Mengistu Haile Mariam, Aktor Kudeta dan Teror Berdarah di Ethiopia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
25 April 2021 20:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengistu Haile Mariam | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Mengistu Haile Mariam | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Praktik kekejaman yang dilakukan oleh Mengistu Haile Mariam saat dirinya menguasai Ethiopia menjadi salah satu catatan buruk dalam sejarah Afrika. Ia menerapkan sebuah teror menyeramkan di kalangan rakyat, yang dikenal sebagai “Teror Merah”.
ADVERTISEMENT
Aksi kampanye berdarah itu dilakukan untuk menghancurkan perlawanan di kalangan rakyat terhadap kekuasaannya, karena sejak awal ia berada di masa ketidakstabilan di negeri itu.
Mengistu Haile Mariam adalah seorang perwira angkatan bersenjata Ethiopia yang mendapat pelatihan kemiliteran di Amerika Serikat. Dengan modal pendidikan baratnya itu, Mengistu memiliki pemikiran yang lebih maju dibandingkan perwira Ethiopia lainnya. Dan ia banyak mempelajari sistem pemerintahan, baik menggunakan kekuatan militer, atau secara demokratis.
Mengistu Haile Mariam | Wikimedia Commons
Setelah menerima pangkat mayor, Mengistu melakukan kudeta terhadap pemerintahan Kaisar Haile Selassie pada September 1974. Kaisar Selassie lalu dijadikan sebagai tahanan rumah di istananya. Namun, Mengistu khawatir jika Selassie dibiarkan hidup, akan ada perlawanan dari pendukung kaisar terakhir Ethiopia itu. Akhirnya ia memerintahkan seseorang untuk membunuh Selassie di istananya.
ADVERTISEMENT
Pada 23 November 1974, Mengistu mengeluarkan perintah untuk membunuh ketua moderat Dewan Administratif Militer Sementara (PMAC), yang sedang berkuasa di negeri itu pasca-turunnya Selassie. Ia pun menghendaki pembunuhan 60 pemimpin rezim imperial yang lain. Mengistu telah benar-benar menguasai militer Ethiopia sejak jatuhnya kekuatan kekaisaran.
Pada Februari 1977, Mengistu kembali memerintahkan pembunuhan terhadap ketua, serta anggota PMAC yang baru, untuk menjadikan dirinya sebagai penguasa di Ethiopia.
Setelah berkuasa, Mengistu menerapkan kampanye “Teror Merah” berdarah untuk menghancurkan perlawanan dari kalangan sipil yang mulai melakukan pemberontakan pada pemerintahannya. Ketika terlibat dalam konflik, Mengistu bersama tentara Kuba dan Soviet berhasil memukul mundur invasi Somalia atas Ogden.
Mangistu bersama Fidel Castro di Kuba. | Wikimedia Commons
Pada 1984, Mengistu mendirikan Partai Pekerja Ethiopia, sebagai bagian dari pengambilan simpati rakyatnya. Ia lalu menyusun sebuah konstitusi baru, dan terpilih sebagai presiden oleh majelis nasional yang baru. Namun belum lama menjabat, wilayah Eritrea dan Tigray di utara melakukan pemberontakan.
ADVERTISEMENT
Masa pemerintahan Mengistu diwarnai oleh keterpurukan wilayah Ethiopia. Banyak lahan pertanian yang hancur akibat kurangnya perhatian pemerintah, ditambah kekeringan berkepanjangan di negara itu, yang akhirnya menyebabkan kelaparan di seluruh negeri.
Ketika dukungan Soviet atas Mengistu berakhir, ia pun memilih untuk melarikan diri ke Zimbabwe, di mana rekan dikatatornya, Robert Mugabe, masih menerima dirinya.
***
Referensi: