Pulau Nias, Saksi Bisu Kudeta Nazi Jerman 1942

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
4 Mei 2017 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nazi (Foto: Pixabay)
Pulau Nias merupakan Ibu kota Gunung Sitoli serta Kabupaten Provinsi Sumatera Utara yang terletak di sebelah Barat Pulau Sumatera, Kawasan Samudera Indonesia dengan luas 5.625 km2. Pulau ini tak ayalnya memiliki cerita unik tentang Kudeta Nazi.
ADVERTISEMENT
10 Mei 1940, Tentara Payung Nazi Jerman memborbardir Negeri Belanda. Ratu Wilhelmina beserta Kabinet Belada melarikan diri ke London. Begitupun dengan orang Jerman yang bekerja di Hindia Belanda berhasil ditangkap dan diinternir di Kamp Konsentrasi Ngawi, Jawa Timur.
8 Desember 1941, Angkatan Laut Dai Nippon menyerang Pearl Harbour di Hawaii dan sukses menenggelamkan kapal Amerika. Perang Pasifik pun pecah dan Amerika langsung menggabungkan diri dengan ABCD (American, British, Chinese, Dutch). Dengan kekuatan jaring gurita, Tentara Dai Nippon pun menyerang ke bagian Utara Kalimantan dan Sulawesi.
Hebatnya penyerangan Angkatan Laut Dai Nippon, tak ayalnya membuat Belanda bergegas mengangkut interniran Jerman ke India dan Inggris. Pada 19 Januari 1942 dari Pelabuhan Sibolga dengan Kapal penumpang Van Imhoff, Belanda berhasil mengangkut 477 orang Jerman menuju India. Sayangnya, tak lama kapal pengintai Van Imhoff yakni pesawat pengintai Angkatan Laut Jepang (Kaigun) mendeteksi keberadaan Kapal Van Imhoff dan menjatuhkan bom diatas kapal tersebut.
ADVERTISEMENT
110 orang Belanda beserta awak kapal dan penjaga interniran Jerman pun menyelamatkan diri dengan sekoci penyelamat. Sebelum keluar dari kapal, Kapten kapal Belanda meninggalkan kunci ruangan tahanan kepada komandan Jerman yang ternyata palsu. Internir Jerman pun panik. Mereka mencoba menyelamatkan diri dengan melemparkan benda – benda yang dapat mengapung di lautan dan lompat dari kapal meski gelombang laut kian tinggi dan berujung maut jua. Demikian adanya, lantaran Belanda tidak meninggalkan sekoci penyelamat bagi internir Jerman.
22 Januari 1942, kapal penyelamat besar mendarat di Pulau Nias dengan membawa 36 internir Jerman yang masih hidup. Mereka dilarikan ke Kampung Hilisimaetano dan tiba pada 24 Januari 1942. Seusai di rawat penduduk, para internir Jerman dibawa ke Gunung Sitoli yang mana di sana terdapat Asisten Residen Belanda dan dua orang zendingszusters Jerman
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada 23 Januari 1942 sekoci kecil dari Kapal Van Imhoff sisa - sisa dari penyelamatan kala itu ditemukan terdampar di Nias dengan 14 rombongan internir Jerman yang berjalan kaki menuju Gunung Sitoli. Sesampainya, para internir disekap di tangsi polisi (kazerne) yang dijaga tentara Belanda
Barulah pada 29 Maret 1942 intenir Jerman yang berada di barak berhasil melarikan diri dengan bantuan pegawai Belanda yang tak puas mengingat jatuhnya Hindia Belanda ditangan Jepang pada 9 Maret 1942. Tembak menembak tak terelakkan. Seusai berhasil dibebaskan, internir Jerman pun berbalik arah mengintenir orang Belanda. Keesokan harinya, 2 kapal kecil Belanda yang datang mengambil beras untuk Jepang berlabuh di Nias berhasil jua diinternir Jerman.
ADVERTISEMENT
Seorang Jerman bernama Fischer diangkat menjadi penguasa Nazi di Pulau Nias oleh perdana menteri. Mereka membuat lencana (insinye) Swastika Nazi. Mereka pun memutuskan untuk mengadakan kontak dengan Sekutu satu poros mereka yakni Jepang yang berada di Tapanuli.
Belanda dan Inggris ditangkap oleh Jepang dengan bantuan Jerman pada 6 April 1942 . Kelompok tahanan pun diangkut ke Sibolga pada pekan berikutnya yang mengikutsertakan 22 warga negara Jerman, kecuali sang komandan yang dievakuasi ke Jepang
Tentara Jepang mendarat di Pulau Nias dan disambut hangat dengan bendera, gerbang kehormatan, dan nyanyian Indonesia Raya pada 17 April 1942. Waktu itu terdapat 37 orang Jerman yang berpartisipasi dalam penyambutan Jepang di samping agenda penghormatan kepada sang penguasa, Hitler. Tiga hari kemudian, 2 orang Jerman bersama orang Jepang pun merayakan hari ulang tahun Adolf Hitler.
ADVERTISEMENT
Lewat laut dalam pada 22 April 1942 Jepang berhasil menduduki Telok Dalam dan Pulau Hilisimaetano. Sisa-sisa orang Belanda di Pulau Hilisimaetano diberangus habis. Semenjak itu jua, Pulau Nisa telah jatuh ke tangan Jepang setelah pemerintahan internir Jerman. Begitupun dengan Dr. Heidt anggota dari Partai Nazi Bandung yang merangkup pemerintah Belandad di Pulau Nias tewas bunuh diri pada Agustus 1942 yang tak tahan karena kesepian dan kelicikan politik Jepang guna memberangus Nazi di Nias dan menguasai Hindia Belanda.
Sumber foto : http://niassatu.com
Ensiklopedia Indonesia 1983
Anwar, Rosihan. 2010. Sejarah Kecil Petite Historie Indonesia Jilid 1. Jakarta : Kompas.