematikan. Wujud dari sianida bisa berbentuk baik gas ataupun berbentuk kristal garam. Sebagaian orang yang dapat mendeteksi bau dari sianida ini akan mendapatkan bau yang menyerupai almond pahit, miskipun hal tersebut sebenarnya tidak bisa dijadikan patokan, dan tidak semua orang bisa mendeteksi daru baunya.
ADVERTISEMENT
Ditemukan pada tahun 1782 oleh seorang ahli kimia Swedia, Carl Wilhelm Scheele, sianida merupakan senyawa yang terdiri dari karbon yang berikatan rangkap tiga dengan nitrogen (CN). Sianida bisa didapatkan di alam, termasuk beberapa makanan, dan terkandung dalam beberapa bahan kimia industri dan rokok. Sianida juga digunakan dalam pembuatan pestisida.
Carl Wilhelm Scheele | Wikimedia Commons
Dalam ilmu medis, sianida dapat dimanfaatkan sebagai anti-hipertensi yang banyak digunakan, natrium nitroprusside, yang masing-masing molekulnya mengandung 5 molekul sianida. Penyebab paling umum dari keracunan sianida adalah menghirup asap dalam kebakaran.
Penggunaan sianida sebagai senjata dalam peperangan bermula saat Perang Prancis-Prusia (1870-1871), di mana Napoleon III mendesak pasukannya untuk mencelupkan ujung bayonet mereka ke dalam racun. Kaisar Romawi Nero (37-68) juga menggunakan air pohon ceri yang mengandung sianida sebagai racun.
Ilustrasi Perang Prancis-Prussia. | Wikimedia Commons
Selama Perang Dunia I, sianida digunakan oleh pasukan Prancis dan Austria; dan Nazi Jerman menggunakan produk rodentisida Zyklon-B untuk membunuh jutaan orang selama Perang Dunia II termasuk peristiwa pembantaian Holocaust. Pada 1980-an, sianida mungkin telah digunakan dalam Perang Iran-Irak, di Kurdi di Irak, dan di Suriah.
ADVERTISEMENT
Senyawa beracun ini menjadi ancaman berkelanjutan sebagai senjata terorisme, baik yang dikirim dalam bentuk oral melalui natrium sianida dan kalium sianida atau sebagai gas melalui hidrogen sianida dan sianogen klorida. Orang bisa terpapar zat ini dalam jumlah yang rendah dalam kehidupan sehari-hari mereka melalui makanan, rokok, dan sumber lainnya. Menghirup gas sianida, terutama dalam ruangan yang tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki potensi paling berbahaya.
Pada umumnya, sianida biasa dipakai pada industri manufaktur untuk memproduksi tekstil, kertas, hingga plastik. Penggunaan sianida juga sangat umum digunakan untuk membunuh hama pada gedung dan kapal. Selain itu, sianida digunakan pada industri pertambangan, utamanya untuk pertambangan emas. Namun, selain penggunaan pada industri, sejarah mencatat sianida berperan dalam peristiwa penting sejarah dunia.
Sianida | Wikimedia Commons
Untuk cara kerjanya atau ketika beraksi dengan tubuh, sianida dengan cepat memasuki saluran darah. Tubuh akan mempunyai reaksi berbeda terhadap sianida berdasarkan dari jumlah atau dosisnya. Dalam dosis yang kecil dan dapat ditolerir oleh tubuh, sianida pada tubuh dapat diubah menjadi thiocyanate, yang mana lebih tidak berbahaya dan dapat dikeluarkan melalui urine.
ADVERTISEMENT
Sianida dalam dosis yang kecil juga dapat dikombinasikan dengan zat kimia lain di dalam tubuh untuk membentuk vitamin B12, yang mana akan membantu menjaga kesehatan syaraf dan sel darah merah.
Namun dalam dosis yang besar, kemampuan tubuh untuk mengubah sianida menjadi thiocyanate menjadi berlebihan. Dosis besar dari sianida akan mencegah sel-sel dalam tubuh untuk menggunakan oksiden dan pada akhirnya sel-sel tersebut akan mati. Jantung, sistem utama pernafasan hingga pusat sistem syaraf adalah hal yang paling rentan jika tubuh keracunan sianida.
***
Referensi: