news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menggemanya Berita Proklamasi di Bandung

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
17 Agustus 2017 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah di bacakannya proklamasi kemerdekaan bangsa IndMenggemanya Berita Proklamasi di Bandungonesia pada 17 agustus 1945, salah satu masalah mendasar pada saat itu adalah bagaimana setiap daerah di Indonesia dapat mengetahui mengenai Indonesia yang sudah merdeka sedangkan keadaannya masih sangat sulit karena Jepang masih mengambil alih beberapa daerah terutama pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Berita proklamasi diterima oleh kantor Domei Bandung melalui radio pada tengah hari, tanpa menunggu lama berita tersebut langsung disebarluaskan ke seantero Kota Bandung.
Melihat hal tersebut Jepang tentunya tidak tinggal diam, satu jam setelah di umumkan berita proklamasi Jepang langsung menutup kantor Domei. Di pihak lain surat kabar Tjahaya yang diseponsori oleh Jepang segera melakukan pengawasan terhadap berita-berita yang akan dikeluarkan.
Melihat sulitnya persebaran melalui media pers. Para wartawan muda Bandung berinisiatif untuk membuat poster yang di pasang di luar gedung, namun tanpa jeda pasukan Jepang segera menurunkan antek-antek yang menandakan bahwa Indonesia sudah merdeka.
Akan tetapi para pemuda Bandung berhasil memanfaatkan radio pada pukul tujuh sore. Berita proklamasi pun mengudara dengan gagahnya dengan durasi satu jam dalam bahasa Indonesia dan juga bahasa inggris. Setelah berita proklamasi bergema para pemuda Bandung berupaya untuk menduduki kantor-kantor pemerintahan yang masih dikuasai oleh Jepang.
ADVERTISEMENT
Meskipun posisi Jepang telah di ujung tanduk, mereka tetap berusaha melawan apalagi setelah melihat upaya perbutan pemerintahan oleh para pemuda. Pada 4 oktober 1945, sebuah persetujuan rahasia dilakukan antara Jendral Mabuchi Dengan Residen Priangan Raden Puradireja.
Di tandatangani oleh Otto Iskandar Dinata yang merupakan ketua KNI priangan. Isi dari persetujuan tersebut antara lain Jepang akan bertanggung jawab menghadapi sekutu, sedangkan residen bertanggung jawab menjaga sarana agar tidak di musnahkan.
Bandung dalam sejarahnya merupakan salah satu wilayah dimana proklamasi dapat bergema dengan jelas, tanpa harus menunggu lama, seperti yang terjadi di luar pulau Jawa.