Pulau Amorgos, Saksi Sejarah Jalur Perdagangan Masa Pelayaran Pertama

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2018 17:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemandangan permukiman di Pulau Amorgos (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan permukiman di Pulau Amorgos (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Amorgos, sebuah pulau kuno yang berada di wilayah Yunani ini memiliki andil sejarah dunia. Bagaimana tidak, pulau yang terletak di ujung timur Cyclades, Yunani, ini pernah menjadi jalur transportasi perdagangan besar pada masa awal pelayaran dunia.
ADVERTISEMENT
Dahulu pulau itu dikenal dengan nama Yperia dan Melania, atau sering dijuluki Agoudouras, yang merujuk pada sejenis tanaman oak berwarna kehitaman yang menutupi lembah Aegialis. Saat ini di Amorgos terdapat 365 buah gereja, 40 kapel tua, serta bangunan-bangunan yang terbuat dari batu dengan gaya arsitektur kuno.
Kondisi jalan di pulau Amorgos sangat berliku, mirip gang-gang kecil, sangat cocok bagi para wisatawan yang ingin merasakan kehidupan tradisional, dengan pemandangan kuno di sekeliling kota.
Pemandangan pantai di Pulau Amorgos, Yunani (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan pantai di Pulau Amorgos, Yunani (Foto: Pixabay)
Di pulau itu, terdapat sebuah kawasan yang dibangun sekitar abad ke-9 Masehi. Dan bangunan yang paling terkenal di sana adalah biara Santa Perawan Maria Chosoviotissa atau biasa disebut “Byzantine Monastery of Panaghia Hozoviotissa”. Bangunan dari era Romawi kuno yang didirikan tahun 1088 itu memiliki arsitektur yang sangat khas kebudayaan Romawi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di dekat bangunan biara terdapat museum yang menyimpan beragam naskah-naskah religius peninggalan abad ke-11 dan abad ke-12. Kawasan ibu kota tua Hora, sekarang bernama Chora, menyimpan banyak kenangan di masa lalu, yang disimpan di dalam museum arkeologi, toko-toko souvenir, dan tavernas.
Pulau Amorgos memiliki tiga desa tradisional, yang telah berdiri sejak kawasan itu terbentuk, yaki Langada, Tholaria, dan Potamos. Salah satu pelabuhan di sana, yaitu pelabuhan Aegiali menjadi penghubung antara ketiga desa tersebut. Sebuah perbukitan dengan pagar batu kering membuat batas yang sangat panjang, dan membentuk undak-undakan untuk lahan pertanian masyarakat di sana.
Salah satu sudut di Pulau Amorgos, Yunani (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut di Pulau Amorgos, Yunani (Foto: Wikimedia Commons)
Sumber : Wijayanti, Daru. 2013. Menjelajah Keajaiban Dunia dalam 365 Hari. Yogyakarta : Indo Literasi
ADVERTISEMENT