Penemuan Proses Herediter oleh Kepala Biara Austria

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
28 Desember 2018 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gregor Johan Mendel, yang namanya diabadikan dalam "Hukum Mendel" (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gregor Johan Mendel, yang namanya diabadikan dalam "Hukum Mendel" (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Gregor Johan Mendel, penemu konsep genetika pertama, adalah seorang kepala biara asal Austria yang tinggal di biara Cekoslowakia. Mendel memiliki ketertarikan yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan, sesuatu yang jarang dilakukan oleh pemuka agama.
ADVERTISEMENT
Ia pertama kali tertarik untuk terjun dalam dunia sains setelah membaca teori pembelahan sel yang ditemukan oleh Rudolf Virchow. Mendel lalu mulai melakukan sejumlah percobaan, mulanya pada kacang-kacangan. Ia menanam 34 jenis tanaman, sambil meneliti pertumbuhan yang terjadi setiap waktunya. Kemudian, Mendel mengawinkan setiap bunga dari jenis yang berbeda.
Setelah memperoleh data-data hasil penelitiannya, Mendel dapat menentukan sifat dominan dan sifat resesif pada tumbuhan tersebut. Ia juga memperoleh fakta lain, yaitu ketika ia mengawinsilangkan dua tanaman yang induknya memiliki sifat resesif tertentu, maka hasil semainya pun akan memiliki sifat resesif tersebut.
Mendel lalu membuat kesimpulan dari hasil penelitiannya, yang dikenal sebagai Hukum Mendel. Hukum pertamanya menjelaskan “prinsip pemisahan”, sementara hukum keduanya menjelaskan “prinsip pencampuran bebas”.
ADVERTISEMENT
Mendel menyatakan bahwa setiap sifat yang diturunkan akan ditentukan oleh dua faktor herediter (gen), yang masing-masing berasal dari induknya. Dari dua gen yang diperoleh setiap individu, akan ada satu gen yang bersifat lebih dominan, sementara yang lainnya tidak begitu menonjol.
Penemuan Mendel itu tentu sangat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di zaman modern. Namun, ternyata penelitian Mendel tersebut sempat diabaikan cukup lama, sampai akhirnya tiga orang peneliti, secara terpisah, menemukannya kembali.
Mereka adalah Hugo De Vries, seorang ahli botani dari Belanda; Karl Erich Correns, seorang ahli botani dari Jerman; dan Erich Tshermak-von Seysenegg, ahli botani dari Austria.
Ketiga ahli botani itu masing-masing menemukan tulisan Mendel, dan meniru penemuannya. Mereka lalu mempublikasikan Hukum Mendel pada 1900 dan menetapkan Mendel sebagai penemu proses herediter.
ADVERTISEMENT
---
Sumber: DeJauregui, Ruth. 2008. 100 Kejadian Penting Medis yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma