news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Iskandariyah, Pusat Penelitian Naskah Kuno di Dunia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
21 Januari 2018 19:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku-buku tua (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku-buku tua (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Kota Iskandariyah menjadi pusat ilmu pengetahuan di dunia pada abad ke-3 SM. Hal itu tidak terlepas dari peran kota tersebut dalam penelitian-penelitian akan naskah-naskah kuno dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Para peneliti yang datang ke Iskandariyah kebanyakan berasal dari Laut Mediterania dan Eropa Selatan, terutama dari Yunani. Pusat penelitian tersebut akhirnya berubah menjadi perpustakaan yang menyimpan koleksi naskah dari seluruh penjuru dunia, dan menjadi perpustakaan naskah terbesar. Koleksi naskah yang ada di sana kebanyakan berupa gulungan teks berbahan dasar papirus.
Naskah-naskah teks yang disimpan berisi informasi dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti filsafat, falak, sastra, hukum, undang-undang, hasil penemuan, dan lain sebagainya.
Mereka yang mengkaji mengenai isi teks merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi dibandingkan masyarakat pada umumnya; sehingga para peneliti teks tersebut mempunyai kedudukan terhormat di masyarakat. Teks-teks yang menajdi bahan penelitian pada masa perkembangan tersebut berasal dari buah pemikiran beberapa tokoh, seperti Plato, Aristoteles, Socrates, Homerus, Manader, dan Herodotus.
ADVERTISEMENT
Ketika Iskandariyah jatuh ke tangan bangsa Romawi pada abad ke-1 SM, pusat kegiatan penelitian naskah berpindah ke kota Roma di Italia. Walaupun begitu, fokus penelitian naskah tersebut tetap kepada kebudayaan bangsa Yunani Kuno. Penelitian teks kuno oleh bangsa Romawi berkembang hingga abad ke-4 M sebelum akhirnya terhenti karena Romawi terpecah menjadi dua kerajaan. Sejak saat itu perkembangan penelitian mengenai kebudayaan Yunani berangsur-angsur berhenti dan beralih kepada penelitian mengenai kebudayaan bangsa Romawi.
Penelitian mengenai naskah di kawasan Timur Tengah terjadi abad ke-4, ditandai dengan munculnya perguruan tinggi yang salah satu kegiatannya adalah meneliti mengenai isi naskah dari kebudayaan Yunani dan Romawi. Pada masa Dinasti Abasiyah, pemerintahan Al-Makmun tahun 809-833 M, dibangun tempat studi ilmu pengetahuan yang menghimpun naskah-naskah dengan jumlah yang sangat banyak.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya tradisi tulis-menulis bangasa-bangsa di Asia diketahui sudah ada sejak abad ke-30 sampai dengan abad ke-20 SM dengan dikenalnya abjad. Perkembangannya cukup lambat jika dibandingkan dengan perkembangan di wilayah Eropa. Penelitian mengenai teks naskah kuno di Asia juga terbilang lambat, tetapi pengaruh akan teks-teks dari wilayah Asia lebih cepat menyebar ke wilayah di sekitarnya melalui penyebaran para pedagang yang datang ke wilayah perdagangannya.
Sumber : Suryani, Elis. 2012. Filologi. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.